Suasana tegang memenuhi ruangan Pak Syam, dosen yang kemarin menyuruh Raja dan Nana memanggil kedua orang tuanya. Kedua orang tua Raja dan Nana baru saja sampai, yang semakin menambah suasana tegang diantara mereka.
Raja dan Nana hanya menunduk saat Pak Syam menjelaskan maksud para orang tua mereka dipanggil. Baik Nana maupun Raja sejak tadi merasa resah.
"Raja, Nana, silahkan kalian keluar terlebih dahulu. Masih ada yang ingin saya sampaikan kepada kedua orang tua kalian," ucap Pak Syam, kedua mahasiswa itu mengangguk saja.
Setelah keluar, Raja dan Nana sudah disambut dengan tatapan khawatir milik Andy, adik dari Raja.
"Mas! Kak Nana!" panggil Andy.
Keduanya mendongak. "Lho? Kamu ikut?" tanya Raja heran.
"Iya, aku minta ikut."
"Sekolah kamu?"
"Izin. Udah jangan bahas aku dulu, sekarang aku tanya. Kenapa kalian sampai berantem?" tanya Andy menatap kedua remaja yang lebih tua darinya itu.
Mereka berdua bungkam.
"Kok diam?" Andy menatap mereka penuh tuntutan penjelasan.
Raja menghela napas. "Mas--""Nana! Huh, huh, maaf Teteh telat," sela seorang perempuan yang baru datang, ia terlihat habis berlarian.
"Mba Luna?" Teh Luna yang baru saja selesai mengatur napas dibuat mematung dengan sosok yang memanggilnya dengan Mba Luna, sosok yang dia kenal.
"Andy?" Andy sendiri tak kalah terkejut melihat perempuan itu ternyata orang yang selama ini ingin ia temui.
Detik berikutnya, mereka berdua melepas rindu dengan berpelukan. Sedangkan para saudaranya hanya bisa mematung melihat pemandangan didepan mereka.
"Kalian ... saling kenal?" Raja membuka suara.
Andy dan Teh Luna melepaskan pelukan mereka, lalu keduanya mengangguk bersama.
"Kok bisa?" tanya Nana ikut menimpali.
Andy dan Teh Luna saling tatap, sedikit khawatir untuk menjelaskan semuanya. Mereka tentu sadar ini bukan waktu yang tepat.
"Hm, nanti aja kami jel--"
"Sekarang." Raja dan Nana berujar kompak dengan suara dingin masing-masing.
Melihat aura yang mulai tak enak dari keduanya, Andy dan Teh Luna semakin ragu untuk menjelaskannya. Tapi jika tak dijelaskan semuanya, mereka akan terus memaksa. Baiklah, semoga ini keputusan yang tepat.
"Teteh dan Andy sebenarnya udah pacaran selama kurang lebih setahun. Kita kenal waktu Teteh pernah dapat kerjaan di Surabaya, waktu itu Andy juga lagi study tour disana. Kami enggak sengaja ketemu saat Andy bantuin Teteh yang hampir kecopetan waktu itu. Kita mulai dekat selama beberapa hari disana, waktu Andy harus pulang kita lanjutin lewat chat. Lama kelamaan kita dekat lalu rasa itu mulai tumbuh gitu aja. Akhirnya kita mutusin untuk pacaran, selama pacaran kita saling cerita satu sama lain tentang keluarga, tapi kita enggak pernah sebut namanya. Makanya kita enggak saling kenal," jelas Teh Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mai[son] ✓
Fiksi PenggemarBook 4🕊 [Sudah end]✓ [Belum revisi] Maison dalam bahasa Prancis artinya rumah. Didefinisikan sebagai bangunan yang tak kasat mata, atap adalah kenyamanan dan hangat adalah pertemuan. Bagi sebagian orang 'rumah' bagi mereka adalah keluarga, namun b...