CTISK 12

291 46 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Flashback On.

Aldebaran menghentikan mobilnya di parkiran kosan milik Andin, lelaki itu keluar dari dalam mobil begitu pun dengan Andin. Keduanya saling melembar senyum kecil

"Makasih ya kak atas tumpangannya. " Ucap Andin di balas anggukan oleh Aldebaran.

"Kak Al mau mampir dulu, nggak? " Tawar Andin

Aldebaran melirik ke arlojinya, lalu tersenyum kecil dengan kepala menggeleng pelan "Makasih atas tawarannya, tapi saya harus pulang sekarang. Jadi lain kali saja mungkin" Tolak Aldebaran secara halus.

Andin mengangguk paham "O-oh gitu, yaudah gapapa."

"Maaf ya Andin, jadi nggak enak. "

"Engga pa-pa kok kak. Lain kali kan bisa. Sekali lagi makasih loh, atas tumpangannya. "

"Iya... " Ucap Aldebaran

"Yaudah Andin masuk dulu ya kak. Marii! " Pamit Andin

"Ndin tunggu!! " Teriak Aldebaran saat Andin akan memasuki kosan tersebut. Sontak Andin langsung menghentikan langkahnya

"Iya kak, kenapa? " Tanya Andin

"Emmm... " Aldebaran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Gini ndin, saya mau ngomong hal serius sama kamu. Boleh kan? "

Andin memicingkan matanya, lalu setelahnya mengangguk "Boleh, dong kak. Mau ngomong apa nih? " Kepo Andin

"Hehehe... Gimana cara ngomong nya ya ndin. " Bingung Aldebaran

"Putri Andini jelita, mungkin saya bukan lelaki romantis seperti lelaki di luaran sana. Saya juga mungkin bukan lelaki yang penyayang, saya juga bukan lelaki sempurna..... Saya akui, saya begitu pemarah, egois, posesif... Mungkin nggak ada wanita yang akan tahan sama sikap saya. Begitupun dengan kamu. "

Andin, jika boleh saya meminta tolong kamu rubah semua sikap saya itu. Ubah saya untuk menjadi lelaki lebih baik lagi, lelaki yang bisa menahan amarah serta ego nya. Saya tau- saya tau banget mungkin ini terlalu cepat bagi kamu... Hufftt. Tapi menurut saya lebih cepat lebih baik. Andin... Maukah kamu jadi pacar pertama serta terakhir untuk saya Aldebaran Putra Wijaya? Maukah? " Ungkap Aldebaran panjang lebar, dengan memengang kedua tangan Andin.

Andin? Jangan di tanya lagi, bagaimana reaksi gadis tersebut. Diam seperti patung dengan mulut terbuka lebar. Di karna kan terkejut mendengar ungkapan lelaki di depannya ini!.

Dan jangan lupakan satu hal. Kondisi jantung Andin saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana tidak, jantungnya sedang berdisko-disko. Astaga.........

"Andin! " Panggil Aldebaran saat melihat kediaman Andin

Hening....

"Andin!.. " Panggil Aldebaran sekian kalinya.

CEO Tampan Itu SuamiKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang