Milan berlutut di depan Taksa yang duduk diatas sofa dan memandang kosong ke arah nya. Dalam mata orang yang begitu dicintai nya itu ada banyak luka dan pengorbanan yang kini terlihat jelas.
"Bubu, Milan minta maaf," Milan menelan ludah dan merasa tercekat ditenggorokan. "Selama ini Milan gak tau kalau Milan jadi sumber penderitaan nya Bubu."
Taksa berpaling. Menghindari tatapan Milan. "Pergi. Karna kamu udah tau, kenapa masih di sini?"
"Bubu maaf.."
Taksa tak menjawab permintaan maaf Milan, luka di hati nya masih berdarah sampai sekarang. Bahkan untuk menatap mata Milan saja Taksa tidak bisa. Sejak dulu Taksa memang tidak pernah bisa benar benar memandang paras Milan, walau dialah yang merawat anak laki laki itu dengan kedua tangan nya. Bagaimana Taksa akan sanggup memandang kearah anak suami nya dengan orang lain?
Milan Djung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espoir
FanfictionMilan juga tidak mau lahir sebagai sumber kesakitan orang lain.