4

3.2K 293 17
                                    

"Chika," panggil Zeernan dengan lembut. Tangannya mengusap rambut Chika yang kini masih tertidur lelap. Dia ingin membangunkan Chika karrna hari sudah pagi dan Chika harus segera sarapan dam meminum vitamin yang diberikan dokter kemarin. Chika melenguh saat merasa tidurnya terganggu.

"Bangun, udah pagi. Kamu sarapan dulu," kata Zeernan. Chika menggeleng tanda menolak.

"Aa~" Chika merengek, saat Zeernan dengan sengaja malah menarik tangannya yang membuat Chika jadi bangun dari rebahan.

"Ayo makan," kata Zeernan.

"Aku ngantuk."

"Makan dulu, nanti bisa tidur lagi kalau udah makan."

"Aku mau ke kamar mandi dulu," kata Chika.

"Eh!" Chika terkejut dengan perbuatan Zeernan yang tiba-tiba menggendongnya ala bridal style.

"Turunin, aku bisa jalan sendiri," pinta Chika.

"Sstt, diem." Zeernan membawa Chika ke dalan kamar mandi dan mendudukannya di atas toilet. "Cepet cuci muka kamu," kata Zeernan.

"Ngapain masih di sini? Keluar dulu, aku malu kalau kamu masih di sini," kata Chika.

"Oke. Buruan ya." Zeernan akhirnya memilih keluar kamar mandi menunggu Chika di atas kasur sambil mengecek berkas-berkas di ponselnya.

~~~

Dentingan suara alat makan kini terdengar di meja makan. Akhirnya Chika dan Zeernan makan bersama di meja makan. Baru pertama kali ini Chika mau makan bersama Zeernan di sini. Biasanya dia akan memilih berdiam di kamar, enggan bertemu dengan Zeernan.

Chika menunduk fokus dengan makannanya, sedangkan Zeernan sesekali melirik ke arah Chika. Chika menyadari hal itu, jujur dia malu jika di perhatikan seperti itu, jantungnya berdegub kencang sudah seperti sedang di sidang saja. Chika mencoba ikut melirik ke arah Zeernan.

NJIR! Chika jadi merutuki dirinya sendiri karena melirik di waktu yang tak tepat. Karna saat dia melirik ke arah Zeernan ternyata Zeernan juga sedang menatapnya, hal itu membuat mata mereka berdua bertemu. Chika buru-buru mengalihkan pandangannya dan kembali fokus ke makanannya.

"Saya setelah ini ada kerjaan. Jadi kamu di rumah aja jangan kemana-mana. Kalau butuh apa-apa panggil Bi Emi," ungkap Zeernan.

"Iya."

Zeernan bangkit dengan membawa piringnya yang sudah kosong. Diletakkannya piring itu di wastafel. Kemudian dia pergi ke lantai atas, entah mau apa. Chika memperhatikan punggung Zeernan sampai menghilang. Dia baru menyadari jika lelaki itu sudah berpakaian rapi dan siap pergi. Chika mengembuskan napas berat. Dia akan kembali di rumah sendirian. Tak adanya ponsel membuat dirinya sangat bosan sebenaranya. Kenapa ponselnya harus ikutan hilang disaat keadaan seperti ini. Ingin beli baru? Chika tak punya uang sepeserpun.

"Ini vitamin kamu. Jangan lupa di minum selesai makan." Zeernan meletakkan tablet obat itu di meja.

"Saya akan pergi sekarang jaga diri baik-baik di rumah."

Cuph!

Mata Chika terbelalak akan tindakan Zeernan yang tiba-tiba saja menciumnya. Chika mengedipkan matanya beberapa kali untuk mengumpulkan kesadarannya. Dilihatnya sekarang Zeernan sudah tak ada di sisinya. Chika menggigit bibir dalamnya dan merasakan panas di kedua pipinya.

~~~

"Pa, Ma, Zeernan mau nikah," kata Zeernan tiba-tiba.

Uhuk! Uhuk!

Papa Zeernan yang sedang meminum kopi miliknya samapi tersedak mendengar penuturan sang anak. Mata Mama Zeernan juga malotot tak percaya bahkan mulutnya terbuka lebar.

"Kamu mau nikah?" Tanya Papa Zeernan memastikan.

"Iya."

"Yakin?"

"Yakin Pa!"

"Ppffttt HAHAHAHAHAH~" suara tawa ayahnya menggelegar mendengar keinginan anaknya.

"Kamu mau nikah sama siapa? Pasangan aja ga punya HAHAHAH~" papa Zeernan tak habis pikir dengan anaknya yang tiba-tiba pagi ini datang ke rumah dan mengatakan ingin menikah. Kesambet apa anaknya ini.

"Ck, Zeernan serius Pa," kesal Zeernan pada Papanya yang terkesan seperti meledeknya.

"Memangnya siapa wanita yang berhasil buat kamu ingin menikah Zee?" Tanya Mama Zeernan.

"Ada Ma."

"Siapa? Kamu kenalin dulu ke kita, baru nanti kita pikirkan setuju atau tidak nya nanti," kata Mama Zeernan.

"Dia ada di Vila Zeernan."

"Loh, kamu udah tinggal serumah sama dia?" Kaget Papa Zeernan yang sudah meredakan tawanya.

"Ceritanya panjang Pa."

"Ceritain ke kita sekarang." Nada suara Papa Zeernan kini berubah menjadi serius. Zeernan menghela napas dan akhirnya menceritakan semua tentang apa yang terjadi dengan Chika pada kedua orang tuanya.

"Astaghfirullah, kasihan sekalu perempuan itu," kata Mama Zeernan merasa iba.

"Jadi sekarang dia hamil?" Tanya Papa Zeernan.

"Iya pa."

"Dan kamu yakin mau jadi ayah dari bayi itu?"

"Zeernan yakin."

"Kamu janji mau nerima bayi itu seperti anak kamu sendiri saat nanti sudah lahir Zee?" Tanya Papa Zeernan lagi.

"Zeernan yakin Pa. Keputusan ini sudah Zeernan pikirin baik-baik."

"Hufhtt~ oke satu minggu lagi kalian akan menikah. Papa akan siapkan semuanya. Dan tugas kamu sekarang, bawa perempuan itu kenalin ke Mama dan Papa langsung."



























Otw sah?

Gue gabutz ges, enaknya ngapain ya. Sekarang lagi dengerin lagu ngegalau nih, padahal ga ada yg digalauin.

Dah gitu aja maap buat typo.

Thank You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang