part 10

379 28 0
                                    

Saat aku melihat Iqbaal, tubuhnya menegang, "Bagaimana

ciri-cirinya? Bisakah kau jelaskan yang lebih spesifik lagi?"

suaranya terdengar begitu serius dan waspada, membuat ku

merasa mimpi ku ini bukan sekedar bunga tidur biasa,

melainkan memiliki arti buruk.

*

Author's POV

"Jadi nona Salsha muncul dalam mimpi (namakamu)?" Iqbaal

mengangguk lesu, tubuh lemasnya ia sandarkan di dinding

kamar (namakamu).

Saat ini Iqbaal dan Frodo berada di kamar (namakamu),

setelah mendengar cerita (namakamu) tentang mimpinya.

Iqbaal menjadi khawatir, ia takut sesuatu yang buruk

menimpa (namakamu). Ini benar-benar aneh, bagaimana

caranya seseorang memimpikan orang yang sama sekali

belum pernah ia temui atau kenal. Jangan-jangan mimpi

(namakamu) ini adalah sebuah pertanda.

"Bagaimana menurutmu Frodo?"

"Kurasa... mimpi gadis itu ada hubungannya dengan masa

depan. Mungkin suatu saat nanti dia akan bertemu dengan

nona Salsha dan ada satu hal yang menyebabkan

pertempuran antara keduanya," jawab Frodo, matanya

menatap intens (namakamu) yang kembali merajut mimpi.

Tidur dengan nyenyak di atas ranjangnya.

"Apa kau tidak menemukan petunjuk tentang keberadaan batu

titanium itu? Bisakah kita tidak melibatkannya? Aku tidak

mau membahayakannya," nada suara Iqbaal terdengar

Frustasi, ia menarik rambutnya sendiri, melampiaskan

kekesalan pada dirinya.

"Aku menemukan sebuah peta, peta ini menunjukan letak batu

titanium itu," Frodo mengeluarkan sebuah gulungan kertas tua

dari jubahnya.

Iqbaal meraih gulungan itu dari tangan Frodo. Dahinya

mengernyit setelah melihat isi peta itu, "Frodo, bisakah kau

menjelaskan padaku maksud peta ini?"

Frodo menggeleng, "Aku tidak bisa membaca peta itu," Iqbaal

mendesah kecewa.

"Lalu apa gunanya peta ini jika kita tidak bisa membacanya,"

Iqbaal menatap serius peta itu, peta dengan gambar yang

menuju kesebuah tempat, tempat yang terlihat seperti goa.

"Peta itu ditulis dengan rune bulan, hanya bisa dibaca

dibawah sinar bulan tepat saat bulan sabit dimusim yang

sama ketika peta itu dibuat," Iqbaal terkesiap saat

(namakamu) tiba-tiba ada di depannya dan mencondongkan

counting starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang