11. Jatuh cinta

1.6K 59 0
                                    

“Tutorial dong, gimana lagi caranya biar nilai gue bagus di mata kuliahnya pak Shaka,” keluh Zeora sambil memandang nggak minat mackbooknya.

Zeora dan teman-temannya udah balik dari desa Agabintara dari tiga hari yang lalu. Selama dua bulan disana, mereka lebih banyak meninggalkan kesan buruk daripada senangnya. Mulai dari awal kaki Zeora tergelincir, diganggu mbak-mbak genit, dan banyak masalah lainnya sampai terakhir Shaka malah kena alergi.

Sampai di rumah mereka bener-bener kecapean, banyak kurangnya daripada lebihnya. Namun, ada serunya karena kebersamaan mereka semakin terjalin.

“Nikahin tuh dosen.” Nayra terbahak sama ucapannya sendiri. Dia lagi ngemut permen sambil duduk termenung di kelas cuma nyeplos asal.

“Habis itu rayu dia biar nilai lo dimanipulasi.” Alesha ikut setuju dengan jawaban Nayra sampai menambahkan tips buat Zeora.

Zeora mendelik pada keduanya. Yang bener aja, masa mau nikahin Shaka dua kali. Kalau soal ngerayu, bukan Zeora jagonya. Dia terlalu malas melakukan yang membuat dia malu sendirian.

“Ngaco lo, ah!”

Sedangkan Alesha dan Nayra saling bertos ria. Sama-sama menertawakan kebodohan mereka.

“Masih ada yang salah sama tugas lo?” tanya Viola.

Mengherankan, padahal di mata kuliah dosen lain nilai Zeora bagus-bagus aja. Kenapa cuma sama pak Shaka bermasalah terus? Padahal Zeora udah rajin nyontek sama temen-temennya.

“Masih. Beberapa merah terus, padahal gue udah berusaha.” Sekali lagi gadis itu mengeluh. Bukan hanya satu tugasnya bermasalah, tapi banyak. Setiap Shaka kasih tugas nilai Zeora paling rendah terus.

Kalau ditanya kenapa, Shaka selalu jawab; ‘Kamu keseringan nyontek, kamu nggak pernah memperhatikan pelajaran saya, kamu nggak pernah tahu jawaban pertanyaan saya' dan banyak alasan lainnya.

“Mana sih? Sini biar gue bantuin.” Viola berbaik hati sekarang mau membantu Zeora. Gadis itu menarik mackbook milik Zeora agar dia bisa lihat tugas apa yang sedang dia kerjakan.

“Dari kemarin kek lo nawarin kayak gini,” sewot Zeora berdecak.

“Kemarin-kemarin lo nggak nanya, yaudah gue diem aja.”

Zeora diam-diam mencebikkan bibir, memang kalau anak pinter itu susah buat inisiatif sendiri buat bantuin temen. Lagi baik aja sekarang dia mau bantuin Zeora karena kasihan tugasnya belum selesai juga.

“Gengs, gue mau nanya dong,” kata Zeora selagi Viola bantuin tugasnya.

“Sok atuh,” timpal Alesha yang lagi scrolling sosial media.

“Menurut kalian gimana caranya biar bisa jatuh cinta?” tanyanya tiba-tiba. Hal itu jadi menarik perhatian keempat temannya. Bahkan kaget sama pertanyaan Zeora.

“Weish! Temen gue lagi suka sama seseorang nih?” timpal Alma memandang Zeora kayak orang mau mengintrogasi.

“Tinggal jawab aja susah banget.” Zeora memelas.

“Tergantung masing-masing orang sih, Ze. Kayak gue nih, kalau lagi suka sama cowok itu ya dipepet terus sampai dapet,” jawab Alma sekenanya. Tapi memang dia begitu kalau lagi suka sama cowok. Contohnya kayak cowoknya yang sekarang, digodain terus sampai hati cowoknya luluh.

“Kadang yang kayak gitu bikin risih nggak sih?” Viola menyahut, disetujui Zeora.

“Iya juga sih. Kayak cinta monyet gue jaman SMA. Tuh cowok gue pepetin terus, gue gombalin, sampai dia bilang gue kayak jalang. Tai tuh bocah.” Cerita dari Alesha berhasil mengundang tawa teman-temannya.

“Jangan ketawa, kampret!” Kesel deh. Apalagi sampai mengingat kejadian jaman SMA, makan hati dia tuh.

“Kalau gue pribadi ya, kita nggak perlu capek-capek bilang cinta sama orang yang kita sayang. Cukup buktiin kalau kita beneran sayang sama dia, nah otomatis cowok itu bakal respect dengan sendirinya,” timpal Nayra yang didengarkan seksama oleh empat gadis lainnya.

Hening sejenak.

“Tumben bener,” sahut Alesha dengan senyum mencibir.

“Soal cinta gue pakarnya.” Nayra menepuk-nepuk dadanya bangga.

“Spil-spil dong, Ze. Lagi suka sama siapa? Orang mana? Ganteng nggak?” tanya Alma beruntutan. Hal itu juga yang bikin Viola, Alesha, dan Nayra penasaran.

“Baru kali ini gue denger si Ze suka sama orang.” Alesha benar. Biasanya dia nggak pernah denger pertanyaan begini dari Zeora. Katanya sih, 'suka sama orang yang nggak pasti itu ribet.’ Sekarang mereka cukup bahagia mendengar Zeora mulai jatuh cinta sama seseorang yang belum mereka ketahui siapa orangnya.

“Biasanya?”

“Sama fiksi!”

“Jiaaakkh!”

Jiwa-jiwa pembully Alma, Alesha, Nayra sama Viola mulai bangkit lagi. Mereka asyik ngetawain kebiasaan-kebiasaan Zeora yang cukup aneh. Nonton drama korea, anime, atau animasi sampai kelewat baper.

“Geblek lo semua!” Zeora hanya bisa mendengus kesal. Udah biasa dibully mulu sama temen-temennya.

“Eh, tapi, Ze—ngomong-ngomong soal cowok, si Dean anak fakultas ekonomi minta dikenalin sama lo,” kata Alma.

“Ck, perasaan cowok minta kenalan sama Zeora mulu, sama guenya kapan?” sewot Nayra juga pengen kenalan sama cowok.

“Ya, lo tahu lah Zeora udah jadi bidadari kampus.”

“Beneran? Emang dia kenal sama gue?” tanya Zeora mengerutkan keningnya.

“Beneran, Ze. Dia bilang ke gue gini; ‘kenalin gue ke temen lo dong, Al, yang suka minum es cokelat itu.’ Dan dia nyebutin ciri-ciri yang semuanya ada di lo,” jelas cewek itu.

“Bilangin ke dia, gue nggak minat,” ucap santai dari Zeora sambil bersedekap dada. Hal itu membuat teman-temannya menatapnya dengan pandangan meledek.

“Jual mahal, nih,” kata Alesha.”

“Bukan jual mahal, guys. Tapi orang yang bikin Zeora kepincut udah membutakan hatinya,” timpal Viola terbahak.

“Siapa sih tu orang? Sumpah bikin penasaran.” Tiga gadis lain diam sambil mengangguk atas ucapan Alesha.

“Al, lo nggak mau ngejual nama gue gitu ke temen-temen cowok lo,” kata Nayra mencolek paha Alma.

Alma berpikir sejenak, tak lama sebuah nama cowok terbesit di otaknya kemudian tersenyum jahil. “Ada. Lo mau gue kenalin?”

“Mau lah!” Nayra udah antusias, berharap bentar lagi dapet cowok.

“Bener ya? Besok gue kenalin.”

“Yang cakep tapi.”

“Tenang, mirip oppa-oppa Korea.”










o○__○o

Lecturer secret wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang