"Dia yang tega membiarkan matamu menangis bersedih dan sengaja meninggalkan mu begitu saja apakah pantas kau menunggunya untuk kembali?"
- Athaya Mahra -
Nenek Nafsah memegang piring yang berada di atas meja, mengambil beberapa kue lalu memasukkannya kedalam mulut Athaya, "Nduk, Uti paring pesen nggeh kalih genduk. Ampun banget-banget leh seneng kalih tiang, la wong seng sampun nikah mawon saget dados ujian, nggeh pasrahaken mawon perasaanipun genduk kalih Gusti Allah. Mang pados pemimpin seng saget nuntun genduk ten jannahipun Gusti, nek genduk sampun mantep kalih Mas Arka, monggo enggal diseriusi nduk, nopo mawon kedah dilakoni. Nduk, apik ora ne hubungan iku neng awakmu dewe, nek sampean iso mikul duwur mendem jero ne tumindake garwane genduk. Estu nduk, suwargi panggenane nduk. Nduk..., mboten kecepetan ta nduk sampean badhe nikah? sampun mantep tenan? Nikah niku nggeh gampang-gampang angel nduk, Uti pandonga kagem genduk seng saee nggeh. Ampun ragu-ragu cerito kalih Uti nggeh cah ayu." ucap Uti Nafsah lagi, Athaya diam mercerna nasehat Uti Nafsah sambil memutar-mutar handphone nya.
"Nduk, Uti memberikan pesan ini untukmu dengan tulus hati. Jangan sangat-sangat saat mencintai seseorang, karena yang sudah menikah pun bisa jadi ujian, pasrahkan saja perasaan mu kepada Allah. Kalau kamu sudah percaya dengan Mas Arka, segeralah menuju ke janjang serius nduk. Sebagaimana pemimpin yang harus membimbing keluarganya menuju surga, begitupun kamu harus serius menghadapi hidup ini, apa pun harus dilakukan. Nduk, bagaimana pun hubungan itu dalam dirimu sendiri, jika kamu bisa mengangkat yang baik dan meninggalkan yang kurang baik dari perbuatan (tingkah laku) suamimu. Itulah, surga panggilanmu, nduk. Nduk..., tidak terburu-buru ya nduk, kamu akan menikah? Sudah mantap benar? Menikah itu tidaklah mudah, Uti berpesan kepada genduk yang baik. Jangan ragu-ragu bercerita kepada Uti, ya anak cantik."
"Ngonten nggeh Ti? Oalah enggeh Utii." Aya memasukkan barang-barangnya ke dalam tas nya, setelah itu ia berpamitan pulang, "Uti, Aya wangsul rumiyen nggeh? Mangke nek dangu-dangu dipadosi Bunda." Pamit Aya sambil mencium tangan Nenek nya. (Gitu ya Nek? Iya nenek.")
"Ngati-ngati neng dalan ya nduk cah ayu." Pesan Nenek Nafsah lagi, sedangkan Aya mengangguk tanda mengerti. (Hati-hati di jalan ya anak cantik.")
Sesampainya di rumah, Aya membanting semua barang bawannya di kasur empuknya, setelah itu dia merebahkan tubuhnya sambil memainkan ponselnya. Ia menemukan akun instragram Arka, dengan wajah kemerahan dan berguling-guling, Aya menekan tombol follow dan men-stalking nya.
"Ting!" Bunyi notifikasi Arkanaa mulai mengikuti anda membuat Aya melompat dari kasurnya dengan kegirangan.
"Saatnya caper cegil." Gumam Ayaa, ia mulai memoles wajahnya dengan beberapa make up yang ada di meja riasnya. Setelah itu ia mempotret dirinya, mengeditnya dan menggunggahnya di Instagram. Tak butuh lama bunyi notifikasi kembali terdengar, "Ting!" tertera bahwa Arkanaa dan 33 lainnya menyukai cerita anda. Sontak hal itu membuat Aya seperti kupu-kupu terbang bebas yang bahagia telah melihat seisi dunia.
Aya menaruh ponselnya di nakas, ia pergi ke dapur untuk membantu bundanya memasak. "Bundaaaaaaa," Teriak Aya yang melihat bunda dan kakak nya sedang memotong-motong sayuran.
"Udah pulang?" tanya bunda sambil mengambil wadah untuk sayurannya. "Sudah, tadi di rumah Emba, Aya di kasih wejangan sama Emba Mey buanyak banget." Aya menghampiri kakaknya yang mengaduk-aduk sesuatu yang menurutnya enak dan wangi, meskipun ia tak tau namanya.
"Mba Aish mau masak apa tuu? Kelihatannya enak banget tauu." Namun sunyi, tidak dijawab oleh kakaknya. Aya tidak makan hati, ia masih menanyakan ulang, "Mba Aish masak apa?" Namun tidak dijawab, tetapi selang beberapa waktu Aya terdiam ingin pergi mengambil minum, kakak nya menjawab pertanyaan nya.
"Masak apa aja yang penting ga masak hati." Awalnya Aya terdiam mencerna kata-kata dari kakak nya, tetapi setelah itu Aya dikejutkan dengan tawa kakak nya yang meledek. "Bercanda Ayy, kek ngga tau emba aja. Ini emba masak bubur ala-ala gitu emba tambahin sayuran, kangen mantan, soalnya mantannya emba suka makanan ini, apalagi yang emba bikin."
Aya mengaguk-anguk, "Jadi mba kangen mantan? Kenapa ngga tanya kabarnya aja kalau emba kangen dia? Emang dia sekarang dimana mba? Tanya Aya yang berada di sampingnya sambil melihat kakak nya yang mengaduk-aduk masakannya.
"Iya kangen banget, udah lama ngga ketemu tapi yang bikin sakit itu kemarin mba dapet kabar kalau dia mau menikah, padahal udah lama putusnya tapi mba masih belum bisa move on, mba msih nunggu dia tapi qoddarullah Ay, mau gimana pun bukan mba lauhul mahfudz nya. mba hancur banget rasannya." Air mata Aisha menetes deras membanjiri pipinya.
"Mba ngga sanggup Ay, liat dia sama yang lain. Mba ngga sanggup." Aisha berbalik badan memeluk adiknya erat, "Andai waktu bisa di ulang, mba Aish ngga bakalan ninggalin dia. Mba yang salah Ay, mba nyesel." Aya memeluknya Aisha tak kalah erat. Bunda yang ada disandingnya kini turut memeluknya, mengelus rambut Aisha.
Dirasa cukup tenang, Aisha menghapus air matannya, melepaskan pelukan dan mematikan kompornya. Setelah itu Aisha memegang tangan Aya, "Insyaallah mba kuat, mba ikhlas, doain emba ya..." ucap Aisha sambil tersenyum getir.
"Mba ke kamar dulu," pamit Aisha beranjak pergi dengan mengusap air mata yang masih jatuh.
"Aku ngga nyangka mba Aish yang sekuat itu bisa hancur seperti ini, maaf mba Aish, Aya ngga bisa bantu mba Aish. Aya sendiri ngga tau mantan mba Aish siapa, kuat-kuat ya mba Aish. Semoga mba Aish diberikan kesabaran yang lebih lagi sama Allah dan dipertemukan dengan seseorang yang lebih baik lagi, dia yang tega membiarkan matamu menangis bersedih dan sengaja meninggalkan mu begitu saja apakah pantas kau menunggunya untuk kembali? Aku sayang mba Aish," Ucap lirih Aya yang terdengar oleh bundanya.
"Sudah..., biarkan kakak mu sendiri dulu, kamu masuk kamar gih. istirahat, biar bunda aja, tinggal dikit kok." Aya hanya mengaguk pasrah.
Aya merebahkan tubuhnya di kasur lalu membuka kembali handphone nya, tak menyangka ada notifikasi baru yang membuatnya bersemu merah.
3 pesan baru Instragram Arkanaa, dibukalah pesan itu oleh Aya.
Assalamu' alaikum✓✓
Mba Athaya nggih?✓✓
Niki Arkana, yang kemarin kesana sama Abi Ummi. ✓✓
Wa'alaikumus salam, nggih mas arka. Leres niki Athaya✓✓
Alhamdulillah, angsal nyuwun nomoripun wa mba Aya?✓✓
Nggih mas, angsal. Sekedap.✓✓08*******413 ✓✓
Nggih, matur nuwun mba, mangke kulo wa nggih.✓✓
Nggih, Mas ✓✓
Aya memejamkan mata tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. "Aaaaaaa bisa gilaaa aku lama-lamaaaa." Aya berteriak kencang, sambil menyembunyikan wajahnya di bantal empuknya."Ting." Notifikasi kembali terdengar, membuat Aya terburu-buru melihatnya. Ia dibuat kecewa, Bukan WhatsApp, tetapi dari pesan Si pemberi info myIM3 bahwasannya, "EXTRA KOUTA 10GB sudah bisa diklaim! Cek poinmu yuk & redeem kuotanya dari IMPoin, Cek sekarang di:bitly/imp-wp."
Aya kembali meletakkan ponselnya, setelah beberapa menit notifikasi kembali terdengar. "Ting!" Tetapi Aya tak kunjung membukannya, ia mendumel sambil merebahkan tubuhnya.
"Jangan harap akan aku buka, kamu tidak bisa menipuku Si pemberi info sialannn." Ucap Aya kesal.
........
TBC
Jangan lupa follow agar dapat notifikasi update yaaa!! Dan pantengin ig dan tiktok kuu agar tau spoiler-spoilernya yaaa!! Terimakasih!
Ig & tt ; nanayy_naa
Jum'at, 15 Maret 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit biru
Teen FictionSang cakrawala bertanya kepadaku, kenapa aku sangat membenci warna birunya? Aku terdiam berapa saat lalu menjawabnya, "Karena, kamu membawa cintaku berkeliling di langit birumu, lalu kamu menjatuhkannya di lautan biru." -Athaya Mahra- ...... Alfarel...