Meski waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi, teriknya matahari sudah mampu membuat siapa pun akan kepanasan jika berada tepat di bawahnya. Perkiraan cuaca hari ini bersuhu 33 derajat. Siapa yang tidak kesal dengan derajat setinggi itu? Hanya berdiri sebentar di pelataran rumah saja, sudah membuat baju basah akibat keringat.
Namun, pria cantik di bawah sana dengan santainya menjemur beberapa lembar kain di halaman rumah. Bibir tipisnya sesekali terlihat bersenandung sambil tersenyum riang dengan kegiatannya. Matanya refleks menyipit kala tidak sengaja mengadah ke atas dan langsung berpapasan dengan sang surya.
Mataku turut menyipit saat mengisap kuat batang nikotin yang terselip di kedua jariku. Menatap setiap pergerakan si cantik di bawah sana lewat balkon pada lantai dua di rumahku. Sesekali aku mengguncang red wine glass sebelum kuteguk isinya, ini mungkin masih terlalu pagi untuk menyesap wine, tapi aku lebih suka anggur daripada kopi. Mataku kembali menyipit ketika mengisap nikotin, mengembuskan kepulannya ke udara dengan santai, sudah satu bulan kegiatanku adalah menatap pria cantik itu.
Kami memang belum pernah bersapa-sapaan, hanya terkadang mobil yang dikendarai pria cantik itu menyalip lajuan motorku. Dia memang sibuk. Pada pagi hari pukul 06.00, pria itu akan berolahraga kecil di teras rumah. Pukul 06.30 pria itu kembali ke kamar dan melakukan ritual mandi. Pukul 07.00 berpakaian rapi. Pukul 07.15 mengendarai mobil keluar dari rumah. Lalu, kembali pada pukul 19.00, akan ada di rumah seharian penuh itu ketika hari minggu tiba. Tapi, keluar lagi saat pukul 17.00 ketika beberapa teman datang dan kembali pada pukul 22.00. Aku tahu semuanya, karena kegiatanku selama sebulan belakangan adalah memperhatikan dia.
Mungkin jika sampai ada hukuman untuk seorang penguntit, aku bisa dipidana saat ini juga. Beruntung, tidak ada hal semacam itu, karena stalking hanya merupakan sesuatu yang dilarang. Salahkan saja arsitektur yang membuat bangunan rumah disampingku itu, dia membuat seluruh dinding rumah itu adalah kaca. Sedangkan rumahku setinggi tiga lantai, meski dibatasi pagar tinggi, aku tetap bisa melihat pergerakan di rumah itu.
Tubuhku mendadak menegak ketika melihatnya tiba-tiba melangkah pergi, padahal pekerjaannya masih menumpuk di dalam keranjang rotan. Oh ayolah, aku masih ingin melihatmu. Aku memang gila karena melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan seumur hidupku, aku sudah jatuh hati pada sosok yang baru saja sebulan pindah ke samping rumahku. Katanya, penghuni lama mendapatkan pindah tugas ke kota lain, membuat rumah berdesain kaca mewah itu sempat kosong selama dua bulan lebih.
Si Cantik berjalan ke arah wanita yang berdiri di teras rumah, senyumnya menawan, tampilannya anggun bak ratu istana, dress selutut bermotif bunga dengan lengan panjang. Aku tidak tahu apa yang tengah mereka bicarakan, jaraknya terlalu jauh, bahkan untuk meneliti lewat gerakan bibir pun aku tidak bisa. Aku kembali mengisap nikotin yang hampir habis, aku mendadak kesal dengan wanita itu, wanita si pengganggu. Sialan.
Si cantik yang tidak kuketahui namanya itu menerima sebuah paper bag berwarna coklat. Keduanya sempat melempar senyuman sebelum si cantik pergi meninggalkan tempat.
Aku sangat kesal, minggu pagiku dikacaukan oleh seorang wanita sialan itu.
Ada sebuah pohon besar yang membuat pandanganku tertutupi, aku tidak bisa melihat si cantik entah pergi kemana. Bahkan aku beranjak dari tempatku dan berlari mencari keberadaan si cantik dari lantai rumahku, tanpa berpikir panjang, aku bergegas naik ke lantai tiga untuk mencari keberadaannya, aku bisa gila jika tidak melihatnya barang sebentar saja.
Tetapi, mungkin pergerakanku terlalu lamban. Aku ketinggalan dan tidak menemukan sosok pria cantik itu.
Kepalaku menoleh ketika mendengar bel berbunyi, mulutku sempat berdecak sebal karena tiba-tiba saja pencarianku terpaksa dihentikan untuk meladeni bel sialan itu. Aku menginjak batang rokok yang sudah habis di atas lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Naluri [SUDAH TERBIT]
FanficBible tidak tahu jika pria yang baru saja pindah ke sebelah rumahnya adalah sebuah narkoba yang menjelma manusia, membuatnya kecanduan setiap saat. "What do you think about me? Tentang ... Seseorang yang akan menjadi pasanganku nantinya, apa bisa ak...