38. ⭐

1.5K 346 142
                                    

Mari budayakan meninggalkan jejak!
Tolong vote+komen🤗

Jika berkenan, tolong dibaca sampai bawah ya🙏🏻

***

Senandika mengerjap beberapa detik. Mencerna informasi yang baru saja diterimanya.

"Mantan? Dia mantan lo?"

Nirmala terkekeh miris. "Aneh ya, orang kayak aku bisa pacaran sama dia."

Senandika tersentak. "Maaf, maksud gue nggak begitu ...."

"Santai Sen, reaksi kamu wajar kok. Hampir semua orang yang tau hubungan kami juga reaksinya sama."

"Kalian ... ketemu di mana?"

"Kami satu sekolah di SMA. Di A School." jawabnya.

"A School tuh ... punya nya Adiwangsa Group, kan?"

Nirmala mengangguk. "Ceritanya panjang kenapa aku bisa masuk ke sana. Yang jelas, aku dapet beasiswa." Ia menjeda penjelasannya. "Waktu itu aku masih naif, Sen. Aku pikir sekolah di tempat bagus bakal bikin aku jauh lebih berkembang. Tapi aku salah ... di sana bukan tempatku." lanjutnya.

"Lo ... dibully?" tanya Senandika hati-hati.

"Enggak kok enggak. Mereka nggak bully aku. Cuma ... aku nggak punya banyak teman. Aku kenal kak Asa juga dari ekskul yang kami ikuti. Dia satu dari sedikitnya siswa yang mau jadi temanku, Sen. Dia baik banget. Kami sedekat itu sampai akhirnya pacaran. Aku nya yang nggak tau diri juga sebenernya ...." jelasnya pedih.

"Pada nggak suka kalian pacaran, ya?" tebak Senandika.

"Sebagian besar nggak peduli sih. Beberapa jadi ada yang suka ngatain aku tapi ya sebatas itu aja. Tapi akhirnya ... ayahnya tau. Beliau nggak suka aku dan hubungan kami. Beliau ngancem banyak hal ke aku kalau aku nggak mau pergi dari kak Asa. Akhirnya, dengan terpaksa kami putus." Netranya mulai berkaca-kaca.

"Nggak perlu dilanjut, udah Mal. Maaf ya ...."

Nirmala menarik nafas panjang. "Aku pikir udah selesai sampai di situ aja. Tapi ternyata aku dipindah tiba-tiba. Pindah sekolah, pindah tempat tinggal. Sampai ayahku pun dipecat dari pekerjaannya, Sen. Ayahnya kak Asa yang lakuin itu semua hiks ...."

Senandika tercekat. Lantas ia mendekap Nirmala yang sudah terisak kencang. Dirinya sama sekali tak menyangka, jika asistennya mengalami hal yang menyakitkan saat remaja.

***

Airlangga terbangun ketika gawainya bergetar. Tangannya bergerak ke sana ke mari mencari di mana keberadaan benda itu.

"Halo."

"Sorry, gue ganggu ya?" Suara berat Angkasa terdengar di ujung sana.

Airlangga menguap. "Pake nanya."

"Gue nggak bisa tidur."

"Terus?"

"Temenin gue ngobrol."

"Ck. Makanya cari pacar." decaknya.

"Cari pacar, cari pacar, kayak lo punya aja." balas Angkasa keki.

Airlangga menjawabnya dalam hati.

"Gue ... mau ngajak ngobrol Nirmala, Ngga. Gue belum minta maaf dengan layak selama ini. Gue nggak mau ada penyesalan lagi." ujar Angkasa dengan helaan nafas berat.

"Bagus kalo gitu." balasnya singkat.

"Terakhir ketemu, gue lihat kemarahan dia lagi setelah sekian lama. Gue antara sedih sama lega sih ...."

Estrela || Jeno-KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang