3.

83 13 0
                                    

"Izumi Iori, jangan lupakan janji kita."

Tenn menatap Iori yang sedang membereskan barang-barangnya. Sedangkan Riku menatap sang kakak dan Iori bergantian.

"Kalian ada janji?"

"Ada. Aku ingin berkencan dengan Izumi Iori."

Riku bisa melihat sang kakak menyeringai ke arahnya. Riku mendengus pelan.

"Aku ikut."

"Heh? Untuk apa? Kau ingin menjadi nyamuk?"

"Aku tidak akan membiarkan Iori berduaan bersama Tenn-nii."

"Hehh?? Zurui naa. Kau curang Riku. Kau bahkan satu unit dengannya dan banyak menghabiskan waktu bersamanya."

"Itu sih derita Tenn-nii. Wleee."

Iori hanya menghela nafasnya pelan saat melihat pertengkaran saudara kembar ini. Dia membungkam kedua bibir itu dengan telapak tangannya.

"Mouu, sudahlah Nanase-san, Kujo-san. Aku akan langsung pulang jika kalian masih bertengkar."

Iori tidak menyadari seringaian di bibir Riku dan Tenn. Mereka berdua menjilat telapak tangan Iori yang membuat sang empu mengernyit sambil segera melepaskan tangannya.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"

Iori menatap Tenn dan Riku bergantian. Dia mendengus saat mendapati seringaian masih bertengger di wajah saudara kembar itu.

"Terserah lah. Aku lebih baik pulang."

Iori melangkahkan kakinya keluar dari ruang tunggu. Sedangkan Tenn dan Riku hanya terkekeh melihat punggung Iori yang menghilang.

"Nee, Riku. Bagaimana jika kita bersaing?"

"Heh? Aku tau niat licikmu Tenn-nii."

"Seperti kau tidak saja, Riku."

Mereka berdua terkekeh sambil berjalan keluar ruang tunggu. Mereka memutuskan untuk menyusul Iori.

Di sisi lain, Iori baru saja keluar dari gedung itu. Dia berjalan ke arah dorm IDOLiSH7 dengan masker dan kacamata yang setia bertengger di wajah manisnya.

Sesekali dia akan melihat ke arah langit. Dia menghela nafas saat mengingat perdebatan si kembar. Iori masih berpikir kenapa dua saudara kembar itu bertengkar hanya karena dirinya.

"Oh? Ichi? Kau baru pulang?"

Iori memfokuskan pandangannya ke depan dan mendapati sang leader baru keluar dari minimarket dengan satu plastik yang dia yakini berisi kaleng bir.

"Ha'i, Nikaido-san. Kau sendiri? Apa yang kau lakukan?"

Srek!

Yamato mengangkat kantong plastiknya dan tersenyum ke arah Iori.

"Membeli ini. Stok di dorm habis dibuang kakakmu."

Iori hanya mendengus pelan.

"Nikaido-san, mulailah kurangi meminum bir itu. Perhatikan kesehatanmu."

"Kau cerewet sekali, Ichi. Seperti kakakmu."

Mereka memutuskan untuk berjalan beriringan ke dorm.

"Ohya, Riku mana? Bukankah kau ada jadwal bersamanya?"

Iori hanya mengendikkan bahunya.

"Heh? Apa kalian bertengkar?"

"Tidak."

Yamato merangkul bahu Iori. Dia menatap Iori dengan pandangan menggoda.

"Heh? Yakin?"

Iori hanya mendengus.

"Untuk apa aku bertengkar dengannya, Nikaido-san? Tak ada gunanya."

"Heh? Iori, kau kejam sekali."

Sontak Iori menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya saat mendengar suara itu. Dia mendapati Riku berdiri di sana dengan senyumnya yang menyebalkan (menurut Iori).

"Yo, Riku. Kenapa tidak pulang bersama dengan Ichi?"

"Oh, aku tadi ada urusan dengan Tenn-nii."

"Heh? Urusan apa?"

"Himitsu!"

Riku menaruh jari telunjuknya di bibirnya. Yamato hanya terkekeh.

"Ha'i ha'i. Kita pulang bersama."

Yamato merangkul Riku dan Iori di sisi kanan dan kirinya seraya melanjutkan perjalanan mereka ke dorm IDOLiSH7.

Sesampainya di dorm, mereka disambut dengan Mitsuki yang sudah siap dengan centong nasi di tangannya. Yamato langsung mengangkat tangannya melihat itu.

"Iori, Riku, okaeri. Kalian masuklah."

"Ha'i, Mitsuki/Nii-san."

Iori dan Riku langsung bergegas masuk ke dalam dorm meninggalkan Yamato yang masih terjebak di pintu bersama Mitsuki.

Iori lantas merebahkan dirinya di ranjang. Dia menatap langit-langit kamarnya. Dia malas berganti baju karena kepalanya sedikit pusing.

Tok! Tok! Tok!

"Iori, aku boleh masuk?"

"Masuklah, Nanase-san."

Cklek!

Riku memasuki kamar Iori dan menutup pintunya kembali. Dia menatap Iori yang belum berganti pakaian dan menutup matanya dengan lengannya.

"Iori, ada apa?"

"Bukankah harusnya aku yang bertanya? Ada apa Nanase-san ke kamarku?"

Riku hanya tersenyum dan mengangkat lengan Iori yang menutupi matanya. Dia bisa melihat wajah Iori sedikit memucat.

"Iori, kau sakit?"

"Tidak."

"Jangan berbohong. Wajahmu sedikit pucat."

"Aku hanya perlu istirahat, Nanase-san."

"Baiklah. Aku akan pergi."

Riku membalikkan badannya dan berjalan ke arah pintu. Saat tangannya menyentuh kenop pintu, dia berhenti dan menolehkan kepalanya.

"Jangan lupa ganti pakaianmu dulu sebelum istirahat. Oyasumi, Iori."

Cklek!

Riku keluar dari kamar Iori dan mulai memberitahu Mitsuki bahwa Iori sedang sakit. Mitsuki mengangguk dan memberitahu para member terutama Nagi dan Tamaki untuk tidak mengganggu istirahat Iori sampai dia keluar dari kamar dengan sendirinya.

















TBC

[END] Izumi Iori, Aishiteru-yo (TennIoRiku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang