10⁰ + 7 + 10

2.3K 236 21
                                    

Haechan tidak tahu harus merespon bagaimana ketika mendapati Jeno membelikan seekor anak anjing untuk Junho. Mau menolak pun juga sudah terlanjur. Apalagi Junho terlihat sangat senang sekali dengan anak anjing barunya. Kini setiap hari putranya punya kegiatan baru, yaitu bermain dengan Bongsik, anak anjingnya. Seperti saat ini, setelah menyelesaikan PR nya ia lalu bermain dengan Bongsik. Padahal biasanya setelah menyelesaikan PR, Junho buru-buru ingin tidur, tidak sabar mendengar dongeng pengantar tidur dari ibunya.

"Bongsik sini, lihat aku bawa apa ?" Junho mengayun-ayunkan boneka tulang pada Bongsik. Namun anjing kecil itu tetap diam di tempat, menikmati posisi tidurnya. Bahkan Bongsik sudah terlihat lelah dan mengantuk tapi Junho masih tampak semangat.

"Ihhh, kesal ! Bongsik bodoh !" Teriak Junho sembari melempar boneka tulangnya ke arah Bongsik.

"Nono kenapa melempar Bongsik ?" Haechan yang tadinya hanya mengamati tentu saja kaget atas tindakan putranya.

"Nono kesal ! Halusnya kan Bongsik lali ambil tulangnya. Dia diam telus, Nono kesal !" Masih dengan ekspresi kesalnya, Junho bahkan menghentakkan satu kakinya ke lantai. Menggambarkan bahwa ia benar-benar kesal.

Haechan yang mendengar penjelasan Junho tak kuasa menahan tawanya. Melihat ekspresi Junho yang menurutnya lucu membuatnya tertawa. Haechan lalu turun dari sofa dan menghampiri putranya.

"Nono dengarkan Ibu, Bongsik mungkin lelah, Nak. Kan seharian ini Bongsik sudah menemani Nono bermain, sekarang Bongsik ingin tidur. Lagipula jahat pada binatang itu tidak boleh Nak..Nono paham kan ?" Junho pun mengangguk paham.

"Maap Ibu !"

"Eii, minta maafnya pada Bongsik dong." Nono pun mendekati Bongsik, ia lalu mengelus bulu halus Bongsik. "Bongsik, maapkan Nono ya, sekalang Bongsik boleh bobok deh." Junho mengangkat Bongsik, meletakkannya pada kandang anjing.

"Sudah ?"

"Sudah Ibu, Bongsik sudah nyenyak di kandang."

"Pintarnya anak Ibu !" Ucap Haechan sembari menggelitik ringan perut Junho. Junho tertawa kegelian. Setelahnya Haechan mengantar Junho ke kamar mandi. Mengajari cuci tangan dan sikat gigi sebelum tidur.

~~~

Jeno pulang ke rumah. Di sana ia tidak mendapati eksistensi istrinya. Hanya ada beberapa pelayan yang tengah sibuk menyiapkan makan malam. Ia lalu memilih masuk ke kamarnya dan menyimpan totebag dari salah satu brand ternama ke dalam lemari. Mengenai isi totebag, itu merupakan sebuah sepatu anak kecil yang khusus Jeno beli ketika kemarin penerbangannya ke Paris.

Selama berada di Paris kemarin, Jeno dan beberapa rekan kerjanya sempat memiliki waktu untuk berjalan-jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selama berada di Paris kemarin, Jeno dan beberapa rekan kerjanya sempat memiliki waktu untuk berjalan-jalan. Beberapa mengajaknya untuk mengunjungi departemen store yang ada di sana. Saat berkeliling dan melihat sepatu tersebut, Jeno langsung teringat akan Junho. Ia pun tanpa pikir panjang langsung membeli sepatu tersebut.

DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang