Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh iya gue lupa, tadi ka Dira bilang dia malam ini nginep di luar ngga balik.. lo ngga apa apa kan sendiri?" Reva berhenti sejenak lalu menatap Luna yang masih duduk di atas kasur.
"Plis rev.. gue udah gede, udah sering ditinggal.. asalkan ngga hujan harusnya semua aman" jawab Luna sambil berdoa semoga malamnya baik-baik saja.
•••
Sekarang sudah pukul 10 malam dan tiba-tiba hujan deras dengan petir turun membasahi bumi.
Membuat kini Reva yang masih tersadar di atas kasurnya menjadi gelisah karena memikirkan Luna yang sendirian di rumahnya sekarang.
Lalu karna hujan itu tidak kunjung reda, dan malah semakin deras. Reva pun lantas memilih mengambil hoodie miliknya dan kemudian keluar dari kamarnya dengan cepat.
Ia melangkahkan kakinya dengan cepat karna takut ada hal buruk yang terjadi kepada Luna saat ini. Sangat cepat sampai-sampai ia tidak sadar sekelilingnya.
Sampai akhirnya panggilan dari Bunda menghentikan langkah Reva. "Kamu mau kemana malam-malam begini Reva?" Panggil bunda cukup keras.
"Aku mau ke rumah Luna bun" Reva izin sambil menatap bunda yang kini sedang duduk di ruang keluarga rumahnya.
"Di luar hujan deras loh rev, Nanti kamu sakit" Bunda melarang dengan nada yang lembut.
"Justru karena hujan bunda, Reva harus kerumah Luna sekarang" Reva lantas melanjutkan langkahnya, tidak peduli nanti ia akan dimarahi atau tidak, tapi yang pasti ia harus kerumah Luna dan memberikan pelukkan untuk sahabat kecilnya itu.
•••
Jika ditanya apa hal yang paling Luna benci di dunia ini, pasti dengan cepat Luna akan bilang ia benci hujan di malam hari.
Alasannya?
Mungkin karna Luna selalu berpikir bahwa Hujan lah yang telah merenggut hal paling penting di hidupnya. Iya, kedua orang tuanya.
Malam itu Luna yang masih duduk di bangku SD sedang menunggu kedua orang tuanya yang sudah berjanji akan pulang dari perjalanan bisnisnya.
Ia menunggu berdua dengan ka Dira di depan tv yang menampilkan tayangan kesukaan keduanya. Menonton sambil tertawa karna tayangan itu menampilkan komedi lucu.
Sampai akhirnya tiba-tiba telpon rumahnya berbunyi dengan lantang dan membuat fokus keduanya teralihkan.
Saat itu Luna yang bersemangat langsung saja mengangkat panggilan itu, tanpa ada persiapan kalau ternyata panggilan itu akan merubah hidupnya.
"Halo dengan kaluna disini"
"Halo adek, benar ini kediaman bapak laksmana dan ibu seruni?"
"Betul pak, tapi mama dan papah saya sedang tidak ada di rumah.. bapak ada perlu apa ya?"