Kakak Ustadz S2: Raya & Haikal

723 141 20
                                    

Raya

Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haikal

Mereka adalah anak kembar tak identik dari Renjun dan Haechan Raya adalah anak kedua mereka yang lahir lebih dulu dari Haikal, sedangkan untuk si manis lahir lima menit setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka adalah anak kembar tak identik dari Renjun dan Haechan Raya adalah anak kedua mereka yang lahir lebih dulu dari Haikal, sedangkan untuk si manis lahir lima menit setelahnya.

Walaupun umur mereka hanya terpaut lima menit saja tapi jangan meragukan sifat ke-kakak-an Raya, gadis itu bahkan bisa lebih dewasa dari sang kakak sifatnya yang tegas serta dingin mampu membuat kedua orang tuanya kagum.

Tapi meskipun demikian emosi gadis itu masih belum bisa terkontrol, Raya memiliki emosi yang mengebu-gebu sama persis seperti sang ayah. Gadis itu akan menjadi sangat beringas ketika menyangkut adik tersayang-nya.

Raya akan menghajar siapapun yang berani menyentuh adiknya barang sejengkal pun, gadis itu tak akan pernah pandang bulu jika ada yang berani menyakiti si manis maupun itu orang dewasa ataupun anak-anak sekalipun.

Seperti sekarang ini gadis itu tengah memukul habis-habisan seorang kakak kelas yang sudah menyenggol sang adik sampai terjatuh.

"Ce sudah! Haikal tak apa-apa" kata pemuda manis itu seraya berusaha menenangkan sang kakak yang tengah menggila.

Namun semua ucapan si manis tak Raya pedulikan, gadis itu malah semakin gencar memukul kakak kelas mereka yang hampir sekarat.

"Ce!" Haikal memeluk tubuh Raya dari belakang, seraya terisak pelan memohon kepada sang kakak agar segera menghentikan aksinya itu yang bisa saja merengut nyawa orang.

"Cuih! Awas aja lu kalau masih cari gara-gara sama kita!!" pada akhirnya gadis itu memilih berhenti daripada harus melihat adik tersayang-nya menangis.

"Cece sudah keterlaluan kali ini" Raya hanya mendecih pelan begitu mendengar ucapan sang adik barusan.

"Kalau baba sampai tau kita pasti dalam masalah" Raya berbalik, menatap sang adik yang sekarang ini tengah menatapnya dengan takut-takut.

"Kalau baba tau, dia pasti hanya akan marah sama cece bukan sama kamu. Jadi jangan khawatir ya" kata Raya sembari mengusap rambut sang adik dengan penuh kasih sayang.

"Tapi cece melakukan ini semua karena Haikal, harusnya Haikal yang baba marahi bukan cece" Raya tersenyum simpul begitu mendengar ucapan sang adik barusan, benar-benar menggemaskan.

"Raya! Haikal! Ikut ke ruangan saya sekarang!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chenle hanya mampu menghela nafas lelah ketika untuk kesekian kalinya dirinya di panggil ke kesekolahan kedua adiknya, entah apalagi kali ini yang kedua adik manisnya itu perbuat.

"Lama-lama bisa mati berdiri gue" kata Chenle kesal sembari memijat pangkal hidungnya.

"Sabar Le, mungkin kali ini adik kamu di ganggu lagi" kata Jisung sembari mengusap pundak sang kekasih.

"Masalah yang mereka buat terlalu banyak, aku tak yakin masih bisa melindungi mereka lagi nanti" kata Chenle sembari berbalik, memeluk tubuh kekasih manisnya dengan penuh kasih sayang.

"Kalau baba sampai tau bukan hanya mereka, aku juga pasti terkena batunya" kata Chenle lagi seraya menghirup aroma sang kekasih yang selalu menjadi candu untuknya.

"Yang sabar ya, sana gih masuk Icung tunggu di luar" kata Jisung sembari menepuk pundak sang kekasih beberapa kali.

"Kalau bosen langsung pulang aja ya" kata Chenle sembari mencium kening sang kekasih.

"Hmm, hati-hati jangan marahin adik-adik kamu kasian mereka" Chenle hanya tersenyum simpul seraya mengetuk pintu ruangan guru bk.

Tok tok tok

"Assalamualaikum!!" salam Chenle sopan sembari mengetuk pintu sebentar, kemudian membukanya.

"Gege!" mata Haikal sukses berbinar begitu mendapati sang kakak yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Lu berdua ngapain lagi sih cil?" kata Chenle kesel sembari menatap kedua adiknya dengan tajam.

"Adik-adik kamu hampir saja membuat salah satu siswa kami merengang nyawa" mata Chenle sukses melotot begitu mendengar ucapan guru bk itu barusan.

"Pak jangan bercanda!! Adik-adik saya masih kecil mereka berdua tak mungkin melakukan itu" Chenle menatap kedua adiknya dengan penuh harap, berharap apa yang dikatakan oleh guru bk itu tak benar adanya.

"Banyak saksi yang melihat ketika adik perempuan kamu menghajar kakak kelasnya sendiri hanya karena masalah sepele" lutut Chenle rasanya lemas sekali begitu mendengar berita yang sangat tak mengenakan seperti ini.

"Panggil kedua orang tua kamu, kami ingin mereka mengetahui seberapa nakal anak-anaknya sampai-sampai hampir membunuh seseorang" Chenle mengusap rambut Haikal dengan penuh kasih sayang, berharap tangisan pemuda manis itu bisa mereda karenanya.

"Raya!! Kesini!" dengan malas gadis itu berjalan ke arah sang kakak yang sekarang ini tengah menatapnya dengan tajam.

"Kamu ngapain sih Ray?! Buat masalah terus kerjaannya!!, kamu tau gak sih seberapa keras kakak nyembunyi kelakuan kamu dari baba dan juga mama?!!" Raya hanya mampu menunduk, tak berani menatap sang kakak yang sekarang ini tengah marah besar.

"Ray kakak udah gak sanggup lagi, kali ini baba dan mama harus tau kelakuan kamu selama ini" Raya menggepalkan tangannya dengan erat begitu mendengar ucapan sang kakak barusan.

"Panggil aja!! Biar mereka tau seberapa sayang Raya sama Haikal!!" teriak Raya seraya menatap sang kakak dengan tajam.

"Ray--"

Setelahnya hening mereka semua lebih memilih tenggelam dalam pikiran masing-masing, sedangkan Raya hanya mampu menggigiti kuku-nya dengan perasaan takut yang mulai menyelimuti-nya.

Cklek

Atensi mereka semua teralih ke arah Renjun dan Juga Haechan yang baru saja membuka pintu.

"Apa yang terjadi?!" tanya keduanya kompak.

TBC

Hehehehe.. ˚ʚ🦊ɞ˚ʕ •ᴥ•ʔ

kakak ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang