Sudah Membayarmu

8 3 4
                                    

Holaaa, balik lagi sama sama emaknya Sera dan Shawn neh. Sebelum baca, jangan lupa vote-nya, ya. Ditangih sama Sera sampek kebawa mimpi katanya, hehe.

Happy reading!!!

~~~~

"Aku Sera Seymour." Sera mengulurkan tangannya tapi Shawn justru menatapnya dengan tajam, seolah Sera adalah musuh bebuyutannya.

"Apa kau sudah gila, Nona Seymour?" desisnya. "Apa kau tahu betapa sibuknya sekarang aku?"

"Apa kau sedang sibuk?" tanya Sera dengan polosnya membuat Shawn semakin geram.

"Sangat!" jawab Shawn singkat dan cuek.

"Larry, hubungi manager tempat Shawn bekerja dan katakan pada mereka malam ini Shawn libur karena sedang bersamaku!" titah Sera seenak hati, membuat Shawn melongo.

"Baik, Nona Seymour!"

"TIDAK!" bantah Shawn tegas. "Aku tidak punya urusan apa pun denganmu, gadis kecil. Jadi aku tidak bisa bersamamu dengan urusan apa pun."

"Gadis kecil?" ulang Sera yang langsung menunduk, memperhatikan dirinya sendiri. "Aku sudah 18 tahun, Tuan Alexander. Aku bukan gadis kecil lagi, bahkan aku sudah bisa berkencan dan bercinta dengan pria tanpa izin waliku."

"Nona Seymour!" tegur Larry yang langsung memelototi Sera. "Jaga apa yang kau bicarakan."

"Aku hanya mengatakan apa yang umum terjadi," kilah Sera santai, sementara Shawn yang mendengar kata-kata konyol Sera hanya bisa membuang napas kasar. "Jadi, Tuan Alexander!" Ia kembali menatap Shawn dengan manis.

"Kau sudah makan malam atau belum? Aku bisa mengajakmu makan jika belum. Jika sudah, aku bisa mengajakmu jalan-jalan. Apa pun, terserah kau saja." ia menawarkan penuh percaya diri, yakin Shawn tidak akan menolaknya karena Sera tidak pernah menerima penolakan selama hidup.

"Aku mau kembali bekerja!" tegas Shawn setelah itu ia melongos pergi. Sera mencoba menghentikannya tapi dicegah oleh Larry.

"Kita mencarinya dengan susah payah, lalu kau mau aku melepaskannya begitu saja?" dengus Sera. Ia menatap punggung Shawn yang semakin menjauh. "Oh, Astaga! Melihat punggungnya saja sudah terlihat dia pria yang sangat tampan dan gagah," racaunya.

"Saatnya pulang, Nona Seymour!" seru Larry tak mengindahkan racauan menggelikan itu. "Ingat, sekarang Tuan William ada di New York dan mungkin besok pagi dia akan pergi lagi. Jadi, apa kau tidak ingin menghabiskan waktu bersama kakakmu, hem?"

Sera menghela napas berat, menemukan waktu bersama sang kakak memang sangat sulit sehingga ia tidak boleh melewatkan kesempatan yang ada ketika kakaknya pulang.

"Ah, aku bisa menemukannya lagi nanti." Sera menghela napas pasrah. "Shawn Alexander, 28 tahun. Pekerjaan sopir dan pengantar pizza, oke. Bisa kalian berikan alamat rumahnya juga padaku?" Ia meminta pada polisi yang masih setia menemaninya.

"Baik, Nona Seymour. Sesuai permintaan Anda."

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Shawn pulang ke rumah setelah tidak ada pekerjaan lagi. Ia menghampiri ibunya yang tertidur pulas di atas ranjang kecilnya.

"Sebentar lagi aku bisa membeli ranjang yang lebih nyaman untukmu, Mom," ucapnya sambil mengusap pipi sang ibu yang sangat tirus. "Kau bisa istirahat dengan nyaman jika ranjangnya juga nyaman."

Shawn memberikan kecupan hangat di kening sang ibu sebelum akhirnya ia pergi ke kamarnya sendiri. Kamar yang juga sangat kecil dan hanya memiliki kasur lantai sederhana. Shawn berbaring, menatap langit-langit kamarnya yang sudah kusam.

Suami Bayaran Nona SeymourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang