WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.
KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS !!
Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9
°°°
Joanne baru saja sampai di apartemen dan terlihat sibuk mengeluarkan obat-obat herbal yang diberikan oleh ibu mertuanya tadi. Dia mensejajarkan sepuluh botol-botol kaca itu di atas meja pantry. Pikirannya menerawang jauh dengan ketakutan-ketakutan di dalam kepalanya.
Bagaimana jika aku tidak hamil meski sudah menghabiskan semua obat herbal ini?
Bagaimana jika penjual itu berbohong hanya agar dagangannya laku?
Bagaimana jika ibu dan ayah mertuaku kecewa lagi karena kami belum juga bisa memberikan mereka seorang cucu?
Bagaimana jika kali ini sama seperti sebelum-sebelumnya?
Bagaimana jika aku dan Namu gagal lagi?Anne menelan salivanya beberapa kali dengan jemari yang mencengkram erat sudut-sudut meja pantry. Nafasnya tiba-tiba terasa sesak hingga membuat wajahnya tertunduk hanya untuk berusaha mendapatkan pasokan udara yang lebih banyak agar bisa menghalau semua sesak di paru-parunya. Sejujurnya Joanne selalu seperti ini setiap kali dia teringat bagaimana wajah kecewa kedua mertuanya dan juga Namjoon saat inseminasi yang mereka lakukan dua tahun yang lalu berakhir gagal. Memang tidak ada yang menyalahkan Joanne atas kegagalan itu, tapi semua raut wajah kecewa yang dilihatnya membuat Joanne menyalahkan dirinya tanpa henti. Meski tidak ada yang tahu, meski tidak ada seorang pun yang tahu jika di dalam hatinya sampai hari ini Joanne masih mengecam dirinya, menyalahkan dirinya, dan memaki dirinya karena belum juga mampu memenuhi semua keinginan semua orang.
"Ah ... sesak sekali." tangan putih pucat itu menepuk dadanya dengan cukup kuat seraya menarik hembus nafasnya berulang kali hanya untuk mendapatkan sedikit lega. "Kenapa kau selalu seperti ini, Joanne! Berhentilah mengkhawatirkan hal-hal bodoh. Semua itu tidak seperti apa yang ada di dalam kepalamu!" ucapnya marah pada dirinya sendiri yang terus menerus mengkhawatirkan hasil dari obat yang berjejer di hadapannya ini.
"Bagaimana kalau ini juga tidak berhasil? Dan bagaimana jika dengan bayi tabung pun tetap tidak berhasil?" Anne mulai menangis dengan posisi terduduk di lantai dapur sambil memeluk kedua lututnya yang tertekuk. "Bagaimana jika gagal lagi?" isaknya dengan kepala tertunduk.
Dia memang seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Banyak pasien yang sudah berhasil hamil setelah melakukan serangkaian proses dari program kehamilan dengannya, tapi satu yang Anne ingat ucapan dari ayahnya saat dia menangis karena inseminasinya tidak berhasil.
"Kau mungkin bisa membantu banyak pasangan untuk memiliki keturunan, Nak. Tapi kau harus tahu jika dokter terkadang tidak bisa mengobati dirinya sendiri karena sejatinya kita memang ditakdirkan untuk mengobati orang lain. Dan Anne, jangan pernah lupa jika perihal keturunan itu adalah hak mutlak Tuhan. Kau tidak boleh melupakan itu, Nak. Jangan menangis lagi dan peluk Ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mistake KIM NAMJOON
FanfictionKehidupan pernikahan yang bahagia adalah impian setiap pasangan, begitupun dengan Joanne dan Namjoon. Sudah lima tahun kehidupan pernikahan ini mereka jalani dengan semua keindahan yang mereka ciptakan. Saling mencintai sesuai dengan janji yang mere...