Lanjutan dari my lovely boss, tapi padahal udah gak ada bos-bosan lagi. Tapi yaudahlah ya, bebas dong ya.Happy reading..
.
.
.
Sana berdiri di depan kaca berukuran besar, memandangi tubuhnya dari sisi depan, samping, hingga belakang. Semakin dia melihat tubuhnya maka semakin pening pula kepalanya. Ini jelas tidak benar.
Sebenarnya tak ada yang salah, apa yang Sana harapkan dari tubuhnya yang kini tengah memasuki usia kehamilan yang ke tiga bulan. Tentu sangat normal bila baby bump sudah mulai terlihat disana.
Hingga pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Mata Sana berputar dengan malas kala melihat sang suami keluar dati kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya saja. Melihat keadaan Tzuyu, kembali lagi Sana harus di terjang kenyataan pahit.
"Para pria beruntung sekali kan..." gumam Sana yang tak sengaja di dengar oleh Tzuyu.
Pria itu yang hendak menuju lemari untuk mengambil piyamanya menjadi terurung, memilih untuk menghampiri sang istri terlebih dahulu.
Tzuyu memeluk Sana dari belakang, meletakan dagunya di pundak sempit milik sang istri. "Kenapa Sayangku? Apa ada yang salah?" tanyanya lembut.
Namun Sana malah berdecak kesal dan melepaskan pelukan Tzuyu pada perutnya. Dengan menghentakan kasar kedua kakinya Sana berjalan kearah ranjang. Naik ke sana dan langsung menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Tzuyu hanya memandang heran pada sang istri.
"Apa aku sudah melakukan kesalahan ya?" gumamnya sembari menggaruk belakang kepalanya sendiri. Tzuyu bergegas kearah lemari untuk mengambil piyamanya.
Harus bergerak cepat untuk bisa memeluk Sana segera, itulah yang dapat Tzuyu pikirkan. Teringat bisa hormon wanita hamil memang mudah sekali naik turun maka sekarang sedikit banyak Tzuyu sudah bisa membaca keadaan.
Setelah selesai memakai piyamanya, buru-buru Tzuyu naik ke ranjang mereka. Ikut memberingsut memasukkan dirinya di selimut kemudian mencari celah supaya bisa memeluk Sana dari belakang karena wanita itu memunggunginya.
"Sana sayangku..."
"Hmm.." deham Sana acuh.
"Besok aku tidak terlalu sibuk di kantor, bagaimana bila kita makan siang bersama lalu ku temani kau berbelanja. Bukankah kemarin kau bilang bila ingin memilihkan parfum baru untukku." itu usaha yang Tzuyu lakukan untuk mengalihkan emosi Sana yang sedang tak menentu.
Dan nampaknya berhasil.
Sana bergerak, dia memutar tubuhnya menjadi menghadap kearah Tzuyu.
"Benar?"
"Tentu saja, kau mau kan?"
Sana tersenyum cerah. "Baiklah, besok kita berbelanja ya."
Kepala Tzuyu mengangguk menurut. Merasa lega karena sudah berhasil membalikkan kembali mood Sana ke mode ceria lagi. Ini bukan hal mudah sebenarnya, terkadang Tzuyu harus menghadapi Sana saat sedang tantrum-tantrumnya. Maka tak jarang bila kadang Tzuyu tak berhasil. Dan akibatnya ialah ia harus mengalah bila Sana mengusirnya dari kamar dan tidak mau tidur bersama Tzuyu sehari.
.
Tzuyu terus tersenyum memandang kearah Sana yang tengah serius memilihkan parfum baru untuknya. Sebelumnya Tzuyu harus menurut pada istrinya itu saat Sana memaksanya membuang semua parfum lamanya yang Sana bilang baunya tidak enak dan hanya membuatnya makin mual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanficwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka