Terlihat beberapa orang melakukan aktivitas di taman. Hingar bingar kehidupan meramaikan sore itu, ada anak-anak bermain dan beberapa lainnya terlihat berlari santai. Di antara pengunjung, terdapat anak perempuan dengan rambut keriting sebahu yang mengenakan jaket berwarna merah polos, sementara pria di sebelahnya mengenakan jaket berwarna hijau polos. Rambut mereka sama-sama keriting kecil, dengan kulit hitam manis. Anak perempuannya menggenggam erat jemari pria tinggi di sebelahnya lalu bersenandung kecil.
"Pa, tadi seru ya main di menara es!" ujarnya dengan bahagia.
Guratan bahagia terpancar dari manik mata kecilnya, sesekali dia melompat lalu melirik ke arah pria itu sambil tertawa pelan.
"Natha suka tempatnya?" Dari wajahnya, dia juga terlihat senang. Pancaran bahagia melihat anak gadisnya menikmati waktu bersamanya.
"Tentu saja, papa. Natha suka tempatnya. Kapan-kapan kita bisa ke sana, pa?"
"Bisa, sayang. Asal Natha suka, pasti papa akan usahakan untuk ajak Natha ke sana. Natha harus janji untuk belajar yang rajin, ya!"
Natha merengut untuk beberapa saat, dia tahu ini akal-akalan papanya biar dia semangat belajar. Akhir-akhir ini semangatnya terus menurun. Mereka baru saja pindah ke bagian utara negara Tora, provinsi Dandami dengan ibu kota Patur. Negara Tora adalah negara beriklim tropis yang ada di Asia Tenggara. Terdapat beberapa bagian dari Negara Tora* yaitu bagian utara, barat, timur dan selatan. Di bagian utara terdapat provinsi Dandami, ibu kota Patur. Di bagian timur terdapat provinsi Hega, ibu kota Zerka, sementara bagian timur terdapat provinsi Hega, ibu kota Zerka, dan bagian selatan terdapat provinsi Itya, ibu kota Kulipa. Setiap bagian memiliki mata pencahariannya masing-masing. Natha dan Elano menempati tempat dengan mata pencaharian mayoritas adalah pekerja kantoran atau instansi.
"Natha usahakan, papa! Kalau ranking Natha naik, kita main lagi ke menara es ya!" ajak Natha lagi.
Pria bernama lengkap Elano Prasetya ini mengusap puncak kepala anak gadisnya dengan penuh kasih sayang. Membuat anaknya semangat cukup mudah, dengan memberikan imbalan di akhir. Meskipun kehidupan cukup susah, belum lagi banyaknya saingan sehingga kehidupan finansial menjadi terombang-ambing. Namun, Elano tidak bisa menyerah, dia harus bekerja dan membiayai sekolah anak gadis kesayangannya, Natha.
"Pa, Natha kangen Dean. Dulu Natha sama Dean sering main bareng. Di sekolah, Natha belum punya teman kayak Dean," ujarnya sambil mengerucutkan bibir mungilnya.
Elano tersenyum tipis, tingkah anaknya menggemaskan di matanya. "Kapan-kapan kita bisa liburan ke kota Melawa. Main ke sana dan pergi ke mall pasti menyenangkan," jawab Elano berusaha menenangkan kegelisahan dalam hati putri kecilnya.
Matanya berbinar senang, "Papa serius? Kita bisa main ke kota Melawa lagi!" pekiknya senang.
"Natha, harus semangat! Dean masih tinggal di kota Melawa, ya? Kalian sempat berpamitan?" tanya Elano lagi. Dia penasaran dengan anak bernama Dean, dia tidak tahu mereka berteman dekat. Dulu, dia jarang mempunyai waktu untuk bermain dengan putri kecilnya. Dia lebih memfokuskan diri untuk bekerja dan bekerja.
Dia masih muda dan butuh banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, hingga Elano sadar betapa banyak waktu yang dia lewatkan. Natha sudah kelas enam SEDASA*, sedikit lagi dia akan lulus dan masuk ke SEMENAL*. Melihat putri kecilnya semakin tinggi dan besar membuatnya sedih.
Natha menggenggam erat jemari Elano dan tangan satunya memegang es krim. Dia menikmati makanannya, dia selalu suka menghabiskan waktu bersama Elano.
"Natha, ayo kita ke kursi di sana. Nanti es krimnya jatuh-jatuh kalau kamu makan sambil jalan," ajak Elano sambil menunjuk kursi yang ada di dekat air mancur taman. Natha mengangguk dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wish- TAMAT
RomanceWen Sidharta hanya ingin mati.Hidup pun percuma, tiap hari Ayahnya semakin tidak tahu diri menyakiti hati ibu. Dia tidak pernah melupakan cinta pertamanya, meninggalkan Wen dan ibu hidup berdua hingga tetangga barunya datang, Natha Maheswari. Berdua...