Nesya memandang langit di sore itu dengan penuh pertanyaan di pikirannya, apa yang akan ia lakukan setelah lulus nanti, pergi melanjutkan pendidikan di luar negeri atau fokus menjalani usaha yang sudah dirutininya.
"Nesya..."
Panggil seorang paruh baya yang sedari tadi terdiam memandanginya.
"Iya mah" Jawab Nesya dengan sedikit terkejut.
"Apa tujuan kamu setelah lulus nak? Mamah ndak apa apa kalau harus kamu tinggal untuk melanjutkan pendidikanmu, kamu punya mimpi yang tinggi jadi kejar mimpi kamu ya" Ucap bu Nesi sambil mengusap lembut kepala anaknya.
"Mah, aku sudah janji dengan diri aku sendiri, untuk terus bahagiain mamah sampai kapanpun, karena mamah adalah satu- satunya orang yang ada dalam proses hidupku." Ucap Nesya dengan memeluk tubuh mamahnya dengan erat.
Pukul 03.00 malam Nesya terbangun dari tidurnya, ia terus merasa gelisah sepanjang malam, ia berjalan ke kamar mandi ingin mengambil wudhu untuk shalat malam dan meminta petunjuk dari tuhan.
"Tuhan, apapun yang terbaik untukku tolong tetapkan padaku, beri aku petunjuk di dalam hidupku, petunjuk yang terbaik menurutmu, berilah kematangan dan kesiapan hatiku jika nanti rencanamu tidak sesuai dengan mimpiku."
***
"Sya hari ini kamu tidak ada kegiatan?" Tanya Nesi yang sibuk di dapur
Nesya tidak menjawab pertanyaannya, karena masih melamun.
"Nesya" Teriak mamahnya.
"Eh apa mah? Mamah panggil Nesya?" Nesya yang sontak kaget tidak sengaja hampir terjatuh dari tempat duduknya.
"Kamu nih ya pagi-pagi udah ngelamun aja, pasti kamu lagi ngelamunin si jaemin kan?" Jawab mamahnya sambil tertawa.
"Ah mamah ga boleh gitu sama mantu, Nesya lagi mikir nanti mau pake adat apa ya, terus Nesya juga harus ada waktu buat ngajarin mamah bahasa mereka, masa nanti kalo ditanya mamah jawabnya, nggeh, rapopo, ora" Jawab Nesya yang penuh antusias.
"Udah kamu makan dulu gausah kamu mikirin si jaemin, mamah pusing dengernya"
"Yeh kapan lagi punya mantu idaman kaya jaemin" Jawab Nesya sambil tertawa.
Selesai menghabiskan makanannya Nesya bergegas untuk membuka leptopnya, ia sangat percaya diri untuk mendaftarkan dirinya mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri, ia mulai memasukkan data diri dan mengisi form yang tertera di laman website tersebut.
"Aish, banyak juga yang ikut, heran kenapa orang-orang pinter amat ya, gue yang otaknya pas-pasan pd banget buat bersaing ama banyaknya manusia disini" Ujar Nesya.
Setelah selesai dan mastiin kalau semua sudah terisi Nesya langsung bersiap-siap untuk pergi ke kantornya.
"Pagi semua" Sapa Nesya dengan senyum manis sambil melompat lompat.
Nesya memiliki usaha yang sudah ia jalankan semenjak ia masih duduk di bangku sekolah, karena dirinya bukan dari keluarga berada, ia menghabiskan masa mudanya dengan usaha dan belajar untuk mengubah nasib keluarganya.
"Pagi bu, bu hari ini ada meeting perihal kerjasama yang pekan lalu kita ajukan" Ujar siva dengan membawa map yang berisi berkas berkas untuk materi meeting nanti.
"Oh yaudah, kamu siapkan saja ruangannya, nanti saya nyusul"
"Baik bu" Ujar siva.
Siva membereskan ruangan meeting dengan dibantu rekan lainnya, mereka
menyiapkan pencuci mulut serta air mineral diatas meja."Kayaknya mereka udah dateng, tolong kamu lanjutkan ya, nanti saya akan panggil bu Nesya untuk segera ke ruang meeting"
Siva langsung bergegas membukakan pintu untuk tamu.
"Siva saya harus keluar, nanti kalo ada apa-apa tolong kabari saya ya" Ucap Nesya yang lagi sibuk merapihkan dokumen-dokumennya.
"Siap bu beres" Jawab siva dengan mengacungkang jempolnya sambil menunjukkan senyum manis dengan giginya yang rata sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir dan Temu
RomanceSemesta yang mentakdirkan dan mempertemukan hingga akhirnya menjadi tempat tujuan. Anak sulung dari keluarga yang tergolong rendah, diusia nya yang masih muda tapi ia berusaha untuk mewujudkan mimpi nya, masa muda yang seharusnya asik kongkow bareng...