HAPPY READING!
Di Lorong yang Panjang juga sepijt terdengar derap Langkah cepat, menampakan seorang gadis sedang berlari tergesa karena mengejar waktu.
"Anjir gegara Nathan gua telat jadinya"
Sesampainya didepan pinu kelasnya dia mengatur nafasnya yang tak beraturan karna berlari lalu membuka perlahan pintu kelasnya membuat seluruh penghun kelas terfokus padanya dikira guru yang datang.
"Huh belom ada guru" gumam gadis itu sebeum akhirnya masuk dan duduk di kursinya.
"Tubenan Za telat?" ucap Leo, yang duduk bersebelahan dengan gadis itu.
Zahira atau Zara adalah gadis yang baru saja tiba dan duduk di sebelah Leo. Gadis manis yang cukup popular karena kepintarnnya juga paras cantik dan lucunya. Juga penampilannya yang berbeda dari gadis lain, tomboy. Jadi siapa yang tidak mengenalnya.
"Iya biasanya pagi buta lo dah dateng, gua kira kaga berangkat lo" sambung Vino yang duduk dibelakangnya. Zara menyibak rambut pendeknya, membuat terlihat tampan dan cantik tersatu.
"Gegara si Nathan segala motornya rusak, jadi make mobil mana macet"
Leo yang di sebelah Zara menyentil mulut yang baru berucap itu membuat Zara yang kesal menjadi kebih kesal.
"Apaan sih lo!"
"Tu mulut nanti kebiasan, manggil yang lebih tua ga boleh langsung nama!" perigatnya.
"Lo ama gua juga tua gua ga ada embel embel 'ka' nya tu"
Ya, diangkatannya Zara paling tua karena Zara sempat berhenti sekolah selama dua tahun akibat harus melawan rasa trauma himgga membuat Zara over akan minuman beralkohol hingga harus menjalani masa rehabilitasi.
"Kan lo bocil ,mana pantes dipanggil kek gitu" sahut Jovan yang duduk disamping Vino mendengar cekcok mereka bertiga walau pandangan terfokus pada layar ponselnya.
"Bocil sapa maksut lo?! Ngajak berantem ni bocah!" Zara berdiri dari duduknya hendak memukuli Jovan namun ditahan oleh Leo hingga kembali duduk.
"Ntar aja dah ada guru tu!"
"Awas lo ntar!" Ucap Zara dan kembali duduk menghadap depan.
"Maap Zaa, iya dah lo bukan bocil tapi biarin gua sekelompok ya? Lo tau juga gua ga bisa gambar"
Saat ini mereka sedang berada dikantin, setelah jam pelajaran tadi mereka ditugaskan untuk membuat majalah secara berkeompok dan Jovan sedang membujuk Zara agar bisa sekelompok dengannya, Vino dan Leo.
Sebenernya bisa saja Jovan sekelompok dengan yang lain tapi hanya tersisa satu kelopok selain kelompok Zara, dan di kelompok itu ada perempuan yang sangat membuat Jovan risih karena selalu caper dengannya membuat Jovan tidak nyaman.
"Udah lah masuk kelompok lain aja" ujar Leo.
"Ko lo jahat banget si, ogah banget sama cacing norak kek dia, alergi gua hih" Sontak membuat Leo, Vino dan Zara terkekeh bersama.
"Ada paan nih, seru keknya?" Itu Jendra yang berucap, kakak kandung dari Jovan. Datang bersama Mahen dan Putra.
Jendra dan Mahen sudah kelas 12 jurusan MIPA, Putra satu tingkat dibawahnya dengan jurusan yang sama. Sedangkan Zara, Leo, Vino, dan Jovan masih kelas 10 jurusan IPS.
"Adek lo tuh ngeselin parah"
"Ya elah udah minta maap loh, gua traktir es cream matcha mau ga?"
Muncul sudah kesukaan Zara, mereka tau kalau Zara sangat tidak bisa menolak apapun tentang matcha. Liat saja saat ini sedang berfikir keras tentang tawaran yang Jovan katakan.
"3 ice cream matcha, sama mille crappes rasa matcha?"
"Ngulanjak anjir!" sahut putra.
"OKE! Ntar abang gua beliin, ya kan bang? Iya harus!" tidak terima penolakan ya si Jovan ni.
"Lah maksa banget, ngapa jadi gua?" mereka semua tertawa bersama, kecuali si cool Leo hanya tersenyum simpul.
"Jangan lupa ya Jen, anterin kerumah gua samperin ke rumah lu?"
"Lah anjir, yang ngutang sapa kenapa gua yang serasa ditagih dept collector" Zara menutup telinganya berpura-pura tidak mendengar ocehan Jendra.
"Apapun masaahnya, Zara kalo soal matcha pasti kelar" ucap Vino.
Dirumah Zara saat ini sudah ada Vio, Leo, jovan, dan Bunga sedang mengerjakan tugas bersama di ruang tamu. Tidak lebih tepatnya hanya Zara dan Bunga yang mengerjakan, memang para cowo numpang nama saja.
"Eh Za gua rokok disini gapapakan?" Zara mengangguk menanggapi Vino samil memberikan asbak di bawah meja pada Vino, lalu meliat Bunga yang masih berkutik dengan labtobnya untuk mencari bahan materi untuk majalahnya.
"Lu gapapa kan sama asap rokok? atau ngerokok juga ga?" tanya Zara pada Bunga.
"Iya, santai aja"
"Bagus lah, Zara ada temennya biar ga sok jaim ha ha aduh!" Zara melemparkan penghapus pada Jovan dan kena tepat pada dahi nya.
"HEADSHOOT!" Riang Zara sambil meledek Jovan. Jovan sabar saja masa mau melawan bocil nanti takutnya menang pikir Jovan.
Zara dan Bunga kembali menyelesaikan tugasnya untung ada Bunga jadi dia tidak sendiri menyelesaikannya. Sesekali Leo membantu untung mengerjakannya tidak seperti dua teman lainnya yang sangat beban itu.
"Udahkan? Nanti biar gua selesain sendiri kalo soal covernya" Zara mengeluarkan sebungkus rokok dari sakuya lalu menyerahkan pada Bunga yang ikut mengambil sebatang rokok dan membakarnya.
"Jagoan nya keluar nih" Zara dan Bunga saling bertatap seolah mengisyaratkan untuk berpura-pura tidak mengerti dengan ucapan Vino.
Tak lama setelah itu bel rumah Zara berbunyi, Zara menaruh rokok nya lalu beranjak untuk membukakan pintunya, melihat siapa yang datang.
"sembunyiin bungkus rokok gua tolong" suruh Zara pada siapapun yang ada di ruangan itu.
Saat membukakan pintu Zara menghela nfas lega dia pikir itu Nathan teryata Fawwaz abangnya Bunga.
"Jemput Bunga? Dia di dalem noh masuk aja" Zara kembali masuk diikuti Fawwaz dibelakangnya
Saat sedang mengobrol Bunga dikagetkan oleh sura teriakan Zara memanggilnya
"Bunga! Abang lo dateng!"
"Ga usah teriak juga, rusak gendang telinga gua lama-lama" bukan Bunga tapi Vino yang menyaut.
Bunga enunjukan batang rokok diapitan tangannya yang tinggal setengah pada abangnya, dan Zara kembali duduk mengesap rokoknya yang masih ada.
"Bocil dah pada rokoan aja"
Ketiga cowo yang sudah lebih dulu berada disana memandang Zara setelah mendengar perkataan Fawwaz yang mengatai bocil. Yang di pandangi tampak santai seolah tak peduli sambil menghembuskan asap rokok nya ke udara. Ga bisa marah kalo udah ngeliat orang cakep kayak abangnya Bunga si Zara ni.
"Ngapa lu pada liatin gua? Emang pada rokokan kan?"
Tidak adil pikir Jovan, Zara tampak biasa saja sedangkan kalau Jovan yag berucap beda lagi ceitanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHIRA LIFE'S[On Going]
Teen Fiction. . Zahira Dian Ladiksa atau Zahira, adalah anak tunggal dari orang tua yang berpisah sejak dia duduk dibangku SD. Tinggal bersama papa nya yang membuat Zahira mengenal minuman yang seharusnya belum untk tau di umurnya yang masih muda. Bahkan diumur...