Ada yang nungguin Jeffry sama Rossei nggak ya?
.
.
.
.
.
Jeffry menatap Rossie dalam-dalam. Embusan hangat napas Rossie menerpa wajah Jeffry karena jarak di antara mereka.
Merasakan jantungnya berdetak dengan sangat keras, Jeffry menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Rossie.
"Kamu tahu? Sampai sekarang, cuma kamu yang buat jantungku berdetak nggak karuan seperti ini." Jeffry mengaku.
Mendengar pernyataan dari Jeffry, tubuh Rossie seolah bereaksi. Ia ingin menyatu dengan Jeffry tetapi ada sedikit ketakutan.
Tanpa kata, Jeffry mengecup kening Rossie dengan sangat lama. Kemudian dilanjutkan kedua pipi dan hidung.
Seperti mendapatkan perintah, lembut tangan Rossie membelai pipi Jeffry lalu menyatukan bibir mereka. Saling mencecap perlahan lalu semakin rakus ketika belitan lidah mulai menari indah di dalam sana.
Gelora panas langsung menyelimuti tubuh mereka. Jeffry melepaskan celana Rossie dan tersisa pantie warna merah muda yang tampak menggemaskan.
"Kamu bisa bilang berhenti kapanpun kamu mau," ucap Jeffry sambil mengatur napasnya yang terengah.
Lalu kepala Rossie menggeleng memberikan jawaban. Sepersekian detik mata mereka saling berpandangan, seolah melakukan interaksi dalam diam. Rossie kembali jatuh ke masa-masa mencintai Jeffry dengan seluruh hatinya.
Entah siapa yang memulai, sekarang mereka kembali melumat satu sama lain. Gairah panas sudah tidak bisa dielakkan ketika Jeffry mulai memainkan dada sekal Rossie.
Tubuh Rossie menggeliat ketika lidah Jeffry memainkan puncak dadanya yang mengeras. Ia menikmati setiap jejak Jeffry yang semakin menggila. Tidak hanya lidah Jeffry yang bergerak lihai, tangan pria itu juga menyelinap di balik celana merah jambu itu.
"Aaah." Rossie mendesah sambil menengadahkan kepalanya. Taburan bintang di langit malam seolah menjadi saksi bisu penyatuan mereka.
[Cut scene. Adegan eksplisit baca selengkapnya di Karyakarsa]
Setiap membayangkan hal tersebut, rasa takut Rossie semakin bertambah. Alih-alih memberikan jawaban, Rossie justru memeluk Jeffry dengan erat. Ia takut, sangat takut. Jika sudah memberikan hatinya untuk Jeffry, Rossie takut ibu Megumi tiba-tiba datang dan membawa Jeffry pergi dengan alasan kebahagiaan Megumi.
***
Pagi ini Rossie dikejutkan dengan kecupan Jeffry yang tiba-tiba mendarat di pipinya sambil merengkuh pinggang dengan mesra. Lamunan Rossie lantas membuyar begitu saja. Ia lantas menyajikan roti panggang di atas piring untuk sarapan pagi ini.
"Morning," ucap Jeffry dengan bahagia. "Buat sarapan apa, Sayang?"
Wajah Rossie langsung memanas dengan panggilan tersebut. Lalu ia mendorong tubuh Jeffry dan menghindarinya.
"Aku cuma buat roti panggang," jawab Rossie.
Jeffry terheran dengan sikap Rossie yang berubah dingin. "Roti panggang adalah pilihan terbaik."
Iris Jeffry masih mengamati Rossie yang terdiam tanpa sepatah kata. Setelah menyajikan dua lembar roti panggang, ia memotong alpukat sebagai pelengkap. Jeffry mendekat lalu menopang dagu dengan kedua tangan di meja pantry berhadapan dengan Rossie.
"Ada apa?" tanya Jeffry terheran.
Rossie sempat terkesiap karena sikap Jeffry yang tiba-tiba itu. Melirik wajah Jeffry yang menggemaskan lalu Rossie kembali fokus pada irisan alpukatnya. "Nggak apa-apa."
"Baiklah kalau gitu." Jeffry melenggang untuk mengambil sepotong roti dan menghampiri Megumi yang sedang asyik menghisap dot-nya.
"Pagi, anak Daddy," sapa Jeffry sambil mengecup pipi gemuk Megumi.
"Daddy ... Daddy," seru Megumi seraya menghentakkan kedua kaki dengan riang. Matanya yang bulat dengan warna almond semakin membuat paras Megumi bersinar dan menggemaskan.
"Pinter." Tidak tahan dengan kegemasan Megumi, Jeffry langsung mengangkat tubuh bocah itu seperti pesawat. "Anak cantik."
"Daddy." Megumi tergelak tawa.
Sementara itu Rosie yang sedari tadi memperhatikan keakraban Jeffry dan Megumi beranjak pergi. Entah apa yang terjadi dengan hatinya kali ini. Ia senang Jeffry mulai akrab dengan Megumi. Namun, tidak dipungkiri ada ketakutan yang semakin menghantui pikiran.
Jeffry menoleh pada Rossie dengan heran. Ia berpikir penyatuan malam kemarin sudah menegaskan jika mereka kembali merajut kasih.
"Mungkinkah Rossie menginginkan pernyataan secara formal yang lebih menyentuh hati?" Jeffry mulai menerka dalam hati.
Salah satu sudut bibir Jeffry terangkat ke atas. Tiba-tiba ia mendapatkan ide yang bagus.
"Ros, kita ke house of iris ya, aku kangen sama Oma Clara," ujar Jeffry yang membuat kepala Rosie berputar dengan cepat.
"Ke panti?" Rossie memastikan.
"Iya, aku pengen ketemu Oma," jawab Jeffry sambil menoleh sekilas kepada Rossie kemudian kembali bergurau dengan Megumi.
"Mau ngapain ketemu sama Oma?" Rossie penasaran sebab tiba-tiba ingin menemui Oma Clara. Well, meskipun mereka dulu cukup dekat.
"Pengen ketemu aja. Kangen," tukas Jeffry.
TO BE CONTINUED....
Halo, Bebs. Maaf ya kemarin aku nggak upload karena wattpad error.... Punya kalian iya nggak sih?
Baiklah jangan timpuk aku pakai sendal ya, karena harus memotong adegan dewasa yang hanya diperuntukkan usia diatas 21 tahun hihihi
Pokoknya kalau mau baca part lengkap dan lebih cepat bisa langsung ke Karyakarsa yak. Sudah sampai Bab 26 dan akan meluncur 4 bab lagi di sana. Siap dengan kejutan selanjutnya? Kuylah...
Selamat membaca ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)
Romansa[ADULT AREA] Bagaimana kalau kamu bertemu lagi dengan mantan pacar dan menjadi babysitter anaknya? Rossie Olena merasa tidak berkutik karena bertemu kembali dengan Jeffry Tanoe Widjaja, putra konglomerat pemilik Widjaja Tobacco Indonesia sekaligu...