*Di depan sebuah gedung tua terbengkalai*
"Di sini?"
Tanya Rai melihat sekeliling. Neo mengangguk lalu mendahuluinya masuk ke dalam. Kumuh, kotor, dan berdebu. Tempat yang biasanya menggambarkan gedung tua terbengkalai, tapi anehnya berbalik dengan yang dilihat Rai
Bersih, dan tidak terlalu berdebu.
Neo terus membimbingnya masuk lebih dalam lagi hingga melihat sekitar 10 orang bodyguard berdiri dengan setelan jas hitam dan earpiece di telinga kanan mereka, di depan orang-orang tersebut ada 2 orang pria paruh baya bertumpu dengan mata ditutupi kain dan kedua tangan diikat kebelakang
Setelah Rai melihat kedua orang itu, Neo memberikan isyarat kepada beberapa orang bodyguard untuk membuka kain yang menutupi mata kedua orang tersebut.
Saat penutup mata mereka dilepas, mereka tak berhenti berbicara dalam bahasa Jepang, berteriak dan mencaci maki pada orang-orang di sana, lalu kemudian mereka terdiam ketika melihat Rai berdiri di sana tanpa ekspresi
Rai kemudian tersenyum dan bertepuk tangan lalu tertawa terbahak-bahak "HAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHA" Suaranya menggema diseluruh gedung membuat semua orang kecuali Neo merinding.
Setelah berhenti tertawa, Rai kemudian menendang sekuat tenaga salah satu dari kedua pria itu hingga tersungkur kebelakang
"Uhuk..uhukk"
Karena tendangannya yang kuat pria tersebut tak kuasa kembali berdiri, dia hanya merasakan nyeri yang sangat amat hebat di dadanya
"Haaa~ kalian tau apa yang kalian perbuat?"
Tanya Rai mendekati pria yang masih dalam posisi bersimpuh . Rai sengaja berbicara dalam bahasa Indonesia agar pria tersebut tidak mengerti. Alhasil pria tersebut semakin marah dan terus-menerus bertanya siapa Rai sebenarnya, pria tersebut bahkan menawarkan sejumlah uang yang tak sedikit padanya untuk melepaskannya"Pfftt"
Rai berusaha menahan tawanya lalu kemudian dia meludahi wajah pria itu "siapa bayar siapa?" Ucapnya dengan nada setengah berbisik lalu berbalik badan dan berjalan menjauh"Rai?"
Tanya Neo kebingungan"Lakukan seperti biasa. Gue harus balik ke kantor lagi. Istri gue agak keras kepala, jadi dia pasti masih di sana" ucapnya menoleh ke Neo
.
Karena sudah sore menjelang malam, beberapa orang di kantornya sudah pulang, sedangkan beberapa lainnya masih bekerja lembur. Rai memasuki kantornya dan melihat sekeliling, dia juga melihat ada Harry yang masih berada di meja kerjanya seperti sedang menunggu sesuatu.
Setelah melihat Rai datang, Harry kemudian memasukkan laptopnya ke dalam tasnya lalu pergi.
"Thanks"
Ucap Rai saat berpapasan dengan Harry.Kemudian dia membuka pintu ruangannya perlahan dan melihat Bella sedang duduk di kursinya sambil memeluk tasnya.
Jantung Bella berdebar sangat kencang saat dia melihat Rai berada di pintu. Gelisah, cemas, dan takut. Semua perasaan itu hilang ketika dia melihat wajahnya.
Dia pun melihat Rai mendekatinya perlahan dan membelai lembut rambutnya sambil tersenyum, "ya, wajah yang seperti ini" pikirnya dalam hati ketika melihat ekspresi Rai.
"Mau pulang?"
Tanya Rai.Bella mengangguk, matanya mulai berlinang air mata menatap Rai.
Rai kemudian mengambil tas yang dipeluk Bella dan membawanya, dia juga menggandeng tangan Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is Perfect
AcakKarena perceraian orang tuanya, Bella merasa tidak percaya diri dalam menjalani pernikahan. Ketakutan akan rasa cinta yang lama-kelamaan pudar selalu menghantui pikirannya, membuatnya menjadi pribadi yang keras dan tidak konsisten dalam hubungan. Hi...