Sesudah menelan obat dan meminum susunya, Riku tidur. Kazuma dan Hokuto menyerahkan ranjang padanya, lalu mereka masing-masing menyuruh asisten mereka mengatur dua kamar lain terpisah untuk mereka masing-masing, dan tidur terpisah malam itu, sehingga tidak saling mengganggu.
Menjelang siang mereka semua satu grup kembali bertemu di dining room.
"Hei, kemarin LDH mengirimiku Script untuk Kazuma dan Hoku-chan." Likiya memulai pembicaraan tentang itu saat selesai makan, "Aku tidak tahu harus terima atau tidak. Menurutmu bagaimana?" Dia menanyai Kazuma.
Yang ditanya hanya angkat bahu.
"Kau adalah center di grup kita dan center di tiap naskah." Ucap Likiya padanya, "Contohnya di High and Low, kau yang menjadi tokoh center. Jadi jangan bersikap acuh tak acuh begitu--"
"Biarkan dia. Dia capek." Putus Hokuto membela sahabatnya, "Kami akan mengabarimu secepatnya, malam ini seusai latihan koreografi kita, kurasa? Kami belum baca sampai habis naskah Script itu."
Mendengar itu, Makoto tertawa, "Kau selalu membelanya." Gumamnya, "Manis sekali."
"Ya harus bagaimana lagi?!" Jawab Hokuto sambil ikut tertawa, "Dia partner-ku seumur hidup."
"Tapi Script itu akan mengotori citra kalian." Itsuki tiba-tiba bicara, "Orang akan berpikir kalau kalian memang berpacaran, bukan hanya sahabat. Dan untuk HiLo ke depannya nanti persahabatan kalian di naskah itu akan dibicarakan kurang baik di luar--"
"Seakan sekarang belum?!" Balas Kazuma ringan, "Kemarin itu asisten penata rias menunjukkan padaku bahwa memang ada berita liar tentang kami."
"Ya, sudah diusahakan dipadamkan." Jawab Likiya cepat, "Aku tahu, kok. Tapi partner hukum LDH dan Exile Tribe sudah memadamkan semuanya, sehingga jarang sekali terdengar, kecuali memang di situs-situs tak resmi atau sekedar imajinasi fans."
"Baguslah." Sahut Hokuto.
Pihak Exile memang sangat melindungi para bintangnya, terutama karena mereka menggunakan pemuda-pemuda yang tampan dan bahkan bisa dikatakan cantik dalam setiap grup, dan setiap grup hanya berisi pria. Tentu saja mereka dan tim pendamping hukum mereka sudah siap dengan hal-hal semacam itu. Selama masih bisa ditolerir atau bukan di situs berita resmi, masih tidak masalah.
"Oke." Likiya lalu berdiri, menutup pembicaraan, "Kita bertemu di ruang latihan satu jam lagi. Masih banyak yang harus diperbaiki dari koreografi dance yang akan kita bawakan di show bulan depan. Sepuluh hari lagi kita rehearsal." Kemudian dia teringat sesuatu dan menengok kembali pada Riku, "Bagaimana cederamu?"
Dua hari lalu saat latihan, Riku sempat mengalami cedera di lower back-nya. Itu wajar terjadi. Bukan hanya Riku, semuanya seringkali mengalami cedera, dan bukan hanya sekali atau dua kali. Bahkan, hampir setiap habis latihan, paling tidak satu orang mengeluh ada bagian yang sakit.
"Sudah mendingan." Sahut yang ditanya.
"Bagus, karena kita juga tak mungkin jalan tanpamu." Sahut Likiya sambil meninggalkan ruangan ini untuk bersiap-siap dulu di kamarnya. Yang lain mengikuti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Always
FanfictionKazuhoku fanfic. Mengandung BL, yaoi, bxb, Mengandung 18+ mohon maaf jika ada yang kurang berkenan :) namanya juga fanfic dan cerita ini sepenuhnya fiksi. Chapter 1 - 11 end. Chapter 12 bonus ending 18+ (mohon di skip bagi yang kurang berkenan memba...