07❤️‍🩹

42 7 3
                                    

[Hey, Davin!]
.

.

.

.

.

By ©Kreepysoul


Bukan salah Shaquille yang mengendarai motor terlalu cepat. Toh, dirinya melaju disaat lampu rambu lalu lintas berwana hijau.

Salahkan pengendara motor dari sebelah yang melaju kencang saat lampu rambu lalu lintas dari sebelah kiri seharusnya berwana merah.

Mungkin para pengendara motor dapat memahami. Bayangkan saja, Shaquille yang sedang berjalan lurus di perempatan tiba-tiba ditabrak dari sebelah kiri. Karena kecerobohan.

"Cal.. apanya yang sakit?"

Shaquille sudah tak sanggup bicara, karena ia yang paling terluka parah. Tabrakannya cukup brutal, walaupun Calva tidak terlalu terluka.

"Kaki gue cuma lecet. Lo sendiri, kaki lo berdarah.." ujar Calva lirih, ia tak kuat melihat dan mencium bau anyir darah di kaki Shaquille. Ia pun menangis karena menahan rasa perih di kakinya yang keseleo dan penuh lecet itu.

Para pejalan kaki trotoar dan beberapa pengendara menepi dan membantu kedua insan yang terkulai lemah itu.

Dimana pelaku tabrakan tadi? Langsung melenggang pergi tak tahu kemana dengan kecepatan tinggi.

"Dek, bisa berdiri gak?" Tanya salah satu pejalan kaki yang menepi sambil mengulurkan tangan. Shaquille mengangguk dan berdiri dengan bantuan orang-orang.

Awan yang tadinya menunggu di depan apartemen dan sudah melihat Shaquille dan Calva di perempatan, saat kejadian tadi dilihat olehnya, reflek Awan berlari kearah keramaian yang mengerubungi Shaquille dan Calva. Dia juga sempat hampir keserempet karena tiba-tiba lari ke tengah jalan raya.

"Shaquille! Calva!" Teriak Awan yang sudah berlari secepat mungkin ke TKP, panik dengan kejadian didepan matanya secara tiba-tiba.

"Si Shaquille, Wan.." merasa ngilu melihat kedua temannya terkapar, Awan langsung bergerak cepat menelepon ambulans. "Jangan banyak ngomong dulu Cal. Gue lagi panggil ambulans,"

•°✶


Sen yang mendapat telepon dari Awan bahwa Calva dan Shaquille berada di rumah sakit terdekat langsung menancap gas motor dan mengendarainya dengan kebut-kebutan, paling panik jika sepupunya itu terkena musibah.

"Caa!" Sen membuka pintu ruang inap dengan brutal, membuat Shaquille dan Calva yang sedang makan oreo hampir tersedak karena terkejut.

"Waalaikumsalam, ada apa Sen?" Bukan hanya para korban tabrak lari yang ada di ruangan itu, ada Awan, Gisel, dan Shafa. Dan yang tadi berbicara adalah Awan.

Sen menatap Calva lamat-lamat, sedangkan yang ditatap hanya sibuk dengan oreo dan laptop yang memampangkan aplikasi Word.

"Elu kok gak nangis?" Tanya Sen sembari berjalan kearah Calva, lantas meletakkan punggung tangannya di dahi Calva.

"Gue udah nangis tadi, sekarang mah ya santai aja." Ucap Calva tanpa mengalihkan pandangan dari laptop, Awan yang melihat Sen ngambek karena tidak diperhatikan langsung mengambil laptop yang dipegang Calva.

"Lo ngobrol dulu sama Senja, buat tugas gue sama Gisel aja yang kerjain," belum selesai Awan berbicara, omongannya terpotong dengan gebrakan pintu lagi dari tamu yang tak diundang.

Hey, Davin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang