Mimpi penuh Air mata

16 0 0
                                    

Ada kabar mengejutkan bahwa Dia meninggal.

Tenteku sendiri yang mengabarkannya.
Sapapun tak akan bisa mempercayainya .

Kaget hampir pingsan bahkan masih terlalu sulit mencerna bahwa berita kematiannya itu nyata.

Ku buka riwayat Chat kami sebelumnya.

Jelas - jelas aku masih mendapatkan balasannya kemarin malam setengah sembilan, barulah 23 jam dia belum menjawab.

Walau gelombang gelisah dan kerinduan sudah tak terbayangkan lagi.

Dia yang selalu rutin chat di 4 jam tertentu, yaitu pagi sekitar jam 8, lalu siang, sore stelah pulang kerja dan malam saat dia nongkrong sekitar jam 9 malam di rumah Mas Kadir , Ayah Fatin.

23 jam tak ada kabar.

Bagaimana mungkin dia meninggal??

Bagaimana mungkin Chat kemarin itu adalah yang terakhir??

Tanteku terburu - buru memintaku untuk bersiap - siap.

Aku semakin terkejut , kenapa bersiap??

Tanteku bilang, dia adalah saudara jauh kami. Jadi kami harus menempuh perjalanan ke Solo untuk melayat.

Itulah kecepatan dalam mimpi, naik kereta api begitu sekejap mata.

***

Aku sudah diajak oleh tanteku masuk ke sebuah Rumah Sakit.

Masih tidak percaya, aku bertanya dimana lokasi rumah sakit ini.

Tentu Tanteku memandangiku dengan wajahnya yang penuh keheranan dan lelah.

Sampai kapan aku akan bertanya ini benar di Solo atau bukan ?

Orang orang di sekitarku nampak menggunakan bahasa yang sangat familiar dengan ucapan yg sering dia katakan.

Kosakata tanah jawa tengahan dan sikap yang ditunjukan khas gaya orang jawa tengah.

Aku hanya menuruti kemana langkah tanteku.

Hingga sampai disebuah kamar yang penuh dengan orang - orang bersedih.

Hatiku mulai kacau , langkahku sangat berat dan sulit untuk melanjutkan apa yang harus ku lihat.

...

Tanteku sibuk bersalaman dan memberikan dukungan pada orang yang ada disana.

Aku melangkahkan kakiku setapak demi setapak.

Akhirnya aku sampai di dekat sebuah ranjang yang ditutupi kain putih.

Seseorang sedang memeluk tubuh diatas tempat tidur yang tertutup itu.

Ada seorang gadis memanggilku sambil menangis.

Dia menyebut namaku dengan pilu. Menumpahkan segala hal yang menjadi bebannya hanya dengan menyebut namaku.

Dia sangat mengenalku??

Kenapa aku sulit sekali mengenalinya, tapi hatiku terasa sudah sangat dekat dengan dia.

Seorang pria yang mungkin adalah suami gadis itu atau ayah fatin. Membukakan kain penutup sambil menunjukannya padaku.

Wajah dari pemilik tubuh diatas tempat tidur itupun terlihat.

Tak ada air mata yang keluar tapi hati ku terasa sangat banjir, meluap entah apa yang terjadi.

Aku mendekat dan sontak membuka seluruh penutup. Memastikan dia orang yang ku kenal.

Wajahnya..

Itu adalah wajahnya

Potongan rambutnya , alisnya semua masih sama dengan foto video yang dia kirim beberapa hari lalu.

Diary Mimpi Bukan Untuk UmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang