"Nggak sendirian lagi nih ? Sudah ketemu ya Ayahnya Junho. Eh ini beneran Ayahnya atau salah satu pelanggan ya ? Ups.."
Ibu Dong lalu memperhatikan Jeno secara seksama. Dari bawah ke atas, ia lantas melirik Junho yang terlelap dalam gendongan Haechan.
"Eh, tapi mukanya mirip. Anda hebat sekali Ibu Lee, anda berhasil menemukan Ayahnya Junho. Sepertinya dia orang kaya, untung saja yang jadi bibitnya orang kaya, anda tidak perlu menjual diri lagi setelah ini." Sambung Ibu Dong
"Tuan Lee, saya duluan." Haechan tidak memperdulikan perkataan Ibu Dong, ia memilih pergi terlebih dahulu ke mobil Jeno.
"Lihat kelakuannya Tuan ! Meski anda dan Junho mirip, saya sarankan untuk tetap melakukan tes DNA. Wanita itu bukan wanita baik-baik di sini, dia datang dalam keadaan sudah hamil besar dan tanpa suami." Jeno sedari tadi menahan amarahnya, kepalan tangannya mengerat siap untuk memukul wanita di depannya. Tapi kewarasan masih melingkupi diri Jeno, ia tidak mungkin membuat keributan di puskesmas apalagi sampai memukul seorang wanita.
"Dengar Nyonya ! Jika tidak tahu apa-apa lebih baik anda diam !" Ibu Dong mulai menciut.
"Sekali lagi saya melihat anda mengganggu Haechan, saya tidak segan-segan membawa kasus ini ke jalur hukum." Ancam Jeno, ia lalu pergi menyusul Haechan.
Saat masuk ke dalam mobilnya, Jeno mendapati Haechan di kursi kemudi dengan Junho yang masih terlelap di pangkuan.
"Maaf lama."
"Tidak papa, tuan." Kentara sekali bahwa Haechan baru saja menangis. Jejak air mata masih jelas terlihat di wajahnya. Rasanya Jeno ingin memeluk Haechan dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi itu percuma karena sejatinya penyebab semua ini adalah dirinya sendiri.
"Ini obat yang harus diminum Nono untuk menurunkan demam pasca imunisasi." Memang efek samping imunisasi biasanya adalah demam. Maka dari itu dokter meresepkan obat demam agar efek samping dari imunisasi segera teratasi dan tidak membahayakan si kecil.
"Iya, terima kasih." Haechan lalu menyimpan obat tersebut ke dalam tasnya. Setelahnya Jeno melajukan mobilnya, mengantar Haechan dan Junho pulang.
~~~
Jisu mendatangi rumah mertuanya. Berniat mengadukan kelakuan putra mereka pada kedua orang tuanya.
"Kau datang sendiri ? Apa Jeno bekerja ?" Tanya Tiffany, dia juga tidak tahu menahu mengenai jadwal penerbangan Jeno.
"Ma, ada hal penting yang ingin Jisu katakan." Alih-alih menjawab pertanyaan ibu mertuanya, Jisu justru membuka obrolan baru.
"Jangan bilang kau sudah hamil ? Mama akan sangat senang jika itu yang akan kau katakan." Pekik antusias Tiffany, ia tidak sabar mendengar berita penting dari Jisu. Bagi Tiffany berita penting dari Jeno maupun Jisu hanyalah tentang kabar calon anak mereka.
"Maaf Ma, bukan itu yang akan Jisu katakan.." Jisu lalu memasang muka bersedih. Tiffany yang awalnya duduk di sofa seberang kini mengambil tempat di samping menantunya.
"Apa Jeno memarahimu ? Apa dia memukulmu ?" Jisu menggeleng.
"Lalu ? Ceritakan semua pada Mama, jangan merasa sungkan." Tiffany memang sangat menyayangi menantunya ini. Terlebih saat kedua perusahaan keluarga mereka bekerja sama, perusahaan keluarga Lee pun semakin berkembang.
"Akhir-akhir ini Jeno jarang pulang ke rumah Ma, sekalinya di rumah ia langsung pergi lagi. Jeno__ia seperti tidak betah berada di rumah. Kami bahkan jarang mengobrol dan ia seperti enggan menyentuhku. Jika begini bagaimana Mama bisa dapat cucu. Aku takut dia punya wanita lain Ma, tolong tegur Jeno ya Ma.." Jisu lega akhirnya ia bisa menceritakan semua pada ibu Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️
RomanceUntuk Haechan yang dunianya sudah runtuh-Nono Cast : Nohyuck (GS)