Note Book (NorthNight)

349 30 4
                                    

Yah walaupun GemFou ga jadi main NorthNight tapi biarlah Vee melampiaskan imajinasi Vee kepada karakter fiksi yang belum berkesempatan ketemu kita di series hehe. Enjoy!








Semester dua di kelas dua belas sudah di mulai, Night dan teman-temannya mulai diserbu oleh berbagai macam kegiatan pengenalan kampus. Beberapa kali sekolahnya kedatangan tamu dari beberapa universitas dan akademi kemiliteran juga polisi untuk memperkenalkan almamater mereka kepada siswa-siswi kelas dua belas yang telah dilanda kebingungan memilih pendidikan lanjutan.

Di bulan pertama adalah ekspo kampus, lapangan serbaguna sekolah Night di sulap menjadi kios-kios bersekat yang membatasi antara perwakilan uni satu dengan yang lainnya. Kemudian para siswa akan berkeliling mengunjungi kios tersebut, seperti berkeliling dari satu uni ke uni yang lainnya dalam satu waktu untuk mendapatkan informasi.

10 Januari 2023

-Uni Djirvana, fakultas Teknik
-Uni Lunette, fakultas Sastra Jepang
.....

Night begitu serius mencatat apa-apa saja yang ia dapatkan dari hasil ekspo kampus hari ini di buku catatan yang sudah menemaninya dari awal kelas dua belasnya, menggantikan buku yang sebelumnya penuh catatan jadwal mingguannya yang telah penuh terisi. Buku catatan yang telah terisi setengahnya itu selalu menemani Night di kegiatan sekolah yang menurutnya penting.

Bukan buku berisi curahan hati, namun buku yang begitu membantu Night mengingat semua tugas sekolahnya. Buku itu tidak pernah absen masuk ke dalam tas sekolah Night.

***

Di bulan kedua, ada beberapa perwakilan uni dan akademi yang datang bersosialisasi menarik minat para kelas dua belas. Presentasi dari kakak-kakak perwakilan uni sungguh membuat Night bosan, karena mereka hanya berbicara sambil menatap layar presentasi, bukan lawan bicaranya.

"Harusnya dia ngomong sendiri aja di kost, ga usah jauh-jauh ke sini," Cibir Night bosan lalu menghela nafas, remaja itu menopang wajahnya malas di atas meja dengan satu tangannya.

Tiba-tiba tangannya dipindahkan oleh seseorang di belakangnya, Night menoleh bingung kepada sosok di belakangnya.

North Nagendra

"Dek, tolong duduknya yang tegak, ya? Hargain kakak di sana yang lagi bicara," Tegurnya lembut seraya membenarkan posisi duduk Night.

"Iya kak...North," Ujar Night setelah membaca bordiran nama si kakak uni yang berada di dada kanan jas almamaternya.

Pemuda yang lebih tua tersenyum tipis lalu kembali berdiri di belakang Night, mengawasi ketertiban selama temannya melakukan presentasi.

25 Februari 2023

-Akademi keperawatan
-Uni GMM, fakultas Teknik
.....

"Jangan lupa dateng ke open house Uni GMM, ya! Ajak temennya juga,"

Sebuah selebaran diletakan di halaman lain buku catatan Night, si pemilik buku yang tengah asyik mencatat itu menoleh ke sumber suara. Kakak uni ini lagi, "Maaf kak, nggak sopan curi lirik isi buku orang, kak North," Tegur Night tak suka.

North si tersangka berdeham kecil, "Maaf, kakak nggak sengaja liat, eh tapi kamu harus dateng! Tolong, ya? Demi kesuksesan proker kita," Mohon North.

Tunggu, adakah promosi seperti North dilakukan oleh orang lain? Nampaknya tidak. Tetapi Night penasaran juga, dengan isi universitas yang tertera pada selebaran di depannya.

***

Night datang sendiri, ia sengaja pergi tanpa mengajak temannya karena ingin fokus mencari fakultas yang cocok dengan minat dan bakatnya. Jika Night pergi bersama teman-temannya maka bisa di pastikan hanya ada acara mencari pacar dan mencari perhatian terhadap kakak uni.

Banyaknya orang yang datang tidak menyurutkan semangat Night untuk berkeliling gedung universitas yang luas dan memiliki rute yang rumit, kemudian dua tangannya asyik mencatat apa-apa saja yang menurutnya bisa dipertimbangkan jika ia ingin mendaftarkan dirinya ke sini nanti.

"Hai dek! Mau di temenin, nggak? Kita liat kamu dateng sendirian, bisa banget loh kalo mau ditemenin," Sapa seorang kakak uni dengan ramah, perempuan itu tersenyum lebar sampai matanya menyipit seperti Night.

Perempuan itu tersenyum menunggu pertimbangan Night sebelum akhirnya Night mengangguk, "Boleh deh kak,"

"Nah! Cakep! Kamu bakal ditemenin sama kak North, ya!" Ujarnya seraya menaril North yang sedang berkutat dengan kertas-kertas tinjauannya.

Sianjir, kirain bakal ditemenin kakak ceweknya, kan bisa sekalian modus—batin Night kecewa.

Sedangkan North tersenyum menyapa, "Hai! Kamu yang kemarin sibuk sama buku catetan waktu kampus GMM sosialisasi, ya?" Tebak North lalu mengamati sampul buku yang Night pegang.

Pandangan Night tertuju ke arah bukunya sendiri mengikuti North, "Oh iya kak, hehe maaf ya,"

North tersenyum simpul seraya menyimpan pulpen di saku lengan bajunya, "Mau langsung jalan?"

Anggukan Night sebagai jawaban. Setelah perkenalan ala-ala, kedua lelaki itu berjalan lamban mengitari seperempat bagian area kampus yang lumaya luas. Karena North berada di fakultas teknik, maka lelaki itu membawa Night lebih banyak berkeliling di fakultasnya. Berbagai obrolan tanya jawab mengalir sepanjang perjalanan, hingga mengarah keluar topik tentang kehidupan universitas.

"Hm... kalo gue lebih ke musik klasik sih, kak, lebih nyaman di kuping buat nemenin belajar," Tukas Night lalu menyuap potongan bakso dari sendoknya. Setelah satu jam berkeliling, North mengeluh lelah dan langsung menarik Night ke kantin fakultas, memesan dua porsi bakso untuk menemani obrolan acak North dan Night siang ini.

North terkekeh, "Ternyata bocah cerewet kaya lo demen dengerin musik klasik juga? Agak kurang cocok sama penampilan lo yang tertarik mau jadi anak teknik," Ejeknya sedikit tertawa.

"Terserah gue! Emang siapa kakak bisa ngatur-ngatur gue? Pacar? Kenalan aja baru tadi, wlek!" Balas Night ketus kemudian kembali menyuapkan makanannya.

Obrolan mereka menjadi lebih cair, tidak secanggung tadi saat pertama kali bertemu. Memang itulah tujuan diadakannya pameran uni, selain memberikan sosialisasi langsung di kampus, juga menjadi ajang pendekatan para mahasiswa dengan para calon mahasiswa baru yang hendak mendaftar.

Drtt!

Getaran ponsel yang heboh dari ponsel Night mengalihkan atensi dua lelaki yang sedang berbincang hangat, ponsel milil Night mendapat panggilan dari ibunya.

"Halo, bun? Iya kakak masih di kampus GMM, ha? Bunda di sini? Oh oke sekarang kakak samperin, ibu diem-diem di situ, ya!" Celoteh Night seraya membereskan barang-barangnya.

Sementara North mengamati lelaki yang lebih muda dengan heran, "Buru-buru? Mau gue anterin, nggak? Gue pinjemin motor temen gue dulu," tawar North.

Night menggeleng setelah menghabiskan potongan terakhir bakso miliknya, "Gak usah, kak! Sorry banget nih gue buru-buru, gue mau pergi sama bunda gue, makasih banget udah ditemenin, gue duluan ya!" Pamitnya lalu langsung berlari terbirit keluar area kantin, meninggalkan barang pentingnya.

Night Nattawat, 12 E-6

Buku catatan yang selalu Night bawa ketika ia pergi kemana-mana, kini North tidak tahu harus mengembalikannya kemana, "Emang boleh se-teledor begini?" Gumam North lalu menyimpan buku catatan tersebut, berharap ia dan Night akan bertemu lagi.






















Note Book, bersambung! Tunggu part 2 ya!

Gado-gado (GeminiFourth Oneshoots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang