☁︎ Bab 23 ☁︎

251 12 1
                                    

Duduk di ruangan yang didominasi oleh cat berwarna putih dengan teman-temannya yang ikut duduk di sekitarnya adalah kegiatan Samu saat ini, di posisi itu ia dengan teman-temannya juga sedang memperhatikan Reza yang sedang presentase.

Pada saat itu juga, Samu yang sedang menghadiri SEMHAS sesekali menoleh ke arah Kai yang sedang menilai mahasiswa yang sedang presentase, padahal ia sudah mencoba sekuat tenaga agar tidak menatap wajah wanita itu, tapi entah kenapa rasanya tidak afdal jika tidak menatap wajah wanita yang berstatus sebagai istrinya tersebut.

Berkali-kali Samu menoleh ke arah Kai dan pada kesempatan kali ini, mereka tak sengaja saling pandang, Samu yang malu pun melemparkan pandangannya ke arah lain.

Reza pun menyelesaikan presentasenya, dan waktunya para dosen penguji memberikan beberapa pertanyaan kepada Reza.

"Kasih applause dulu dong buat Reza," pinta Ryan selaku dosen penguji setelah memberikan berbagai pertanyaan kepada Reza.

Semua orang yang duduk di ruangan itu pun bertepuk tangan untuk Reza. Setelah selesai, Reza pun kembali ke tempat duduknya dan sekarang giliran Samu yang maju ke depan untuk presentase.

Dengan jantung yang berdegup kencang, perlahan Samu pun beranjak dan berjalan mendekati tempat di mana ia presentase.

Semua mata tertuju ke arah Samu, tidak ada satu pun orang yang ada di dalam ruangan tersebut memalingkan pandangannya dari wajah tampan laki-laki tersebut yang makin membuat ia gelisah.

Saking gugupnya, bahkan saat ia memasukkan kabel proyektor ke arah konektor laptop, tangannya bergetar sehingga beberapa kali ia tidak berhasil memasukkan kabel ke konektor.

"Coba tenangin dirimu dulu, Nak ... Gak usah buru-buru, kami gak gigit, kok," ucap Bu Siti, seorang dosen penguji yang sudah senior.

Dosen yang lain pun tertawa mendengar ucapan Bu Siti, begitu juga dengan Samu, ia tertawa ringan setelah Bu Siti berucap.

"Jadi sudah siap atau belum, nih?" tanya Ryan.

"Hehe ... Sudah kok, Pak ..." jawab Samu.

"Oke, silakan dibuka presentasenya," ujar Ryan.

Samu mengangguk. "Baik, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...."

_______________________________

"Weh, kalian capek, gak?" tanya Arga sambil melihat teman-temannya yang sedang memasang sepatu, karena mereka baru saja selesai ibadah salat dzuhur.

"Ya iya, lah! Pake nanya ..." jawab Elang.

"Yah ... Padahal aku mau nraktir kalian ke Balikpapan hari ini ... Besok dan seterusnya kan udah gak bisa karena bakal sibuk ngurusin sidang, yudisium, sama wisuda ..." kata Arga kecewa.

"Tapi kamu yang nraktir, kan?" tanya Samu.

Arga mengangguk. "Sama yang nyetirin mobil juga," jawabnya.

Samu, Eja, Elang, dan Raffi tercengang mendengar pernyataan Arga. Tidak biasanya Arga seperti ini, biasanya kalau liburan, yang menraktir adalah Elang, dan yang menyetir mobil adalah Raffi, sedangkan Arga biasanya hanya membantu doa, tapi tiba-tiba saja Arga seperti ini, sedang sakit apa beliau?

"Biasa aja kali mukanya! Jadi, ikut kah nggak?" tanya Arga.

Eja menjawab, "Ini peristiwa langka, ya kali kami gak ikut!"

"Bujur, tu! Ya kali kami kada ikut," ucap Raffi.

"Tapi makan siangnya, gimana? Kita kan belum makan siang," tanya Elang.

OH MY LECTURE || ICELLERINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang