Part 1

1.7K 132 2
                                    

Seperti biasa, [Name] Canary membuka kembali novel Itachi Shinden setelah merasakan lelahnya bekerja sebagai seorang yang berkecimpung di dunia kesehatan.

Bagi [Name], melakukan hobi setelah bekerja adalah healing terbaik walaupun waktu istirahatnya sendiri terhitung kurang dari 24 jam.

Rasanya rasa lelah itu terasa menghilang sedikit demi sedikit setelah melakukan hobinya.

Biasanya [Name] menonton anime saja mengingat anime lebih efisien untuk ukuran orang yang kekurangan waktu seperti [Name] Namun, berbeda dengan biasanya [Name] memutuskan untuk membaca novel Itachi Shinden kali ini.

Entah mengapa [Name] merasakan rindu yang begitu mendalam kepada salah satu tokoh favoritenya, Uchiha Itachi malam ini. Tokoh yang sudah [Name] sukai selama kurang lebih 10 tahun belakangan.

Berbicara mengenai tokoh kesukaannya, [Name] sebenarnya memiliki list tokoh kesukaan. Tentunya, list tokoh teratas ditempati oleh keluarga Uchiha Fugaku. [Name] benar-benar jatuh hati dengan penggambaran karakter keluarga Uchiha Fugaku.

[Name] menyenderkan bahunya ke kepala ranjang. Jemari mungilnya menyibak gorden abu-abu jendela kamarnya. Menampilkan pemandangan malam kota besar yang begitu indah.

Ditemani dengan secangkir kopi hangat dan suara indah yang ia putar di pemutar musik, [Name] menyamankan diri sebelum akhirnya membuka novel dan membacanya.

Situasi malam yang tenang, dirinya yang segar sehabis mandi memberikan energi tambahan baginya untuk lebih merilekskan tubuh.

Jemari lentiknya membuka lembar demi lembar. Tentunya dengan manik mata yang khidmat dan konsentrasi penuh, [Name] jatuh ke dalam cerita tersebut.

Adegan demi adegan tak segan membuat [Name] menitikkan air mata. Menimbulkan rasa simpati yang begitu dalam. Memberikan kesempatan bagi hati [Name] terluka sekian banyak lagi setelah memberikan simpati yang begitu besar.

Rasa simpati yang terkadang mendorong [Name] mengumpat. Menempatkan [Name] pada tahap denial ketika tokoh favoritnya diberikan alur sedemikian pahitnya.

Reaksi [Name] ini berbeda. Biasanya, ketika [Name] membaca atau menonton tokoh lain di dalam anime naruto maupun anime lainnya, [Name] merasa baik baik saja. [Name] hanya berempati. Tidak bersimpati seperti apa yang [Name] lakukan ketika menonton maupun membaca kisah Uchiha Itachi. Rasanya, simpati dan tahap denial yang [Name] rasakan berlangsung lama dan kapanpun ia membaca ulang ataupun menonton animenya, reaksinya tetap sama, tidak berubah sedikitpun.

Karena dikombinasikan antara lelah setelah bekerja dan lelah menangis setelah sekian lama, akhirnya [Name] memejamkan matanya secara tidak sadar. [Name] menutup wajahnya dengan novel kesukaannya. Memberikan kesempatan bernafas yang kian sedikit. Hingga secara tak sengaja, membuat aksinya menjadi aksi yang dapat menghantarkan [Name] pada ujung kehidupannya.

✧-'-✧

Sinar matahari menyelinap masuk ke dalam penglihatan [Name] membuat [Name] mengernyitkan dahinya. Gadis itu menghela nafasnya lelah. Sinar matahari yang menyapa menyadarkannya dari mimpi indahnya tadi malam.

Jemari lentik [Name] mengarah ke kedua kelopak matanya. Kelopak matanya terasa begitu berat meskipun ia merasakan jika sinar matahari yang masuk ke dalam penglihatannya begitu menusuk. Dengan cekatan, [Name] membersihkan kotoran matanya. Berniat membuka matanya meski berat.

"Ah, mungkin ini karena aku kelelahan kemarin." Begitulah gumaman [Name] begitu menyadari kotoran matanya cukup banyak dan tidurnya cukup nyaman daripada sebelumnya tanpa membuka matanya dan melihat daerah sekitarnya.

[COMPLETED] The New IzumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang