Sudut bibir Rossie langsung tertarik ke atas ketika penglihatannya dimanjakan oleh senja di ujung pantai Jimbaran. Warna jingga yang meredup seolah tidak pernah habis untuk dikagumi. Rossie sering menikmati senja di pantai, tetapi sampai sekarang tidak pernah bosan.Sore ini pertama kalinya Rossie mengajak Megumi keluar rumah. Ia yakin Megumi juga cukup bosan jika hanya dikurung dalam rumah saja. Setelah matahari tidak terlalu tinggi, Rossie bergegas membawa Megumi ke Pantai Jimabaran yang berjarak tidak jauh dari rumah Jeffry. Ia bisa dengan santai keluar masuk rumah Jeffry tanpa sembunyi-sembunyi.
Jeffry mengakui Rossie sebagai saudaranya yang sedang dikejar-kejar oleh mantan suami psikopat. Dengan cerita penuh drama itu, para perangkat desa percaya dn mengizinkan mereka tinggal dalam satu atap. Entah ada kecurigaan yang tersembunyi atau tidak, yang jelas mereka menerima kehadiran Rossie dan Jeffry dengan baik. Well, hal tersebut tidak luput dari reputusi baik keluarga Widjaja. Selama memiliki rumah di daerah tersebut, Jeffry sudah membangunkan tempat beribadah bagi masyarakat yang mayoritas beragama Hindu itu. Pun ia tidak pernah absen memberikan bantuan untuk kegiatan desa. Ah, mendengar hal itu Rossie terkadang berpikir jika Jeffry memiliki bakat sebagai penulis novel.
"Cantik banget ya, Me?" tanya Rossie sambil menoleh ke arah Megumi yang sedang asyik memainkan telinga panjang boneka kelinci di tangan. Boneka itu adalah hadiah pertama dari Jeffry.
Rossie lantas duduk jongkok sambil tersenyum lebar. Ia mengusap pipi gembul Megumi dengan lembut. "Aduh seneng banget yang dapat hadiah dari Daddy."
Tidak ingin melewatkan pesona sunset di Pantai Jimbaran, Rossie kemudian berswafoto dengan Megumi. Menurutnya Pantai Jimbaran memiliki banyak keistimewaan. Selain romantisme sunset yang tidak boleh dilewatkan, makanan di sana juga terkenal sangat lezat. Seperti julukannya, Jimbaran dikenal sebagai daerah para nelayan dengan hasil laut yang melimpah.
"Wah, bagus." Rossie berdecak kagum ketika melihat Megumi yang tersenyum menghadap kamera. Ternyata bayi berusia 4 bulan itu cukup fotogenic.
Udara malam yang mulai menusuk kulit, membuat Rossie segera membawa Megumi untuk pulang. Sesampainya di rumah, Megumi yang sudah terlelap dipindahkan oleh Rossie ke box bayi. Namun, Rossie tidak melihat boneka kelinci yang sedari tadi dipeluk oleh Megumi. Ia buru-buru mencari boneka tersebut ke seluruh ruangan, kolong tempat tidur, belakang kursi dan semua sudut."Aduh di mana sih?" keluh Rossie yang tidak kunjung menemukan boneka tersebut.
"Kamu nyariin apa?" tanya Jeffry yang baru saja tiba di rumah.
"Ah, kamu udah pulang ternyata." Menoleh ke arah Jeffry lalu Rossie mendekat. "Titip Megumi ya, aku mau ke pantai."
"Ngapain?" tanya Jeffry sambil memandang Rossie yang sudah lari terburu-buru.
"Cari mainannya Megumi," jawab Rossie sambil berteriak.
"Ck... dasar." Jeffry berdecak lalu buru-buru mencuci tangan untuk memberikan kecupan kepada sang putri. Baru beberapa jam tidak bertemu, rasanya kerinduan Jeffry sudah meluber. Setiap detik hanya ingin memandang wajah Megumi. Ah, seperti orang yang sedang kasmaran.
Rossie menghabiskan waktu cukup lama untuk mencari boneka kelinci itu. Bahkan Jeffry sudah selesai membersihkan diri dan mengisi perut dengan mie instan.
Melirik waktu pada jam yang tergantung di dinding, lalu Jeffry mulai khawatir. Ia memeriksa Megumi yang masih tertidur pulas di dalam box bayi. Tanpa berpikir dua kali, Jeffry bergegas mencari Rossie ke tepi pantai. Hari sudah larut malam dan biasanya laut akan pasang. Cukup berbahaya.
Suasana pantai Jimbaran yang sudah mulai sunyi membuat Jeffry cukup kesulitan mencari Rossie. Sebab tidak ada orang yang bisa ditanyai.
Sambil mengedarkan mata di sepanjang tepi pantai, Jeffry berteriak menyebut nama wanita itu. "Rossie! Rossie!"
Cukup lama Jeffry menyusuri tepi pantai Jimbaran yang tidak terlalu luas. Namun, batang hidung Rossie belum juga terlihat.
"Rossie! Ros! kemana sih dia?"
Saat Jeffry mulai putus asa, ia melihat siluet seorang wanita yang hampir terseret ke pantai. Tanpa berpikir panjang, Jeffry langsung berlari menghampirinya. Langkah Jeffry semakin cepat ketika menyadari jika wanita itu adalah Rossie.
"Ros! Rossie!" Jeffry langsung terjun ke laut dan berenang untuk mencari Rossie. Namun sayang, pribadi wanita blonde itu sudah tidak tampak lagi.
TO BE CONTINUED....
selamat membaca beb 😘
Baca lebih cepat di Karyakarsa dengan judul yang sama yak 😘😘😘
selamat malam senin, langsung kabur takut kena timpuk karena kasih spoiler bulan gosong 😳😳😳
☻️☻️☻️☻️☻️☻️☻️
Spoiler :
Gelora panas langsung menyelimuti tubuh mereka. Jeffry melepaskan celana Rossie dan tersisa panties warna merah muda yang tampak menggemaskan.
"Kamu bisa bilang berhenti kapanpun kamu mau," ucap Jeffry sambil mengatur napasnya yang terengah.
Lalu kepala Rossie menggeleng memberikan jawaban. Sepersekian detik mata mereka saling berpandangan, seolah melakukan interaksi dalam diam. Rossie kembali jatuh ke masa-masa mencintai Jeffry dengan seluruh hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)
Storie d'amore[ADULT AREA] Bagaimana kalau kamu bertemu lagi dengan mantan pacar dan menjadi babysitter anaknya? Rossie Olena merasa tidak berkutik karena bertemu kembali dengan Jeffry Tanoe Widjaja, putra konglomerat pemilik Widjaja Tobacco Indonesia sekaligu...