Chapter 15

103 18 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi, murni dari otak halu Author. Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pembunuhan, tidak diperkenankan untuk yang masih dibawah umur. Harap bijak dalam membaca.

Soo, Enjoy with my new story.

Soo, Enjoy with my new story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0o_

Beberapa jam sebelumnya...

Para orang aneh berpakaian serba hitam berpencar di setiap koridor, mereka seakan tau dimana saja tempat para siswa itu bersembunyi.

Masing-masing dari mereka menggenggam kresek. Sejumlah botol minum memenuhi kresek tersebut, entah apa yang akan mereka lakukan dengan minuman itu.

Saat semuanya telah masuk kedalam white room, Mevlana yang kehausan berhasil menemukan beberapa botol air yang tergeletak di depan ruangan Lab. Tanpa ragu, ia mengambilnya sebelum menyusul masuk kedalam ruangan.

Lalu di mushollah, Azka dan Angkasa bersandar seraya menatap Dave yang kini berusaha mengambil botol yang ada di luar sana, ia rela memanjati tiang hingga menggapai pentilasi, lalu menggunakan tiang gorden untuk meraih air tersebut. Bisa ditebak jika Azka yang menyuruhnya.

Azka menengok ke arah Angkasa, lalu menyeringai tipis. Angkasa bisa menyadarinya tanpa harus ikut menoleh melihatnya.

"Kenapa lo?" ketus Angkasa. Lagi-lagi Azka hanya menyeringai.

"Gue heran aja, pacar kita sahabatan, kok bisa kita malah musuhan?" ungkapnya memperlihatkan senyum miris.

Angkasa langsung menengok, "Dasar ongol, lo yang jadiin kita musuh, malah lo yang nanya. Waras lu?" balas Angkasa dengan ketusnya. Cukup membuat Azka terkena mental.

"Lagian, Zathura gak pernah suka sama lo. Jadi gak usah berharap hubungan apapun lewat Zathura," lanjut Angkasa semakin membuat Azka sakit hati, meski ia tau perkataan Angkasa memang benar.

Azka melepas kasar bandana nya, "Iya deh, sipaling populer," sinis Azka. "Gue udah biasa jalanin hubungan tanpa perasaan. Gue juga gak begitu suka siapapun di sekolah ini, bahkan kalaupun gue selingkuh dari Zathura, gue cuma gabut, dan Zathura juga gak akan pernah marah," lanjut Azka terus terang.

Azka tersenyum, lalu mendongak, "Cinta gue udah habis untuk satu wanita. Dan sialnya, dia udah nggak ada sebelum gue minta maaf, untuk kesalahan yang gue lakuin ke dia!" ungkap Azka dengan mata berkaca-kaca.

Tak ada respon dari Angkasa, namun ia tetap menyimak curhatan Azka.

"Bulan ... gue harap lo bisa denger ungkapan gue malam ini," gumam Azka langsung membuat Angkasa menoleh ke arahnya.

Kening Angkasa mengerut kaget, "Lo bilang siapa tadi?" tanya nya memastikan.

"Bulan," Azka mengucek matanya cepat, "Bulan, dia bukan anak LHS ...," belum sempat Azka meneruskan perkataannya, Angkasa langsung mencengkram baju Azka.

THE EXTRACURRICULER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang