BAB 14

212 8 6
                                    

"Kejar cepat, Pak Kaindra. Jangan biarkan Miss lolos pergi seorang diri. Kalau perlu ikuti terus!" teriak Akira manambahkan seraya menahan tubuh besar yang masih berusaha mengejar Aretha.

Kai hanya menoleh sambil mengangguk tanpa Menghentikan. langkah. Terus berlari mengejar dan melesatkan tubuh tingginya Masuk ke dalam lift Sebelum menutup.

Lift itu bergerak turun membawa Kai dan Aretha di dalamnya. Aretha yang tenggelam dalam kesedihan meluruhkan tubuhnya berjongkok dan menutup wajah dengan kedua tangan. Tak ada suara tangis, tapi pundaknya terlihat bergetar naik turun seirama dengan tarikan napasnya.

Kai jadi salah tingkah sekaligus kebingungan, tidak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya hanya mampu berdiri mematung dengan tangan sesekali menggaruk kepala. Hatinya ikut terenyuh melihat seorang wanita yang terlihat rapuh seperti itu.

Dengan cepatnya lift sampai di lantai dasar. Begitu pintu lift terbuka, Aretha bangkit berdiri dan langsung berlari keluar melewati koridor yang berada di bagian sayap kiri bangunan gedung.

"Maaf, anda tidak bisa lewat di sini!" seorang sekuriti berseragam serba hitam menghadang Kai melewati jalur koridor tersebut.

"Tapi saya karyawan di sini. Ini id card saya." Kai memperlihatkan id card yang menggantung di leher.

"Maaf, ini jalur khusus para petinggi dan tamu perusahaan. Silahkan lewat sana." tunjuknya ke arah pintu palang yang merupakan jalur khusus karyawan.

Kai meninggikan kepala, menengok Aretha yang sudah berjalan jauh ke depan, kemudian berlari ke sayap kanan bangunan, menempelkan id card lebih dulu agar palang pembatas bisa terbuka.

"Miss!" teriak Kai memanggil, tapi Aretha terus berlari ke arah lobi.

Wanita itu berhenti di depan meja counter dan tampak bicara dengan salah satu resepsionis. Kai bisa melihat resepsionis tersebut menyerahkan sebuah kunci yang di sambar cepat oleh Aretha.

Begitu lolos melewati palang besi, Kai langsung mempercepat langkah berlari. Kaki panjangnya yang melangkah lebar dengan mudah mampu menyusul Aretha.

Langkah keduanya akhirnya terhenti begitu sampai di parkiran khusus tempat sebuah mobil mewah terparkir.

Kedua tangan Kai berkacak pinggang seraya menormalkan pernapasan yang ngos-ngosan.

"Astaga! Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya pada angin yang berhembus sambil memandangi Aretha yang berjalan memutari mobil mewah tersebut.

Melihat Aretha membuka pintu mobil dan masuk duduk di balik kemudi, tanpa berpikir lagi Kai bergerak cepat membuka pintu dan ikut duduk di kursi penumpang di samping Aretha.

Mata Aretha yang terlihat sembab langsung melotot sempurna.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Ikut dengan Miss." Kai menjawab masih dengan napas memburu.

"Hah?" Aretha mendelik keheranan.

Kai menarik napas panjang lalu berbalik menghadap Aretha. "Maaf, Miss. Bu Akira yang me-"

"Turun!"

"Tapi Miss..."

"Tu-Run!" seru Aretha penuh penekanan dan semakin membulatkan mata.

Dinikahi Dengan CEO Cantik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang