CHAPTER 02 - BATU GIOK YANG DIASAH.

98 14 2
                                    

BAB 02 - BATU GIOK YANG DIASAH.

Happy reading!

🥝

🥝

🥝

Matahari sudah mulai menidurkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah mulai menidurkan dirinya. Sebentar lagi pukul 16.00 sore. Tetapi Om Sam tak kunjung datang untuk menjemputnya. Kilara gelisah, ia takut terjadi sesuatu kepada Om Sam. Saat hendak melintasi jalan melalui zebra cross, tubuhnya ditarik mundur oleh seseorang. Itu Regano.

"Lu bosen hidup ya?" Tanyanya ketus. Kilara bingung, "Maksudnya? Aku kan mau nyebrang." Jawab Kilara dengan menuding jalanan tadi. Regano menghela nafas kasar. Regano menuding tanda merah pada tiang yang ada di sebelah sana, tanda tidak boleh melintasi jalanan zebra cross. Kilara ber-oh ria menanggapi.

"Kamu jangan jelek-jelek dong mukanya!" Cemooh Kilara secara tiba-tiba. Regano mengerutkan kening, "Muka mirip manurios gini lu bilang jelek? Muka lu tuh yang jelek kayak kambing!" Balas Regano menghina.

Kilara menjambak rambut Regano karena tak terima. "Kamu bilang apa?! Aku bikin snack potato kamu ya! Aku potong-potong jadi bagian kecil-kecil!" Bentak Kilara.

Regano merintih kesakitan. Tangannya berusaha menyingkirkan tangan Kilara yang sedang menjambak rambutnya. Sangat perih! Seakan kulit kepalanya akan terlepas. "Lepasin gak?! Akhh! Sakit!" Teriak Regano kesakitan. Kilara enggan melepasnya. Kilara merasa puas ketika melihat mimik muka Regano yang sedang kesakitan.

Tiba-tiba 3 orang yang berusia sekitar kepala 4 mendatangi mereka. 2 wanita dan 1 pria. "Dek, jangan bertengkar di sini, ada kamera cctv. Takutnya malah dikira kekerasan." Nasehat Pria dewasa tersebut.

Satu wanita berambut pendek berusaha melepaskan genggaman Kilara pada rambut Regano. Ia menggerak-gerakkan tangannya, seolah-olah sedang berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat. Akan tetapi tak ada satupun orang di sana yang dapat mengerti. "Maaf, tapi saya ga ngerti." Ungkap Regano. Kilara mengangguk menyetujui. Wanita yang satunya pun ikut menanggapi dengan anggukan.

Wanita berambut pendek itu menghela nafas, kemudian ia menggerakkan tangannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Pertama, ia menyilangkan tangannya di depan dada. Kedua, ia menunjuk Kilara dan Regano secara bersamaan. Ketiga, menunjuk ke arah trotoar yang berada di bawah Kilara dan Regano. Keempat, ia menggerakkan tangannya seakan sedang meremas kertas. Dan yang terakhir, yaitu yang kelima, ia menggerakkan tangannya sebagai tanda tanya.

Kilara dan Regano saling pandang. Pria dewasa dan wanita berambut panjang saling pandang. Dan mereka ber-oh ria bersama sembari menatap wanita berambut pendek yang berada di tengah-tengah mereka. "Kita... Jangan- bertengkar di sini?" Tanya Regano berusaha memastikan.

With Ega [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang