"JANGAN KEMBALI SAMPAI KALIAN MENDAPATKAN BERITA YANG BENAR!"
Terdengar teriakan David Elliot dari dalam ruangan, tidak berapa lama Carter Walton salah satu Senior di Majalah tempat Londa bekerja keluar dari ruangan tersebut, disusul Londa di belakangnya
"Mengapa laki-laki itu pemarah sekali" gumam Londa, seraya menggosok-gosok telinganya begitu tiba di meja kerjanya.
"Hancur sudah masa depanku "
Londa menoleh ke Carter Walton yang sudah duduk di bangku kerjanya, laki-laki berambut hijau itu menundukkan kepalanya ke atas meja dan mengacak-acak rambutnya kesal.
"Kau itu berlebihan sekali, kita tidak akan mati hanya karena hal itu Walton " Jelas Londa mencoba menenangkan
"Berlebihan katamu? ini semua salahmu!" teriak Carter kesal
"Aku mungkin tidak akan mati, tapi aku akan kehilangan pekerjaan karenamu!" Sambung Carter kesal
"Tapi itu tidak semuanya salahku, kau yang tidak bisa menahan buang air kecil tadi, kalau saja kau ada di sana kita tidak mungkin kehilangan jejak Karen" Jelas Londa membela diri, ia duduk di bangku kerjanya tepat di sebelah Carter
"Kau tahu jika aku menahan buang air kecil lebih lama lagi aku bisa terkena penyakit kantung kemih, lagi pula kalau saja kau berlari lebih cepat kita mungkin masih bisa mendapatkannya"
Carter mengangkat kepalanya dan menatap Londa tajam, Londa menaikkan sebelah alisnya dan menunggu Carter melanjutkan perkataannya.
"Sudahlah, aku malas berdebat denganmu" Carter pun bangkit dari kursinya
"Kau mungkin harus memikirkan pekerjaan lain Londa, sepertinya pekerjaan ini tidak cocok untukmu" Jelasnya sambil berjalan meninggalkan Londa
"Kenapa nasibku begitu sial dipasangkan denganmu?" erangnya sambil terus berjalan
"Ada apa dengan pria paruh baya itu, kenapa selalu aku yang disalahkan saat tidak mendapat berita" gerutu Londa kesal
"Tapi mungkin Carter benar, sepertinya aku harus mencari pekerjaan lain" Londa mengangguk-anggukan kepalanya, menyetujui perkataannya sendiri.
"Apa yang sedang kau lakukan? Kau membuat orang-orang disini takut Londa dengan melihat kau berbicara sendiri" Sebuah suara membuyarkan lamunannya, Julia Hawkin berdiri menjulang di sebelah mejanya.
Julia Hawkin memiliki wajah berbentuk oval dengan pipi yang berisi, dengan tinggi 170cm dan berat 58 kg dan rambut panjang bergelombang dibiarkan jatuh di pundaknya tidak akan ada menyangka bahwa ia salah satu reporter di Majalah gosip.
Kelebihan tersebut memberi keuntungan tersendiri untuknya. Wajah cantik dan senyumnya membuatnya mudah untuk melewati setiap penjaga keamanan setiap kali ia berburu berita.
Sama seperti Londa, tahun ini adalah tahun kedua Julia Hawkin di majalah ini. Hanya saja berbeda dengan Londa, karir Julia Hawkin meluncur pesat, ia tidak lagi harus didampingi reporter senior dalam mencari berita.
Sebaliknya Julia Hawkin dipercaya untuk mengajari para reporter Junior dalam mencari berita. Kelemahan Julia Hawkin hanya satu, ia sangat membenci Londa
"Aku tidak tahu kau suka Teater Londa"
Julia Hawkin mengambil selebaran berisi pengumuman pertunjukkan teater.
"Kau memang tidak tahu apa-apa tentangku Julia Hawkin"
Londa menarik brosur tersebut dari tangan Julia Hawkin dan menutup layar laptopnya, memasukkan laptop dan brosur tersebut ke dalam tas, lalu beranjak bangun dari tempat duduknya.
"Aku kasihan melihat Carter, padahal dia adalah reporter handal, kesalahan dia hanya satu, berpasangan denganmu" ujar Julia Hawkin sinis.
Londa menghentikan kegiatannya sesaat sebelum mengaitkan tas di punggungnya.
"Kau benar, aku juga kasihan melihatmu, apakah tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain mencari perhatianku?"
Londa menatap Julia Hawkin heran, sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Julia Hawkin yang menggeram kesal di belakangnya.
"Hei dengar aku sedang tidak mencoba menarik perhatianmu, aku hanya kasihan melihatmu" teriak Julia Hawkins pada Londa yang perlahan menghilang di balik pintu keluar.
Londa berdiri di depan pintu besar gedung bertingkat itu, terlihat beberapa orang berlalu lalang melewati pintu yang dijaga oleh petugas keamanan gedung tersebut.
Angin bertiup cukup kencang sore itu, menerbangkan rambut-rambut kecil di keningnya.
"Apa yang harus kulakukan sekarang"
Londa menghembuskan nafas kencang dan mengangkat brosur yang sekarang menari-nari di tangannya karena tiupan angin sore itu.
"Aku harus melakukan sesuatu sebelum ada kematian lagi, tapi David pasti akan membunuhku jika tahu aku menghilang lagi" ujar Londa dalam hati, wajahnya tampak bimbang untuk beberapa detik, sebelum akhirnya mengambil keputusan lain
"Tapi persetan dengan David, toh cepat atau lambat dia tetap akan memecatku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertunjukan Terakhir
Mystery / ThrillerSeorang pemain teater tewas tertimpa lampu saat pertunjukan. Tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Dua minggu sebelumnya, pemain lain mati karena serangan jantung di panggung. Londa seorang wartawan majalah gosip, melihat kega...