SELAMAT MEMBACA!
***
Kelap-kelip lampu warna-warni menghidupkan suasana malam ini, cahaya rembulan menyinari nya dengan indah lantas menjadi saksi betapa banyaknya manusia di muka bumi, tempat pilihan terbaik dalam mengukir tawa dan melupakan sejenak masalah, orang-orang berlalu-lalang dengan sangat bahagia seolah-olah hidup tanpa kerikil kerikil yang manusuk tajam menyertai kentara dari sudut bibir yang melengkung, tidak sendiri tentunya bersama keluarga, teman maupun pasangan. Suara kebisingan di tempat ini sangat mengusik pendengaran.
Ramai adalah satu kata yang menggambarkan tempat ini.
Akhia duduk di sebuah bangku usang yang terbuat asli dari kayu dengan kaki yang ia ayunkan, gadis itu tengah menyantap bakso yang tadi di belikan oleh Rafa.
Rafa menatap lekat wajah cantik akhia dari samping, sang empu yang tersadar mendengus sebal, "ngapa lo liat, gue tau gue cantik tapi lo gak perlu liat gue sampe segitunya kali!" Ucap gadis itu tanpa menoleh.
Rafa yang di tangkap basah pun meringis malu, lalu memalingkan wajahnya asal.
"Lo laper apa doyan pelan-pelan ajah kali." Bagaimana tidak gadis itu makan seperti di kejar setan.
"Gue laper anjir dari pulang sekolah gue belum makan," Ucap nya menyeruput sisa kuah baksonya.
Gadis itu meneguk air mineralnya hingga tandas tak menyisakan setetes pun. Gadis itu meletakkan mangkuk bakso nya pada meja yang tersedia.
"Ahh anying kenyang!" Akhia memegangi perutnya yang tampak kekenyangan dengan punggung yang ia sandarkan pada tepi meja.
Rafa terbahak melihat kelakuan akhia, lucu saja baginya.
"Apa Lo ketawa-ketawa!" Ketus nya melirik sinis Rafa, enak saja cowok ini menertawainya.
"Lo lucu."
"Tau!"
Rafa menggerutu sebal dalam hati bisa-bisa nya gadis ini tidak peka padahal ia sudah berbuat se romantis mungkin, terbuat dari apa hati gadis ini menyebalkan sekali!
"Napa tu muka?!"
"Apanya? Ganteng?" Ucapnya sangat pede sembari menaik naikkan alis tebalnya.
Akhia yang melihat itu bergidik ngeri, "pede lu anying!"
Rafa terbahak, "lo mo duduk disini terus? gak mo nyoba itu?" Tunjuk nya pada permainan lempar kaleng di sebrang sana.
"Gue sih ngikut ajah yah."
"Yodah yuk." Rafa bangkit dari duduknya di ikuti oleh akhia, belum genap mereka melangkah, suara sahutan membuat kedua orang berbeda jenis itu berbalik dan meringis malu.
"Dek makanan nya tolong di bayar, saya disini juga buat nya pake duit, rugi saya!" Ucap ibu-ibu itu dengan wajah kesal, rupanya kedua manusia berbeda jenis ini lupa membayar makanan mereka.
"Anjir lu belum bayar Cok."
"Bayar woii!" Senggol akhia pada lengan Rafa.
"Iya-iya!" Ucap rafa mengeluarkan uang biru senilai lima puluh ribu dari saku celana nya lalu menyodorkan pada ibu itu.
Ibu-ibu itu menerima dengan wajah tak suka.
"Kalau pesan itu makanan nya jangan lupa di bayar, saya juga buat ini pake duit jangan enak-enak habis makan langsung tinggalin, bayar dulu dong saya rugi tau gak!"
Akhia kesal karena ibu ini terus saja mengoceh hanya karena dirinya lupa membayar, padahal Rafa juga sudah membayar nya.
"Yaa maap buk namanya juga lupa gimana sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
49 DAYS TRANSMIGRASI
Aktuelle Literatur"saran dari gue jangan jatuh cinta!" *** Semua orang akan mati namun mati lalu hidup kembali di kehidupan yang berbeda tidak pernah sama sekali terpikirkan dalam benak, bagaikan terlahir kembali namun dengan ingatan ingatan yang berbeda. Mencoba...