10⁰ + 9 + 10

2.3K 223 19
                                    

Junho benar-benar mengalami efek samping dari imunisasi kemarin. Mendadak suhu tubuhnya tinggi namun si kecil mengeluh kedinginan. Haechan terpaksa harus izin kerja, untung saja pemilik toko memahami kondisi Haechan. Jadi ia tidak perlu khawatir masalah pekerjaannya. Ia bisa fokus untuk merawat si kecil.

"Ibu, dininn sekali.."

"Ini Ibu buatkan teh, bangun sebentar ya..Nono harus makan terus minum obatnya biar cepat sembuh." Tutur Haechan. Ia lalu membantu Junho untuk duduk. Setelahnya Haechan menyuapi Junho bubur yang sudah ia siapkan. Tidak habis memang, tapi setidaknya perut Junho terisi.

"Tidak mau Ibu, lasanya pait..Nono tidak suka." Setelah menyelesaikan makannya dan mengetahui sang Ibu sedang menyiapkan obat untuknya, Junho bergegas menyembunyikan diri di dalam selimutnya.

"Tidak pahit sayang. Lihat, ini kan rasa jeruk." Ucap Haechan. Berusaha membuka selimut Junho dan menunjukkan padanya kemasan obat dalam sediaan sirup yang bergambar jeruk.

Junho pun mengintip dari balik selimut dan mendapati gambar bulat berwarna oranye yang ditunjuk ibunya. "Benal lasa jeluk ya ?" Tanyanya memastikan. Melihat Haechan yang mengangguk mantap membuat Junho keluar dari selimut dan kembali dalam posisi duduknya. Haechan yang melihat itu tersenyum lalu menuangkan sirup pada sendok takar yang sesuai dengan dosis yang diberikan. Sekali teguk Junho menelannya. Lalu Haechan segera menyodorkan teh yang langsung diterima oleh Junho.

"Horee ! Anak Ibu hebat. Sekarang Nono istirahat ya biar cepat sembuh." Junho menurut, ia lalu mengambil boneka anjingnya dan dipeluknya erat di dalam selimut. Haechan pun beranjak keluar dari kamar dan membereskan perlengkapan makan serta obat Junho.

"Ibu !" Saat akan menggapai pintu kamar  langkahnya terhenti oleh panggilan putranya.

"Iya ?"

"Bongsik sudah mam kan Bu ?" Haechan terkekeh, dalam keadaan sakit pun si kecil masih memikirkan anak anjingnya.

"Sudah, Ibu sudah memberinya makan. Nono perlu khawatir. Istirahat biar cepat sembuh."

"Em, telima kasih Ibu."

~~~

"Anda pasti dengar apa yang tadi dikatakan Ibu Dong. Saya sudah dikenal sebagai wanita yang buruk. Jadi saya mohon, anda jangan pernah datang lagi. Kedatangan anda ke rumah saya justru membenarkan bahwa saya memang bukan wanita yang baik. Saya tidak mungkin bisa memasukkan orang yang sudah bersuami ke dalam rumah saya. Citra saya di sini sudah buruk, saya tidak ingin dicap semakin buruk lagi karena membiarkan anda keluar masuk rumah saya. Jika bukan untuk saya, pikirkan ini untuk kebaikan Junho. Saya mohon, jangan pernah datang lagi.."

Sudah sebulan sejak hari di mana Haechan meminta Jeno untuk tidak lagi menemuinya maupun Junho. Selama sebulan itu pula perkataan Haechan tidak pernah bisa ia lupakan. Dan Jeno benar-benar tidak datang lagi untuk menemui mereka. Sebenarnya Jeno sangat ingin datang, tapi ia juga bimbang. Benar kata Haechan, kedatangannya mungkin saja bisa jadi memperburuk pandangan orang-orang sekitar pada Haechan dan Junho. Jeno akui, ia benar-benar merindukan Haechan dan Junho. Akibat menahan rindunya ini berimbas pada kesehatan Jeno. Ia jadi lebih sering melamun dan daya tahan tubuhnya menurun. Mendadak ia jadi rajin mengonsumsi vitamin agar tetap sehat. Bagaimanapun niatan untuk menemui Haechan dan Junho masihlah ada. Dan ia tidak mungkin meminta bantuan orang lain untuk membawanya bertemu Haechan dan Junho. Satu-satunya yang bisa ia andalkan dalam situasi ini adalah dirinya sendiri.

"Melamun terus !" Tegur Han yang kebetulan hari ini bertugas jadi co-pilot, membantu Jeno selama penerbangan mereka ke Thailand nanti. Kedua sudah siap di ruang kemudi. Pesawat akan take off setengah jam lagi.

DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang