bab 2

275 39 9
                                    

happy reading!!

kini Olla sedang berjalan pulang kekosannya dengan menenteng sepatu, tadi lagi-lagi ia mendapat bullyan dari kakak kelasnya itu namun bukan itu yang membuatnya sakit tetapi hatinya. kembali kata-kata mereka terngiang dibenaknya

'pasti dia aib keluarga makanya dibuang'
'gue kalo jadi dia udah keluar sih dari sekolah ini, malu banget cok'
'padahal gue pengen sekolah yang tenang eh malah ketemu nih anak haram mana nyusahin bener jadi orang'
'heh lu tuh cuman sampah jangan belagu, udah dibuang malah milih lanjut hidup mending mati aja sana'

Olla kembali berfikir apa benar dirinya hanya anak haram yang merupakan aib keluarga sehingga mereka membuang dirinya? sebenarnya ia hidup untuk apa sih? kenapa dirinya tidak punya satupun sanak saudara, ia benar-benar sendiri didunia ini. semenjak lahir dirinya dititipkan pada sebuah panti asuhan, naas panti tersebut malah memperkerjakan juga menjual anak-anak disana. sebelumnya ia juga sering mendapat kekerasan karna tidak membawa uang setoran tapi untungnya ia mendapat pekerjaan hingga menghasilkan sejumlah uang yang cukup untuk menyetor pada penjaga panti sehingga ia tak dimarahi jika dirinya bersekolah terlebih dahulu.

jika kalian mengira Olla sekolah dengan dibayari oleh pengurus panti maka kalian salah, ia bersyukur bertemu orang baik yang mau menyekolahkannya pada saat sekolah dasar lalu tingkat berikutnya ia mendapatkan beasiswa, walau sedikit kesulitan mengurus identitasnya karena tidak memiliki orangtua namun Olla berhasil masuk hingga jenjang SMA saat ini.

baru saja ia ingin membuka pintu, suara tangisan terdengar dari arah belakang. dirinya melihat Febi menangis dan berlari memeluknya.

"loh Febi? kamu kenapa sayang" tanya Olla lembut
"ka olla.. aku dikatain gapunya orang tua sama teman-teman te..terus tadi aku dipukulin ibu panti karna ga bawa uang setoran"  cerita Febi sambil menangis sesenggukan, Olla hanya diam menyimak sambil mengelus Surai gadis kecil itu. ia pernah dipukuli juga oleh ibu panti dan sampai saat ini masih mendapat perkataan seperti Febi.
"udah ya jangan nangis terus, Febi kan anak kuat. kalo teman-teman bilang gitu lagi jangan didengerin ya, ada ka Olla disini oke? dan nih kakak ada sedikit uang buat kamu juga bisa setoran ke penjaga panti nanti" ucap Olla sambil menyerahkan uang pecahan 50 ribu.
"terimakasih ka, Febi sayang kakak. kalo gada ka Olla gatau lagi gimana Febi didunia ini, Febi sayang banget pokoknya. pamit ya kak, takut dicariin. dadah" Febi menghilang dari pandangan Olla, gadis itu pun kembali masuk kekosannya sekedar untuk membersihkan diri lalu kembali berangkat kerja. saat ini ia bekerja disalah satu cafe besar menjadi salah satu barista disana, gajinya terbilang cukup untuk kebutuhan satu bulan ini ditambah terkadang Olla juga ikut manggung dicafe tersebut membuatnya mendapat gaji tambahan namun ia tetap berhemat karena masih banyak kebutuhan untuk kedepannya jadi ia perlu menabung dari sekarang.

"ya Tuhan cape banget!" terdengar hembusan nafas dalam menandakan seberapa lelahnya Olla. gadis itu hanya duduk sebentar lalu masuk ke kamar mandi, tak membutuhkan waktu lama ia pun siap dan segera pergi ketempat kerjanya menggunakan ojek dari aplikasi hijau dihandphonenya.

tingg...
Olla membuka pintu itu membuat lonceng diatas berbunyi mengalihkan atensi beberapa orang disana.

"oi Olla dah nyampe aja" sapa Kinan, salah satu pelayan juga teman Olla dicafe itu.
"eh hai kak, iya nih"
"wadeh bro baru datang, lu cepat siap-siap gih, bentar lagi rame keknya nih. cafe ini butuh barista keren kita ini" sahut gio yang merupakan barista seperti Olla
"hahaha ada-ada aja, oke udah siap ini. semangat"

satu kebahagiaan pasti Olla ada dicafe ini, ia benar-benar merasa mendapatkan sosok kakak, Abang ataupun teman disini membuatnya kembali merasakan semangat hidup.

tak lama satu persatu pelanggan pun masuk, benar kata gio cafe itu sekarang terlihat sangat ramai membuat mereka sedikit kewalahan. setelah beberapa jam cafe tempat Olla bekerja pun sedikit sepi karna beberapa pelanggan telah pulang dengan perasaan puasnya membuat mereka bisa bernafas lega.

"huftt.. gile kebiasaan kali malming rame bener nih cafe, sampe lupa nafas gue" ucap Dey, gadis penyuka makan yang bekerja pada bagian kasir
"bersyukur aja semoga abis ini dapet bonus dari bos" sahut Jinan yang tak lain pemilik cafe tersebut membuat anak buahnya seketika berdiri tegak
"eh bos hehe, Alhamdulillah dapet spillan bakal ada bonus" terlihat Dey yang sedang cengengesan membuat mereka ikut terkekeh pelan
"bos mau minum apa, biar saya bikinin"
"oh gausah Olla, saya hanya ingin melihat sekalian bantuin tapi keknya telat ini udah lumayan bisa kalian atasin"
"iya bos, terimakasih atas keinginan bantunya tapi anak buah bos ini cekatan semua kok" sahut Jinan
"haha syukurlah kalo gitu, yasudah kalian lanjut bekerja lagi. saya mau pergi dulu sebentar, nanti saat udah mau tutup bakal balik lagi kesini kok. gio kamu jaga sekalian arahin dengan benar ya"
"baik bos, aman terkendali"
"sip, saya tinggal dulu. mari semua" pamit Jinan
"mari bos" sahut mereka

mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan hingga beberapa saat kemudian dua orang gadis memasuki cafe itu.

"Olla, lu layanin dulu dua cewe yang baru masuk itu dong. gue sama Cindy masih sibuk ngurus pelanggan lain" ucap Kinan yang langsung dikerjakan Olla, gadis itu pun pergi menghampiri pelanggan yang baru masuk tadi dengan membawa buku menu.

"permisi selamat malam kakak, ini buku menunya. silahkan dipilih" ucap Olla sambil menyerahkan itu kepada mereka
"saya mau cheesecake sama matcha 1 ya mba... loh Olla?"
"eh ci shani, iya saya. kalo Kaka ini mau pesan apa?"
"aku red Velvet aja sama mochachino" ucap Feni, kakak dari Shani.
"kamu kerja disini?"
"iya ci, ini pesanannya sudah?"
"i..iya udah, terimakasih"
"baik, tunggu sebentar ya" ucap Olla sambil tersenyum, sedangkan Shani terus memperhatikan gerak-geriknya. Feni hanya diam membiarkan sambil terus melihat tingkah adiknya itu.

beberapa menit kemudian Kinan datang menghantarkan pesanan mereka.

"silahkan dinikmati"
"mbak, yang tadi ngelayanin kita kemana?" tanya Shani, baru saja ia ngedip sudah hilang Olla dari pandangannya.
"barista tadi ya? si Olla, dia lagi siap-siap manggung kak"
"manggung? oh oke makasih ya" ucap Shani lalu kinan pun pergi
"kamu kenapa dek? naksir sama tuh barista ya?" tanya Feni
"dih nggak kak"
"hayo ngaku aja kali, dari tadi juga nanya-nanya sambil liatin dia"
"apasih kak, dia adkel ku makanya aku nanya"
"heleh, eh tapi dia keren sih apalagi kalo bonyok gitu makin keliatan auranya. bentar, dia bukan anak bandel kan?"
"bukan lah!" ucap Shani sedikit ngegas
"wes sabar dong dek, kakak cuman nanya ahaha" Feni terus terusan meledek adiknya itu hingga sebuah suara mengalihkan atensi mereka dan pelanggan disana.

"cek.. cek, kedengaran gak?"

-denger kokk
-iya dengerrr

"haha oke makasih udah jawab, sebelum itu kembali lagi dengan saya yang akan menemani kalian dimalam Minggu ini. langsung aja ya, nih lagu cocok buat yang lagi adek-kakakzone haha. selamat menikmati"

jrengg..
petikan gitar mulai terdengar, hingga Olla pun mulai bernyanyi. Shani terus-terusan memperhatikan dirinya, namun ia tetap tenang tak menghiraukan hal itu

".. Kita sudah kenal lama
Seperti kakak adik
Apakah kita hanya segini saja
Aku ingin buat kamu tertawa bersamaku
Karena kata mereka ketawa bisa bikin sayang
Tapi apa yang telah terjadi
Lihat tawamu ku yang menjadi
Sayang kepadamu
Ikan apa yang terindah
Ikan not live without you in my life
Ayam apa yang termanis
Ayam falling in love with you
Aku ingin kamu tahu semua rasaku kepadamu
Ku tak ingin menjadi kaktus
Kakak adik tanpa status
Aku ingin buat kamu tertawa bersamaku
Karena kata mereka ketawa bisa bikin sayang
Tapi apa yang telah terjadi
Lihat tawamu ku yang menjadi
Sayang kepadamu
Hu-hu
Hu woah
Ikan apa yang terindah
Ikan not live without you in my life
Ayam apa yang termanis
Ayam falling in love with you
Aku ingin kamu tahu semua rasaku kepadamu
Ku tak ingin menjadi kaktus
Kakak adik tanpa
Ku tak ingin menjadi kaktus
Kakak adik tanpa status .. "

terdengar tepuk tangan meriah dari para pelanggan, Feni terus-terusan menyenggol lengan Shani.

"apasih kak astaga" ketus Shani
"ck, kode tuh buruan jadian sama"
"kode nenekmu, deket aja ngga baru interaksi tadi"
"lama kamu, udah aku aja"
"apa?"
"yang mundur hehe"
"gak jelas kamu kak" kesal Shani sambil kembali memakan cheesecakenya dengan diiringin nyanyian Olla yang membuatnya tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendalions Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang