33. Ingat

18 6 0
                                    

"DIAM KALIAN!! teriak Yasmin murka mendengar desas desus rakyatnya, seketika semua orang disana menutup rapat mulut mereka

"ZABIR!!.." panggilnya dengan lantang

manusia dungu yang dipanggil itu keluar turut membawa Lunara yang sudah di ikat menggunakan rantai dengan mulut tersumpal kain, penampilannya berantakan untuk sekelas seorang selir

"benar yang dikatakan yang mulia permaisuri Yasmin bahwa wanita ini adalah kekasihku, aku mencintainya begitupun sebaliknya, bahkan kini kekasihku ini tengah mengandung anakku" sunyi senyap, semua orang disana tampak melongo, kecuali Yasmin dan Vasant yang tersenyum penuh kemenangan

sebentar lagi rakyat Cendana akan berbalik menyerang Lunara

"dia berhubungan denganku sejak ayahnya menikahi ibuku, kami berhubungan dibelakang kedua orang tua kami bahkan hinggi kini masih berhubungan dibelakang raja keparat itu" ingin rasanya Lunara menjerit dengan kencang dan mengatakan yang sebenarnya

fitnah yang teramat kejam!

"cih ternyata kebaikannya selama ini hanyalah sekedar topeng untuk menutupi kebusukannya"

"wanita menjijikan!"

"mungkin dia menggunakan ilmu hitam untuk memikat yang mulia raja hingga sudi menikahi wanita tak suci sepertinya"

"mungkin saja memang dia yang menggoda yang mulia raja"

"menjijikan"

"pantas saja posisinya hanya sebagai selir, ternyata hilang kegadisan sebelum menikah"

dan benar saja..
kata-kata menyakitkan yang dilontarkan rakyat Cendana benar-benar menggoreskan luka tak kasat mata pada Lunara, air mata wanita itu berjatuhan tanpa henti, pipi wajah cantik yang selalu menawan itu tampak sangat kacau, memerah hingga kebiruan bergambar bekas tangan karna gamparan

Lunara hamil? ya! dia hamil, tentu saja hamil anak Kastara, kelicikan Yasmin membuat tabib Singgih terpaksa berbohong

Flashback on

bughh..

"oh sang Agung.. maafkan aku yang mulia permaisuri, aku tidak sengaja, aku terburu-buru, ampuni aku yang mulia" rahang Yasmin mengeras tanda ia menahan emosi nya, bagaimana tidak, tubuhnya sampai jatuh terjengkang karna ditabrak pria paruh baya itu

melihat tak ada respon dari Yasmin, tabib Singgih kembali bersuara
"maafkan aku yang mulia, aku benar-benar tidak sengaja, sungguh"

Yasmin langsung membenahi dirinya dan langsung merubah raut marahnya menjadi senyum, senyum yang__ entahlah sedikit menakutkan menurut tabib Singgih

"ada keperluan apa sampai kau berlari seperti dikejar babi begini?"

"i-itu yang mulia permaisuri, yang mulia selir agung sedang sakit"

"sakit?" Yasmin menaikkan sebelah alisnya, dijawab anggukan oleh tabib Singgih

"beliau muntah-muntah dan lebih sensitif, mungkin tengah mengandung" tabib Singgih tersenyum samar diakhir kalimatnya

"kalau begitu aku permisi yang mulia, sekali lagi aku memohon maaf atas kesalahanku" tabib Singgih membungkuk dan sebelum pergi...

"tunggu tabib!" cegah Yasmin cepat, tabib Singgih masih menunggu kalimat yang akan dilontarkan Yasmin

"jika benar selir Lunara hamil aku minta padamu untuk jangan katakan apapun pada mereka, karang saja penyakit lain yang tampak masuk akal" mendengar itu tabib Singgih menggeleng keras

KastaLuna (kisah Bratadikara dan Jahanara dengan versi dan zaman yang berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang