part 12

391 28 0
                                    

"Aku... sangat men... yukaimu," rona merah sudah terlihat di

permukaan wajah (namakamu). Napasnya juga mulai teratur.

Bibir (namakamue terasa dingin saat menyentuh kulit leher

Iqbaal. (namakamu) membenamkan wajahnya di sana.

"(namakamu)," Iqbaal masih berusaha menjauhkan

(namakamu), namun yang terjadi gadis ini malah memeluknya

semakin erat. Akhirnya Iqbaal menyerah dan membiarkan

(namakamu) memeluknya.

*

(namakamu) menyipitkan mata, mengerjapkannya berusaha

beradaptasi dengan serpihan sinar matahari yang merayap

masuk melalui sela-sela dedaunan. Yang pertama kali

(namakamu) lihat adalah dada bidang Iqbaal *ini boong,

Iqbaal kan rusku_- bayangin bang Legolas aja deh~

Pipi (namakamu) merona, ia segera mengangkat kepalanya

dan melepaskan pelukannya pada pinggang Iqbaal. Dalam

hati (namakamu) merutuki perbuatannya sendiri.

"Bagaimana tidurmu?" suara lembut Iqbaal semakin membuat

wajah (namakamu) menghangat, bukan karena terpaan sinar

matahari pagi, melainkan karena ada nada menggoda dalam

pertanyaan itu.

(namakamu) membuang muka, ia membasahi bibirnya sendiri

untuk mengusir rasa gugup yang tiba-tiba menghantamnnya,

"Kenapa kau tidak memakai baju dan kenapa aku memelukmu,

seingatku kemarin akuー"

"Kau tidak mengingat apapun?" Iqbaal menyela. Ia

mengangkat sebelah alisnya dan menatap (namakamu) tidak

percaya.

"Memangnya apa yang terjadi? Ketika aku beranjak tidur kau

masih berada di dekat api unggun."

Iqbaal menghembuskan napas lemah, ia menopang kepalanya

dengan kedua tangan, "Semalam kau sangat agresif, kau

menciumku dan kau juga yang membuka baー"

"TIDAK!" wajah (namakamu) semakin memanas, pasti

sekarang wajahnya sudah semerah kepiting rebus, "kau pasti

berbohong!" (namakamu) mendorong tubuh Iqbaal kasar.

Iqbaal pasti berbohong, (namakamu) tidak mungkin

melakukan hal segila itu.

"Apa wajah ini terlihat meragukan?" Iqbaal memasang wajah

datar dan serius, susah payah (namakamu) menelan ludahnya

sendiri.

"Aku tidak mungkin melakukan hal segila itu," suara

(namakamu) tak lebih dari bisikan lirih. (namakamu) sangat

berharap ada lubang menganga yang muncul, dan dengan

counting starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang