38. Foto studio

8.2K 433 50
                                    

Kala tak tau jika Rumah singgah yang di maksud membuat nya cukup terkejut, gadis itu di kelilingi beberapa anak yang tengah belajar membaca dan menghitung bersama Panca, Rona juga Nath.

"Nah, Jadi ini nama nya Kak Kala! Adik nya Ka Rona yang waktu itu kita bicarain." Panca berujar memperkenalkan Kala yang duduk sejajar dengan mereka.

Merapihkan kembali buku-buku setelah pelajaran selesai.

"Oh ini yang di sukain sama ka Nath?"

Nath yang sejak tadi diam, membulatkan mata nya. Astaga, engapa mereka lemes sekali?

"Hah?" Kala napak tak mengerti.

"Engga, Ga papa." Nath tersenyum begitu tipis, wajah nya memerah menahan malu. Meski beberapa kali sudah terang-terangan mengatakan jika ia menyukai Kala.

"K coba kamu kenalin diri kamu sama mereka."

"Hallo semua?" Gadis berwajah pucat itu terseyum tipis. "Apa kabar?"

"BAIKKK!" Jawab mereka.

"Seneng bisa ketemu langsung sama Kalian, biasanya aku cuma di ceritain sama Ka Rona aja." Ia berujar pelan.

"Mungkin ini pertemuan pertama kita, jadi aku belum bisa kasih hal menarik buat kalian. Tapi di pertemuan selanjutnya. Semoga kita bisa sama-sama belajar ya."

Senyum di bibir Kala tak kunjung luntur, meski kini lengkungan Bibir itu jarang terlihat karna tertutup kesedihan.

"Ka Kala udah sembuh? Kata ka Rona kamu kemarin sakit?"

Kala melunturkan senyum nya, menatap salah seorang anak kecil yang bertanya.

"Udah, Ka Kala udah sembuh. Sakit nya gak yang parah kok. Ka Kala di rawat sama Ka Rona makanya cepet sehat. Ka Rona kan Dokter." Kala dapat merasakan tangan nya di genggam Rona, seolah gadis itu memberi kekuatan.

"Wahh, Aku pengen jadi dokter juga ah!"

"Iya bagus!" Gadis itu berseru. "Belajar sama Ka Rona biar bisa jadi dokter."

"Kalo ka Kala cita-cita nya apa?"

"Hidup lebih lama." Kala tertawa kecil saat mereka nampak tak mengerti apa yang ia ucapkan, Menggeleng samar. "Ka Kala bingung cita-cita nya apa. Tapi kalo yang kamu maksud sebuah keinginan. Ka kala punya banyak. Ada sepuluh!"

"Kenapa cuma sepuluh?" Tanya Nath bingung. "Bukanya kita harus punya banyak keinginan, dan impian?"

Gadis itu menatap Nath. Terseyum tipis. "Menurut aku, sepuluh udah terlalu banyak. Tuhan juga pasti bingung mau kabulin yang mana dulu?"

"Kalo Keinginan Ka Kala gak tercapai?"

"Itu hak Tuhan—"

"Ehh kok obrolan nya jadi serius gini?" Rona nampak menyahut, "Santai aja, ka Kala sebenernya suka bercanda kok. Cita-cita nya jadi apa K? Dulu kamu bukanya mau jadi Dinosaurus?"

"Ngomong-ongomong Kalian tau Aussie gak? Pemain film itu loh. Dia itu Kakak nya Ka Kala."

"Wah iya?"

Kala mengangguk kecil, "Mba Aussie juga adik nya Ka Rona!"

"Kok ka Rona gak bilang kalo punya sudara artis."

Rona tertawa kecil, kembali mencairkan suasana yang sebelum nya sempat membeku. Ia beberapa kali memeluk Kala yang tubuh nya di lapisi kardigan rajut bermotif kotak.

"Ka Rona sayang kamu K." Bisik nya pelan. "Sayang banget."

~•~

Aussie terseyum begitu tipis, beberapa kali membenarkan anak rambut Kala yang terjatuh. Gadis itu mengajak sang adik untuk datang ke acara gala premier salah satu film nya yang tayang perdana hari ini.

Kala, Dan 10 Pinta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang