𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐗𝐈𝐈 : 𝐃𝐄𝐂𝐈𝐒𝐈𝐎𝐍

2.1K 289 12
                                    

Semuanya kini mengurus mayat-mayat yang bertebaran itu. (Name) membawa seorang mayat militer bersama Wootaek, memapah tubuh tak bernyawa itu ke ruang dimana mereka akan dibalut kain.

Setelah kedua empu itu menaruh mayatnya di dasar lantai, Aeseol menghampiri mereka. Wootaek pun menoleh pada Aeseol, "Park Ji-Young, SMA Hamil." Ucapnya pada Aeseol yang bertugas mencatat nama-nama anggota militer itu.

Aeseol hanya memandang mayat yang Wootaek dan (Name) bawa. Tatapannya itu terlihat hampa. (Name) berdiri, lalu menepuk bahu Aeseol pelan. "Aeseol-a, Park Ji-Young, SMA Hamil."

Aeseol sedikit terjengit saat (Name) menepuk pundaknya, lalu mengangguk. Perempuan itu menulis nama yang dibilang oleh (Name) di kertas yang ia bawa, lalu menaruh kertas tersebut di samping mayat itu.

Taeman mengungkit pembicaraan, berkata bahwa orang yang mereka selamatkan tadi itu matanya terlihat hampa. Mereka semua hanya mendengar lelaki itu berbicara, orang yang mereka selamatkan tadi terlihat menyedihkan.

╾╼

Makan malam tiba, semuanya duduk di tempat makan disitu yang bentuknya seperti kantin sekolah, tentu karena gedung penampungan itu adalah bangunan sekolah.

Yojung membawa 3 mangkuk mie di tangannya, lalu memberinya pada tiga orang yang mereka selamatkan. "Kalian pasti lapar, makanlah." Ucap Yojung.

Ketiga orang itu menatap lamat mie itu, lalu memakannya. Yoonseo memegang gagang sendoknya, tetapi tidak memakannya. Perempuan itu kemudian berdiri, dan hendak berjalan keluar. Belum beberapa langkah, namun (Name) yang baru datang membawa mie itu menyangkal tangan kiri Yoonseo.

Yoonseo menoleh pada (Name) yang menatapnya dengan sedikit kesal, "Lepaskan." Lirih Yoonseo, tapi (Name) tentu tak akan melepasnya. "Makan. Yojung sudah membuatnya, lebih baik daripada kau membuat perkara."

Tangan (Name) masih menyangkal tangan Yoonseo. Teman-temannya melihat itu bingung, termasuk Yojung. "Mungkin Yoonseo ingin ke kamar mandi, (Name).." (Name) menatap Yojung, menatapnya dengan mata menyipit.

Tangan Yoonseo dengan cepat melepas tangan (Name) yang mencekalnya, lalu mendorongnya dan berlari.

Hal itu tentu membuat kuah mie (Name) sedikit tumpah karena dorongan Yoonseo, membuat gadis itu sedikit kesal. "Yak!" (Name) meletakkan mie-nya di meja yang di duduki Yojung, lalu berlari mengejar Yoonseo.

Yojung melihat itu sempat bingung, dan menatap Yeonju. Yeonju mengangguk cepat, membuat Yojung memutuskan agar mengikuti kedua orang itu.

(Name) memegang rak buku di sebelahnya setelah mengejar Yoonseo, terengah-engah. Perempuan yang ia kejar itu larinya begitu cepat. (Name) akhirnya berjalan pelan, menuju ke arah dimana Yoonseo berlari tadi.

Perempuan yang ia kejar itu sudah memegang senapan yang terletak disitu, entah punya siapa. Yoonseo menodongkan senapannya ke bawah dagunya, "Yoonseo, letakkan senapannya."

(Name) mendekati gadis itu perlahan, membuat Yoonseo juga sedikit berjalan mundur. "Ini salahku.. aku kabur sendiri.. di saat teman-temanku meminta bantuanku, aku kabur.."

Yojung pun akhirnya datang, melihat (Name) sedikit terdiam, namun perlahan maju. Ketua kelas itu terkejut melihat Yoonseo menodongkan senapan entah punya siapa itu ke dagu-nya.

"Yoonseo, aku tahu bagaimana rasanya. Tapi itu semua bukan salahmu, kami juga kehilangan wali kelas kami yang terus maju ketika beliau ketakutan, dan saat kami tak tahu apa-apa.." ujar (Name), menjawab perkataan Yoonseo.

Yojung di sebelahnya menatap lekat (Name), berharap agar gadis itu bisa menghentikan perbuatan Yoonseo. "Yoonseo, tolong letakkan senapannya." (Name) mengulangi perkataannya, menghentikan langkahnya ketika jaraknya tak lumayan jauh dari Yoonseo, meski perempuan yang ia dekati itu berjalan mundur.

𝐂𝐇𝐀𝐍𝐆𝐄 | 𝗗𝘂𝘁𝘆 𝗔𝗳𝘁𝗲𝗿 𝗦𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang