Sebelum baca, boleh author minta bintang nya?(人 •͈ᴗ•͈)
Makasii(´ε` )
____________________
Malam harinya, setelah selesai makan malam. Jisoo dan ibunya duduk diruang tamu, berharap seseorang yang mereka tunggu menampakkan batang hidungnya. Tetapi setelah 2 jam berlalu yang ditunggu tak kunjung datang.
"Udah 2 jam kita tunggu bu, mungkin Ayah ga pulang seperti yang sudah-sudah." Ucap Jisoo saat melihat ibunya masih betah menatap pintu utama.
Arum menghela nafasnya, yang dikatakan Jisoo ada benarnya. Hansol memang jarang sekali menginap di rumah, suaminya itu sering bermalam di kantornya dengan alasan tidak mau melihat dirinya dan Jisoo yang akan membuat emosinya semakin menjadi.
"Kamu tidur duluan aja sayang, ibu masih belum ngantuk."
Jisoo menggelengkan kepalanya, "Enggak, ibu harus istirahat. Ayah ga akan pulang, bu."
Arum menatap Jisoo dengan tatapan sendunya, dia pun mengusap pipi lebam Jisoo. Hatinya sangat sakit melihat Hansol menyakiti putrinya sendiri. "Maafin ibu yang ga bisa lindungi kamu, sayang."
Air mata Arum menetes begitu saja saat membayangkan betapa kerasnya tamparan yang dilayangkan Hansol kepada putrinya sehingga membuat pipi dan bibir Jisoo terluka.
Jisoo kembali menggelengkan kepalanya, "Ibu ga salah. Jisoo yang salah karna gagal dalam olimpiade kali ini." Ucapnya sedih.
"Sayang, dapat peringkat berapapun kamu, itu bukan suatu kegagalan. Kamu udah berusaha semaksimal mungkin dan kamu udah bikin ibu bangga dengan itu."
"Saat kita gagal bukan berarti kita berakhir, kamu percayakan, kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda?" Tanya Arum dengan mengelus surai panjang anak gadisnya.
Jisoo menganggukkan kepalanya, kata-kata ibunya selalu menenangkan hatinya. Jisoo pun membatin didalam hati, sebenarnya aku capek ngerasain ini, Bu. Aku kesepian, aku benar-benar ga punya siapa-siapa selain ibu. Aku minta sama Tuhan semoga ibu panjang umur.
"Kamu dengar, kan, apa yang ibu bilang barusan?"
"Hah?" Lamunan Jisoo buyar saat ibu menepuk pipinya pelan.
Arum tersenyum, "Besok kalo ayah udah pulang, kamu minta maaf ya? Ibu ga mau liat kamu saya ayah berantem terus."
Jisoo menghela nafas berat sembari menganggukkan kepalanya. Walaupun dia sangat malas meminta maaf kepada ayahnya, tetapi dia akan lakukan demi ibunya.
"Udah larut Bu, lebih baik sekarang kita tidur." Jisoo pun beranjak dari tempat duduknya dan mendorong kursi roda ibunya.
Setelah mengantarkan ibunya ke kamar, Jisoo pun menaiki tangga menuju kamarnya yang ada dilantai dua. Dia mengusap pipinya yang sedikit nyeri, langkah Jisoo pun terhenti saat mengingat perkataan Taehyung tadi sore kepadanya.
"Jangan lupa dikompres, buat ngilangin bengkaknya."
Alhasil Jisoo kembali menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur. Diapun menyiapkan air kompres nya, saat Jisoo sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ICE GIRL [ON GOING]
Teen FictionBenang kusut yang terjadi antara dirinya dan sang Ayah mampu merubah watak Jisoo dari yang dulunya gadis periang dan memiliki senyuman yang indah menjadi gadis dingin dan tak berperasaan. Senyuman yang dulu sangat sering dia tampilkan sekarang tidak...