Finally after all this time, i can update again ><
Long time no see, guys! Huwaa beneran deh sori banget kelamaan up nya, but seneng bisa ngelanjutin work ini!!!
Recently, aku lagi libur semester jadi bisa up terus dong, mungkin besok up juga, sooo jangan lupa vote and komennya yah biar aku juga hwaiting ngelanjutin nya ^^
Saran!!
Baca dulu part sebelumnya yah guys biar kalian ngga Ngah ngoh Ngah ngoh akibat lupa alur 😩happy reading ~
°°°
"Serei," panggil Noa.
Serein yang sedang menyesap secangkir teh menoleh. "Ya?" Sebenarnya bukan teh, rasanya juga lumayan berbeda, tapi Serein simpulkan begitu karena warnanya bening layaknya teh sungguhan.
Sesuai yang sudah disepakati, mereka sedang menghabiskan teh bersama. Beberapa saat lalu Serein telah selesai menghabiskan waktunya di arena latihan. Kini, dia mengikuti ajakan Noa yang membawanya ke sebuah ruang baca. Serein kira di perpustakaan, tapi tidak. Namanya saja ruang baca, sebenarnya tidak ada buku-buku, ruangan itu hanya diisi kursi-kursi baik sofa maupun meja.
Noa mengajaknya duduk di sudut ruang, bersebelahan dengan jendela yang menampakkan pemandangan dari lantai dua.
"Aku cemburu."
Dua kata itu membuat Serein kebingungan. Pasalnya, Noa langsung mengatakannya tanpa aba-aba.
"Maksudmu?"
"Aku tidak suka saja...." Wajahnya merunduk sambil memainkan jubah.
"Tidak suka mengapa? Apa yang kulakukan?"
"Aku tidak suka kau terlalu dekat dengan yang lain. Itu membuatku merasa buruk, karena aku tidak tahu caranya mendekatimu. Bisa saja hanya aku yang kau jauhi nantinya."
Beberapa detik Serein mencerna kalimat tersebut. "Itu tidak akan terjadi. Kita semua teman di sini."
"Teman...?" Noa mendongak perlahan. "Kita semua?"
"Ya, aku, kau, dan lainnya. Kita adalah teman."
"Tapi entah mengapa aku tidak suka. Apa karena kau teman pertamaku? Aku jadi tidak suka melihat mereka."
Serein tersenyum kecil. Noa tahu banyak tentang Borogove, tapi sepertinya makhluk kecil itu tidak tahu sama sekali tentang pertemanan?
"Bukankah kau bilang kau tidak suka dengan mereka dari awal?"
"Sekarang rasa tidak sukaku semakin dalam."
Jawaban disertai wajah muram itu terlihat lucu di mata Serein. "Kita semua berteman. Jangan merasa seperti itu lagi."
Kehadiran Shion dan Jino yang berjalan dari ujung ruangan membuat Noa membuang mukanya.
"Baru ditinggalkan sebentar aku sudah curiga padamu," celetuk Shion ditujukan pada Noa lalu duduk meletakkan helai-helai daun yang dia bawa.
"Jadi teh ini berasal dari tanaman ini?"
"Itu sebabnya terlalu pahit," jawab Shion.
"Memang pahit, tapi tidak seburuk itu." Serein ikut mengambil satu helai daun, menghirup aromanya.
"Jangan dihirup seperti itu," ucap Jino. Mereka tampak sibuk dengan daun itu hingga lama berkutat yang entah membuat apa Serein tidak tahu, daun tersebut kini menjadi bubuk teh.
"Wah, kalian melakukannya sendiri?"
"Lantas siapa lagi, nona, yang bisa melakukan hal seperti ini?"
Serein memajukan badannya menghirup daun teh tersebut, tanpa saja beberapa bubuknya justru terhirup masuk ke hidung dan matanya membuatnya sontak menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Creatures | ENHYPEN
FantasyMakhluk mengerikan yang Serein temukan dalam catatan sejarah: Griffin, Alkonost, Kaukasia, Kerberos, Kharibdis, Teumessos, dan Kiklops. Gadis itu tiba-tiba bertemu dengan mereka, tidak hanya bertemu tapi berhubungan satu sama lain. Dia dibawa ke tem...