2

16 2 0
                                    

Siapa sangka kala itu tanggal 22 April. Hari yang hampa, hari yang dimana aku kosong tanpa ada arah kemana aku kala itu. Ku ceritakan pada kalian ada apa pada hari itu. Ya, aku baru saja memutuskan hubungan dengan seseorang yang kita panggil saja Iki. Hubunganku dengan Iki hanya sampai 1 bulan yang bisa dikatakan anniversary ku dengannya pada tanggal tersebut.

Awal perkenalan ku dengan Iki pada bulan Februari. Kami berkenalan melalui dunia online platform game online. Game ini tentang tembak nembak musuh dengan menggunakan berbagai senjata. Awal mula itu juga aku bermain game online, dulu aku tidak bermain game sebab device tidak mendukung. Semenjak aku ganti device ke yang lebih memadai, semua aplikasi permainan ku download. 

Awal-awal aku bermain dan men-download game itu bersama sahabatku bernama Uci. Sahabat perempuan yang ku kenal sejak SMK dahulu. Uci suka bermain game namun ia mudah bosanan. Kala itu di bulan Februari aku tidak terlalu sibuk atau banyaknya kegiatan. Aku sepanjang hari bisa bermain game terus kala itu. Sebelum bermain game tembak itu, aku dan Uci bermain minecraft. Karna kami bosan akhirnya kami mendowload game tembak yang sudah dari awal ku jelaskan.

Tanpa bosan dan berhenti bermain game itu, aku terus belajar dan memahami bagaimana bermain game itu. Bermain bersama Uci tiap malam, kami selalu open mic dalam permainan itu. Terlalu asyik berdua dan pembicaraan kita mungkin juga didengar oleh pemain random yang kita temui dalam permainan game itu. Banyak orang random dalam permainan itu yang kita temui menjadi teman bermain kami berdua.

Dan pada suatu hari kita bertemu dengan Egar yang kita temui secara random di game. Mungkin ia tertarik berteman dengan kita yang pada waktu bermain mendengarkan percakapanku dengan Uci. Pertemuanku dengan Egar belum mengenal Iki. Yang ku ketahui dia pernah bilang bahwa ia sahabat kecilnya Iki. Namun, mereka beda tempat sekarang. Egar di pulau S dan Iki di pulau P.

Selama bermain game itu, kami bertemu dengan orang-orang random yang asyik. Dan kala itu juga menjadi sering bermain bersama Egar. Bagi kami Egar orang random yang humoris dan friendly. Ia suka bikin lelucon untuk menghibur kami. Pada beberapa minggu setelah sering bermainnya kami dengan Egar. Ia pun mengenalkan pada kami sahabat kecilnya itu yang bernama Iki.

Awal bermain bersama Iki, aku langsung penasaran dan juga tertarik. Apalagi Iki dan Egar seiman denganku. Tapi, saat bermain berempat mereka lebih tertarik menggoda Uci. Ia juga sehumoris seperti Egar, perempuan mana yang tidak suka dengan lelaki humoris? Jujur disaat itu juga aku mulai penasaran dengan Iki.

Kami jarang sekali bermain dengan Iki. Iki selalu tidak online di game itu. Tapi, pada di bulan Maret ia jadi sering aktif walau kadang-kadang. Iki yang berusaha seperti mendekati Uci, namun Uci bersikap tidak tertarik dengannya. Akhirnya, Iki berputar haluan pada diriku karna dia mengetahui bahwa kita seiman. Selama kami bermain tidak tahu bahwa Egar mempunyai kekasih. Pernah waktu itu bilang ia mempunyai kekasih. Tapi, hari-harinya seperti selalu free untuk meluangkan waktu bermain game. Seperti tidak di cari oleh kekasihnya. Pernah kami bertanya padanya "memangnya tidak dicari oleh pacarmu?". Jawabnya, "ngga, orang tiap hari sudah ke rumahnya main terus."

Waktu terus berlalu, bermain game itu tanpa henti. Semakin dekat juga dengan kawan-kawan pada game itu. Dan pada Bulan Maret itu juga Iki mencoba mendekati saya dan mencari tahu tentang diriku. Fun fact, aku tidak memberi tahu nama asliku. Jujur aku takut pada orang asing di game. Dia mengenali namaku sebagai Erin. Aku mempunyai trust issue dengan orang yang ditemui dalam dunia internet.

Bermain bersama terus hanya dalam beberapa hari yang intens. Membuat saya semakin tertarik dengan Iki, jujur awal perkenalan dia adalah sosok yang humoris. Perkenalan kita juga banyak kode-kode dari dia yang ingin melanjutkan via whatsapp hingga dia yang mengode untuk memiliki hubungan yang lebih dari teman.

Akhirnya, ia pun berhasil memiliki nomor whatsapp-ku. Nomor yang ku berikan adalah nomor baru dibeli untuk khusus orang asing jadi tidak ada tag nama yang menggambarkan bahwa siapa saya sebenarnya di dunia nyata. Licik. Ya, memang. Lagi pula dia orang asing dari internet, tetap berhati-hati. Bahkan, dia langsung mengchat saya melalui whatsapp. Bahkan di lobby game pun selalu mengode 'mendingan sleepcall daripada main'.

Akhirnya, kami pun chatan tipis-tipis. Jujur saya di buai oleh rasa suka dan berubah kini menjadi mencintai. Ya, saya cinta. Bodoh memang. Belum ada hubungan sudah jatuh cinta. Bahkan kita sudah sleepcall serta memberi tahu satu sama lain tentang kegiatan sehari-harinya. Bahkan dia memanggil saya 'syg' duluan. Bahkan jujur awal perkenalan via game dia tahunya saya tidak kuliah, nyatanya saya anak kulihan. Sebab sekali lagiku katakan, aku takut dengan orang dari internet.

Beberapa hari sebelum tanggal 22 Maret. Dia mengode-ngode untuk hubungan yang lebih dari teman. Saya bertindak seolah harusnya kau menyatakan tapi dia enggan untuk itu. Karna saya yang tidak mau kehilangan kesempatan itu mencoba untuk diskusikan pada sahabat saya Uci dan Tere. Tere adalah sahabatku dari SMP. Tere juga tahu tentang diriku serta keluargaku.

Uci dan tere berbeda. Uci menanggapi silahkan sedangkan Tere memaki saya mana ada perempuan yang duluan. Tapi, lagi-lagi karna saya cinta maka saya melakukan itu. Ya, kalian pasti tahu. Menyatakan dan menanyakan hal itu. Dilema, pesan saya diabaikan. Saya menunggu jawaban itu. Pas sekali ditanggal 22 Maret itulah ia hanya menjawab 'iya'. Ironis sekali.

Sebelum pacaran dimulai dia sudah menanyakan diriku ngekos atau tidak. Aku yang masih dengan orang tua jawabku masih serumah dengan orang tua, karna kalau ngekos dia mau tinggal bersamaku bahkan dia mengajak diriku untuk tinggal serumah. Wah. Tapi, untungnya itu hanya ajakan karna aku juga tidak mau. Dia menyuruh saya untuk menyalakan centang biru whatsapp tapi dia tidak. Egois sekali bukan?

Waktu hari pacaran pun dimulai, masalah-masalah baru dan hal konyol pun muncul satu per satu. 

Ternyata, menemukan cinta itu bisa dari mana saja. Bahkan dari sosial media. Tapi, betulkah cinta yang aku rasakan benar-benar cinta yang nyata? Bagaimanakah ceritaku selanjutnya?

Thousands Of Miles My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang