Suasana kafe sore itu tampak ramai oleh para pengunjung, beberapa tampak menikmati makanannya, yang lain sibuk mengobrol dan bersenda gurau dengan kelompoknya. Ethan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan di cafe itu, jumlah pengunjung sudah berkurang dibandingkan saat jam makan siang tadi, itu artinya dia bisa beristirahat sekarang.
"Apakah semua orang sudah beristirahat, Haley?" tanya Ethan pada Haley, kepala dapurnya
"Tinggal kau saja yang belum boss" sahut Haley
"Aku akan beristirahat, Jika ada yang mencariku, aku di pintu belakang
Ethan melepaskan apron di badannya dan menggantungnya di tempat khusus para karyawan menaruh sementara saat istirahat makan siang. Ethan memang tidak pernah mengijinkan karyawannya untuk menggunakan apron saat istirahat, ia tidak ingin apron yang digunakan untuk melayani tamu kotor atau berbau rokok.
Ethan baru saja membuka pintu belakang dapur dan menyalakan rokok di tangannya, ketika muncul seorang yang tidak asing berjalan mondar-mandir di balik pintu dapurnya.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya Ethan tanpa bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Londa menghentikan langkahnya dan berbalik kepada Ethan yang berdiri dengan pintu yang setengah terbuka di belakangnya.
"Syukurlah akhirnya kau keluar?" Ucap Londa pendek
"Kau memang selalu tepat waktu untuk merokok namun tidak untuk lainnya"
Londa melirik jam di pergelangan tangannya. Ia baru saja akan protes ketika Londa kembali bertanya padanya
"Apa yang harus kita lakukan Ethan?" Tanya Londa sambil kembali berjalan mondar mandir di hadapan laki-laki tersebut.
Ethan menyalakan rokok di tangannya, menghisapnya dan menghembuskannya perlahan.
"Aku tidak mengerti maksudmu? Apa? Melakukan apa?" Tanya Ethan tidak mengerti.
Perempuan itu tidak menjawab atau lebih tepatnya tidak benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan Ethan padanya.
"Aku tidak mungkin datang ke tempat mereka dan mengatakan bahwa pemain utama mereka akan mati nanti" Ujar Londa putus asa.
"Mereka akan mengira aku adalah orang gila yang sedang meracau dan membuatku diusir dari sana" sahut Ethan, setelah akhirnya mengerti apa yang sedang dibicarakan perempuan ini.
Mata Londa menatap Ethan ngeri, entah apa yang sedang dibayangkan perempuan ini. Ethan menghisap rokoknya sekali lagi dan menghembuskannya ke arah berlawanan dari tempat Londa berdiri.
"Tidak ada yang dapat kita lakukan Londa, selain berdoa" jawab Ethan pendek.
"Berdoalah agar pembunuh tersebut mengubah pikirannya dan tidak jadi membunuh pemain itu" sambungnya lagi
"Jangan bercanda Ethan, ini menyangkut nyawa seseorang" Sahut Londa kesal
"Aku tidak bercanda Londa, apa yang dapat kita lakukan menurutmu?" tanya Ethan serius
"Kau mau kita datang ke pemain tersebut dan memintanya untuk tidak tampil jika tidak ia akan mati, begitu?" tanya Ethan, Londa tidak menjawab
"Orang itu akan menganggap kita sakit jiwa Londa, dan kalau nantinya laki-laki itu mati setelah kita memberitahunya kau akan dicurigai karena kau tahu dia akan mati, dan bukan tidak mungkin kau akan ditangkap dan dituduh sebagai pembunuhnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertunjukan Terakhir
Mystery / ThrillerSeorang pemain teater tewas tertimpa lampu saat pertunjukan. Tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Dua minggu sebelumnya, pemain lain mati karena serangan jantung di panggung. Londa seorang wartawan majalah gosip, melihat kega...