| 01 : Agrani |

716 20 4
                                    

ł Happy Reading ł
~
~
~
Kalo ada typo komen yak!


Ruangan serba putih, tampak cantik dengan bunga mawar putih yang juga ikut menambah wangi ruangan yang akan menjadi tempat bersatunya dua insan.

Kursi kursi tempat saksi, penghulu dan mempelai pengantin terletak tepat di tengah ruangan. Pas sekali, hingga semua tamu dapat menyaksikannya dengan jelas.

Selain karena tata letak, jumlah tamu juga mempengaruhi. 25 orang. Dan semua adalah sanak saudara mempelai lelaki, tentunya kecuali 2 orang ; ayah dan ibu mempelai wanita.

Waktu akad pun tiba, mempelai lelaki menjabat tangan lelaki paruh baya di depannya, mengucapkan serah terima tanggung jawab wanita cantik disampingnya; Agrani Mahesh Kriya.

"Salim sama suaminya Nak," suara penghulu mengalihkan fokus Agrani dari lamunannya.

Melamun nasibnya yang harus menikah dengan Kailash.

Dengan sangat terpaksa, menahan jijik, Agrani mengambil tangan Kailash dan mendekatkan tangan kurus itu untuk ia cium dengan hiasan kepalanya. Mana sudi Agrani menyentuh lelaki cacat ini.

"Sekarang, mempelai lelaki cium kening istrinya," Ucap pak penghulu, seketika ruangan diisi keriuhan.

Susah payah Kailash mendekati istrinya, Agrani.

Menyadari putrinya mematung, Lefi memegang pundak Agrani dan mendorongnya untuk mendekat ke Kailash.

"Ingat, apa tujuan kamu!" Bisik Lefi sambil mencengkeram kuat.

Agrani menahan ringisan, lalu terpaksa menunduk, mendekatkan keningnya ke bibir Kailash.

Tepat sebelum bibir Kailash menyentuh keningnya, Agrani merundukan kepalanya, membuat bibir Kailash mencium hiasan kepala Agrani.

Awh...

Bibir Kailash sobek dan berdarah.

"Ah, maaf."

Nada suara Agrani terdengar bersalah, tapi senyuman di wajahnya berkata lain.

Ia memang sengaja.

Mana sudi Agrani disentuh Kailash. Sebuah hal yang tidak sempurna tidak layak berada di kehidupannya. Khusus untuk Kailash, pengecualian. Sebab ada banyak hal yang mendesak Agrani melakukannya.

Kailash peka arti senyum Agrani, tapi ia mencoba tetap berfikir positif.

Mungkin hanya perasaanku saja.

Bibir Kailash tersenyum meski itu membuat bibirnya bertambah perih.

"Tidak papa," ucap Kailash sambil menghapus darah di bibirnya.

Belum sampai satu jam mereka menikah, Kailash sudah mendapatkan kekerasan. Semoga kamu kuat Kailash.

Selamat datang di neraka Kailash Hadirdja...

Setelah acara akad, mereka melakukan resepsi kecil, makan makan bersama. Selama acara ini berlangsung, Kailash tak henti memandang wajah cantik Agrani.

Agrani sendiri memilih memainkan handphone, mengalihkan rasa kesalnya karena harus duduk di samping lelaki cacat yang sangat disayangkan adalah suaminya.

Lagi, mumpung tidak ada yang memperhatikan mereka, dan Agrani harus menjaga Imej dengan memasang wajah manis yang tulus.

Meski Kailash tak bosan sama sekali, jelas karena ia suka melihat Agrani, Kailash khawatir akan kesehatan Agrani karena sejak tadi Agrani belum memakan apapun dan memutuskan membuka pembicaraan.

AGRANI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang