Warning Mature Chapter⚠️
.
.
.
.
."Aku akan kasih hukuman ke kamu karena udah berduaan sama Rama."
Setelah puas menjamah dada Karina, Navaro menyibak rok abu-abu gadis itu kemudian mulai meraba-raba paha hingga ke selangkangannya. Karina menggigit bibir bawahnya sendiri, khawatir suara desahannya sampai terdengar ke luar ruangan nantinya. Navaro masih menatap intens kekasihnya yang sedang menahan sensasi nikmat dari sentuhan tangan kekarnya.
Navaro mulai beringsut ke bawah kemudian melebarkan paha Karina. Ia pun menyelundupkan kepalanya ke dalam rok Karina dan mengecup paha gadis itu dengan lembut. Kecupan itu berubah menjadi jilatan hingga tanpa sadar Karina sudah merasakan celana dalamnya telah ditarik ke bawah oleh Navaro.
"Varo!" pekik Karina menghentikan aktivitas Navaro di bawah sana.
Karina menunduk menatap Navaro yang berlutut di bawah selangkangannya. "A-aku malu," tuturnya memalingkan wajah.
Navaro tersenyum lantas berdiri dan kembali mencium kekasihnya dengan cukup kasar. Ciuman yang berubah menjadi lumatan-lumatan, serta saliva yang saling beradu itu membuat ruangan dipenuhi oleh suara decapan ciuman mereka. Karina mengalungkan tangannya di leher Navaro, sementara Navaro menarik tengkuk Karina untuk semakin memperdalam ciuman mereka.
Mmhh... Unghh....
Tangan Navaro tak ingin menganggur, ia masih ingin menghukum Karina sampai gadis itu berada di puncaknya nanti. Tangannya beralih lagi ke bawah sana, menyentuh milik Karina yang tembam kini tak berpenghalang apapun. Milik Karina yang bersih tanpa adanya bulu halus itu terus di usapnya memutar. Sesekali Navaro memelintir milik Karina yang berbentuk seperti 'bijih jagung' itu hingga membuat sang empu meliuk-liuk kenikmatan.
"You like it?" tanya Navaro dengan nada suara rendah, yang malah terdengar begitu sexy bagi Karina.
Karina menganggukkan kepala pelan dengan bibirnya yang masih ia gigit.
"Jangan digigit," tutur Navaro meraih bibir Karina dengan tangan kirinya kemudian dielusnya pelan. "Desahkan namaku," sambung setengah berbisik tepat di samping telinga Karina.
"N-nantih ada yang d-dengar... Ouhh!" Karina sampai membusungkan badan setelah Navaro menekan-nelan miliknya. Navaro langsung merengkuh tubuh Karina yang kini bersandar pada dadanya.
"Say my name," bisik Navaro lagi semakin membuat Karina merinding, sekaligus menyukainya. Karina sungguh suka dengan sifat Navaro yang dominan dan sedikit kasar seperti ini.
Karina masih saja diam menikmati Navaro yang semakin mempermainkan miliknya di bawah sana. Detik kemudian Karina mendongakkan kepala ketika satu jari Navaro telah masuk ke dalam miliknya. Mulut gadis itu sedikit terbuka, namun matanya tertutup rapat. Navaro semakin bersemangat melihat ekspresi wajah Karina yang begitu memabukkan, apalagi kini jarinya juga telah diremas kuat di dalam milik Karina.
"Varo... Ahh Ouhh Mmhh... F-faster Ahhh!" racaunya.
Navaro mati-matian menahan diri melihat Karina sekarang. Seragamnya atasnya berantakan –tiga kancing kemeja atas terbuka, bra yang masih menggantung pada dadanya, namun dadanya dipaksa keluar dari sana begitu saja oleh Navaro. Pemandangan yang begitu indah serta menggairahkan.
Karina meremas bahu Navaro saat pemuda itu semakin menusuk-nusuk miliknya. Navaro merasakan jarinya mulai basah, namun ia masih tetap bersikap lembut karena tak ingin merusak virgin Karina. Ia juga tidak terlalu dalam memasukkannya.
Sementara tangan satunya beralih meremas dada Karina serta bibirnya menciumi bibir Karina kasar. Karina benar-benar mendapatkan kenikmatan yang berlipat. Baginya, ini bukanlah suatu hukuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Boy (18+)
Romansa"Sshh!" desis Navaro saat merasa dua buah dada menyembul besar itu bersentuhan dengan dada bidangnya. Entah mimpi apa yang dialami oleh Navaro-anak seorang Ustadz yang dikejar-kejar oleh gadis terseksi di sekolah. Navaro harus menahan hasratnya mati...