CHAPTER 10 - BONFIRE

625 80 2
                                    

Tidak ada yang menduganya. Alec bertemu dengan penyihir asli yang saat ini mengacungkan tongkat padanya. Dia tidak hanya takut padanya tapi dia sepertinya melihat masa lalunya. Apakah dia sama seperti Alice Cullen dengan kekuatan yang sedikit berbeda? Alec tidak tahu.

Tarikan aneh menariknya pada penyihir itu. Dia tahu tanda apa itu. Dia tidak ingin membuat teori mendalam apapun. Dia memiliki adiknya dan itu sudah cukup baginya. Namun sayang sekali sisi buasnya tidak berpikir seperti itu. Setelah gadis itu menghilang tiba-tiba saja dadanya terasa kosong. Ada yang hilang dan dia tahu itu hal yang tidak benar.

Dia bertekuk lutut di tanah. Mencengkram jantungnya yang telah berhenti berdetak. Bukan karena mantra aneh yang muncul dari sesuatu yang tak nampak tapi dari kepergian gadis itu. Alec tidak punya pilihan lain dia harus mencari gadis itu. Dia membutuhkan gadis itu mau atau tidak.

Manusia serigala muncul dari sisi lain mengejar aroma gadis yang telah pergi itu. Alec tanpa banyak basa-basi mematikan indra manusia serigala itu. Sebelum Felix dan Demetri membunuhnya dan membakar nya ke dalam api.

"Demetri. Apakah kau merasakan keberadaan nya?" Alec bertanya menatap tubuh manusia serigala yang terbakar.

Demetri menggelengkan kepala. "Sayangnya tidak. Dia memiliki pelindung." Ucap Demetri.

"Sial."

....

Cho kembali dengan selamat ke Forks dia telah pergi dari London beberapa saat lalu. Harry memberitahukan nya bahwa Greyback telah menjadi abu, seseorang membakarnya. Tragis tapi Cho tidak ingin kasihan. Makhluk itu memiliki dosa-dosa yang telah merugikan sebagian besar orang salah satunya Profesor sementara nya Lupin.

Beruntung Lycanthropy itu tidak menurun ke pada putranya yang saat ini masih bayi. Teddy, andai saja beliau dan istrinya masih hidup Cho yakin mereka menjadi keluarga yang bahagia dan menyenangkan.

Suasana di Forks tidak berubah setelah dia kembali. Sekolah hanya bertanya-tanya urusan keluarga apa yang membuatnya kembali selama seminggu. Cho tidak peduli dia benar-benar fokus dengan apapun yang guru mugglenya ajarkan dan apapun yang dia pikir akan dia butuhkan untuk hidup.

Undangan Shapeshifter untuk mengunjungi mereka diharapkan Cho masih berlaku karena saat ini dia sedang menuju ke tempat yang di sebutkan oleh Sam.

Akhir sekolah sisa beberapa bulan lagi. Cho tidak sabar menunggu waktu itu tiba. Dia ingin pergi mengikuti jejak Luna sebagai penjelajah sebelum dia akan bekerja dan menetap kembali ke Inggris. Dia harus bisa beradaptasi dengan perasaannya. Dia tidak boleh terus-terusan sedih dan depresi karena perang yang setahun telah berlalu.

Dia bisa menjadi versi terbaik dirinya.

Ketika telah terlihat rumah yang nampak rindang serta di penuhi oleh laki-laki setengah telanjang Cho memberhentikan mobilnya dan turun. "Hai Sam!" Dia memanggil Alpa dari pack itu.

"Cho! Come here." Sam memanggilnya segera Cho berjalan ke sana.

Dia bertemu kembali dengan Paul dan Jared yang langsung memeluknya. "Selamat datang penyihir. Ini adalah markas kami." Cho langsung melepaskan pelukan itu dan mengerutkan hidungnya.

"Kalian berbau keringat. Menjijikan jujur saja."

Mereka semua tertawa terbahak-bahak. Kecuali Jacob yang memandangnya dengan tatapan kecewa.

"Jangan memandangiku seperti itu Jacob. Statusku sebagai penyihir bukan untuk di dengungkan." Ucap Cho.

Jacob mendengus dan pergi untuk berpatroli. "Sampai jumpa." Ucapnya.

Cho berjalan masuk ke dalam rumah yang nampak hangat dan cukup luas. Dia sambut oleh wanita yang memiliki bekas luka di wajahnya. Bekas luka yang besar. Jelas ulah salah satu dari shifter ini dan Cho menduga itu Sam, matanya menunjukkan luka setiap kali melihat wajah wanita itu.

𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang