CHAPTER 14

35 26 0
                                    

   SELAMAT MEMBACA!!

***

   Akhia menatap panik ranselnya, bisa-bisanya ia melupakan atribut yang sangat penting di hari Senin ini seingat nya ia sudah memasukkan benda itu kedalam ranselnya, ia sudah mengacak-acak bahkan mengeluarkan semua buku-bukunya tetapi benda putih abu itu tak berada di dalamnya, menyebalkan sekali.

Gadis itu menghela nafas berat, tidak mungkin ia kembali, upacara sudah akan di mulai bisa-bisa dirinya terlambat lalu di hukum, sama saja.

Dengan malas-malasan gadis itu berjalan keluar dari kelas menuju lapangan sebab para anggota OSIS sudah menginstruksi  untuk berkumpul dan memulai kegiatan upacara bendera di lapangan.

Siap-siap saja ia akan di hukum.

Semua barisan perkelas sudah di atur, posisi akhia sekarang berada di barisan paling belakang, sengaja ia memilih barisan paling belakang agar dirinya tidak ketahuan walupun ia tahu itu tidak akan berguna, ia tetap akan ketahuan.

"EKHEMM CEK CEK, BAGI YANG ATRIBUTNYA TIDAK LENGKAP BUAT BARISAN SENDIRI DI SAMPING BARISAN PADUAN SUARA!"

mendengar itu akhia makin di buat badmood, baru saja ia akan melangkah namun seseorang menjatuhkan sesuatu di kepalanya, gadis itu mendongak menatap benda itu, topi? .

Akhia berbalik menatap sekitarnya, berniat mencari seseorang yang telah berbaik hati meminjamkan nya topi.

Namun ia tidak menemukan orang tersebut.

Ia akan mencari nya nanti saja setelah upacara bendera selesai.

Butuh waktu satu jam lebih untuk menyelesaikan upacara, kaki terasa kaku untuk berjalan akibat terlalu lama berdiri.

Akhia menatap siswa-siswi yang tengah di hukum akibat atributnya nya tak lengkap.

Gadis itu memerhatikan satu persatu siswa-siswi itu, mencari seseorang yang mungkin meminjaminya topi ini.

"Rafa?" Gumam gadis itu saat melihat Rafa berada di barisan tengah, apa mungkin Rafa yang meminjamkan nya topi.

Akhia menatap lama topi putih abu yang berada di genggaman nya lalu beranjak pergi.

Setelah sampai di kelas, gadis itu berjalan menuju bangku yang terletak paling belakang, seketika ia menyunggingkan senyuman manis saat menemukan Sagara telah duduk manis di kursi milik cowok itu.

"Haii ketemu lagi!" Sapanya pada Sagara.

Pada saat ingin menduduki bangkunya, mata akhia tak sengaja menangkap luka memar di pergelangan tangan sagara.

Gadis itu panik lalu menyentuh tangan sagara yang memar seperti pukulan dan juga terdapat sedikit luka seperti sayatan .

"Loh ini tangan kamu kenapa?"

"Bukan urusan lo!" Hardiknya seraya menepis tangan akhia.

Akhia duduk di kursinya menatap dalam luka sagara.

"Itu kenapa bisa luka?"

"Kamu berantem yah?!"

"Kamu berantem sama siapa?"

"Kamu gak boleh berantem nan_

"Bisa diam gak!"

"Enggak!"

Sagara menatap pintu dengan pandangan melas, jujur ia tertekan, ingin melarikan diri dari kelas pun tak ada gunanya pasti gadis ini akan mengikutinya, dan juga bel masuk tak lama lagi berbunyi, ia akan menahan nya.

49 DAYS TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang