13. bonus ending

234 17 0
                                    


Sementara itu.....

"Siap? Kamera... Roll!" Arahan sutradara membuat kedua pemuda yang berada di tempat tidur segera kembali ke pose mereka sebelumnya. Dua pasang kaki yang panjang tanpa tertutup selembar benang pun saling menggesek di atas sprei putih bersih, bibir pemuda jangkung yang berambut hitam dan pasangannya yang berambut diwarnai pirang saling bertemu.

"Bagus! Cut!" Sutradara mengangkat satu tangannya, memberi arahan, "Kalian boleh istirahat dulu, Itsuki-kun, Makoto-kun."

"Terima kasih." Jawab Itsuki ketika asistennya menyelimutinya dengan kimono putih dan selimut, asisten Makoto juga melakukan hal yang sama pada Makoto. Lalu seorang kru lain memberikan sebotol air pada keduanya masing-masing sekaligus hape mereka masing-masing yang sejak tadi berdering.

"Jadi kita yang harus menggantikan mereka main di Script boyslove ini." Gerutu Makoto sambil membaca sesuatu di hapenya, "Mereka cuti liburan."

"Itu karena mereka terlambat memberi jawaban tahun lalu, jadi dianggap penolakan." Jawab Itsuki sambil membuka hapenya juga dan membaca pesan masuk, "Tak sangka, ternyata Script itu diajukan ulang ke meja LDH tiga hari lalu."

Videografer dan sutradara mengecek hasil shooting, lalu berkata, "Cukup sekian. Besok kita lanjutkan lagi." Maka semua kru segera membereskan peralatan mereka dan keluar.

"Silakan telepon aku jika kalian membutuhkan makan malam." Ucap asisten manajer, "Aku akan meninggalkan kalian dulu agar dapat beristirahat."

Lalu semuanya keluar, meninggalkan dua pemuda itu di kamar.

Itsuki mengulurkan tangannya, membelai pipi sahabatnya.

Makoto menatapnya. "Menurutmu, berapa lama sampai mereka sadar?"

"Sadar apa?"

"Sadar hubungan kita."

Itsuki tertawa kecil mendengarnya. "Kurasa akan sulit, karena kita lebih aman. Yang lebih banyak diperhatikan publik adalah Hoku-chan dan Kazuma-kun dan selama ini mereka kira kita tidak tahu."

"Bukankah kau pernah menjalin hubungan dengan Hoku-chan juga?" Tanya pasangannya, tapi tanpa nada cemburu.

"Uh.. itu....." Itsuki menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tertawa, "Siapa yang bisa menyaingi Kazuma?!"

Sambil ikut tertawa Makoto membuka sebuah foto di layar hapenya yang dikirimkan ke Whatsapp Group mereka. "Lihat, mereka sepertinya masih berpikir untuk menutupi hubungan mereka. Seolah-olah benar-benar hanya berlibur."

Di foto di layar hape itu terlihat Kazuma dan Hokuto berpose di depan sebuah gapura, terlihat bebas dan gembira, dan seperti bukan selebritas.

"Biarkan mereka berpikir begitu." Jawab sahabatnya, sekarang menyisiri rambut hitam Makoto dengan jari-jari tangannya yang panjang dan lentik sambil bertanya pula, "Apakah kau malu, tadi? Kita di depan kamera dan di bawah tatapan mata para kru."

"Tapi ternyata tidak ada adegan sex, kan?!" Makoto tertawa kecil, "Lucu ya kalau dipikir-pikir, tahun lalu Hoku-chan sampai masuk rumah sakit sebenarnya gara-gara memikirkan script ini kurasa. Tapi dia sih memang pemalu."

Itsuki mengangguk menyetujui pendapat Makoto, sambil menambahkan sambil melamunkan sesuatu, "Kurasa selama ini Hoku-chan merasa tertekan karena dia dan Kazuma hanya bisa diam-diam mengambil kesempatan untuk bermesraan. Malamnya mereka bermesraan sebentar, lalu pagi-pagi sekali sudah harus siap-siap lagi untuk manggung. Apalagi Kazuma adalah bintang utama grup kita, jadi persiapannya paling banyak. Hoku-chan merasa seperti hanya digunakan sebagai pemuas, apalagi Kazuma wataknya suka acuh tak acuh. Sedangkan Hoku meskipun sabar dan tapi dia juga pria yang masih punya sisi dominan, jadi dulu itu mereka pasti sering bertengkar."

"Kau masih memikirkan dia!" Makoto tertawa mendengar itu, tapi ada setitik nada cemburu dalam suaranya.

"Tidak!" Bantah Itsuki tapi wajahnya memerah sesaat, "Aku hanya memikirkannya sebagai sahabat. Kita semua sudah seperti bersaudara, kan?! Lagipula Hoku-chan pasti sangat bahagia sekarang, aku tidak perlu kuatir!"

Makoto mengangguk dan segera mengalihkan pembicaraan, "Sesudah menyelesaikan film ini, kurasa aku akan butuh cuti."

"Tentu, akan kupikirkan caranya. Aku janji." Jawab Itsuki pula, mengucapkan janji yang persis dikatakan Kazuma pada Hokuto tahun lalu, tanpa tahu bahwa Kazuma pernah mengatakan janji yang sama kepada Hokuto. "Kita berdua membutuhkan cuti tujuh hari. Aku sangat ingin melewatkan waktu bersamamu tanpa ada gangguan dari siapa pun." Lanjutnya.

Perkataan itu membuat Makoto tersenyum, "Sudah kau siapkan identitas palsu kita?"

"Sedang dalam proses." Balas sahabatnya, "Kurasa enam bulan lagi selesai karena harus dibuat resmi agar aman di bandara. Dan kupastikan tak ada orang lain yang tahu, sehingga kita bebas tanpa bisa dicari selama tujuh hari. Ayo kita pikirkan hal yang menyenangkan, kau mau pergi kemana?"

"Terserah padamu." Jawab yang ditanya, "Bangkok? Jakarta?"

"Kau tahu, aku bersedia kemana pun." Sekarang pemuda yang berambut pirang meletakkan jari-jarinya di dagu yang satunya, memposisikan wajah pemuda yang berambut hitam itu. "Asal bersamamu, kemana pun." Bisiknya pula sambil mendekatkan wajahnya dan menutup jarak di antara bibir mereka.

.......end.

Thank you for reading.
Hope you enjoy it.


NOTE: For Adult/Mature fanfic (boy x boy) sekarang kupindahin ke AO3. Saat ini baru ada Fujio/Tsukasa, belum ada KazuHoku, tapi bisa di cek disini :

https://archiveofourown.org/works/49479493/chapters/124876234

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang