23. membuka identitas

2.8K 338 49
                                    

_____________________
________________
__________
Malam ini terlihat begitu indah. Gus Farzan dan keluarganya sudah siap untuk berangkat ke rumah Nazira.

Ya, kali ini Gus Farzan mengajak kedua orang tuanya serta Gus Farhan  untuk pergi ke rumah Nazira.

Zayra tidak bisa ikut karena saat ini ia tengah hamil muda.

"Bi, kita ke sana naik motor aja ya. Soalnya mobil gak muat masuk gang rumah Nazira," ucap Gus Farzan.

"Yaudah,kamu boncengan sama Farhan ya. Biar Abi boncengan sama Umi," ucap Gus Syaqil diangguki oleh sepasang saudara kembar itu.

Gus Farzan berjalan menuju ke arah motor sport miliknya dan segera naik.

"Ayo Han,biar gue yang nyetir," ucap Gus Farzan ketika sudah berada di atas motor.

"Kok gue punya firasat buruk ya," gumam Gus Farhan. Sebenarnya ia sedikit takut naik motor bersama saudara kembarnya itu karena biasanya Gus Farzan naik motor dengan kecepatan tinggi.

Perlahan tapi pasti, Gus Farhan mulai berjalan menuju ke arah motor tersebut. Ia kemudian naik di belakang Gus Farzan.

Gus Farzan segera menyalakan motornya dan mereka pun berangkat disusul oleh Gus Syaqil dan Queen yang juga menaiki motor di belakangnya.

Gus Farhan memeluk pinggang saudara kembarnya dengan erat tatkala Gus Farzan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

"Jangan peluk kenceng-kenceng Han. Geli tau," ucap Gus Farzan masih fokus mengendarai motornya.

"Makannya pelan-pelan naik motornya." Gus Farhan semakin mengeratkan pelukannya.

"AWAS TIKUNGAN!" Teriak Gus Farhan saat melihat tikungan yang tidak jauh darinya.

Bukannya menurunkan kecepatan motornya, Gus Farzan malah semakin menaikkan kecepatan motornya.

"Pelan-pelan pak supir," ucap Gus Farhan yang sepertinya sudah sangat takut.

"Astaghfirullahalazim." Gus Farhan beristighfar saat saudara kembarnya semakin menaikkan kecepatan motornya.

Gus Farzan hanya terkekeh kecil melihat tingkah saudara kembarnya itu.

Kini mereka berdua sudah sampai di depan rumah Nazira. Hanya butuh waktu lima belas  menit untuk mereka tiba di sana.

Setelah turun dari motor, tubuh Gus Farhan gemetaran, jantungnya berdebar kencang dan keringat dingin terus bercucuran membasahi wajahnya.

Setelah memarkirkan motornya, Gus Farzan berjalan menghampiri saudara kembarnya yang sejak tadi hanya terdiam.

"Kenapa lo Han?" Tanya Gus Farzan.

"Lo mau ngajak gue mati hah?? pokonya nanti kalo balik gue yang nyetir." Gus Farhan benar-benar tidak kuat jika saudara kembarnya yang menyetir motor.

Gus Farzan terkekeh, "iya iya."

"Kalian cepet banget sih, Abi sampe ketinggalan," ucap Gus Syaqil yang baru saja tiba di sana.

"Farzan nih Bi. Dia naik motor udah kayak ngajak mati," ucap Gus Farhan menunjuk saudara kembarnya.

Gus Syaqil segera memarkirkan motornya kemudian turun dari motor bersama dengan sang istri.

"Ayo kita masuk," ajak Gus Syaqil.

"Kita lewat pintu belakang aja yuk. Kayaknya lagi ada tamu," ucap Gus Farzan yang melihat beberapa orang dari jendela.

Orang-orang yang berada di dalam rumah itu tidak bisa dilihat jelas oleh Gus Farzan.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang